Niat penggusuran didukung banyak pihak terutama pihak yang tidak digusur. Namun niat penggusuran tidak didukung warga Bukit Duri yang akan digusur apalagi akibat tanah dan rumah eh, maaf: gubuk yang akan digusur masih dalam proses hukum yang sedang diproses oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan PTUN Jakarta Selatan.
Ternyata genderang penolakan penggusuran di Bukit Duri, bukan hanya disuarakan oleh para warga namun juga para pemusik. Para pemusik yang biasa berkumpul dalam satu wadah di Sanggar Ciliwung menolak penggusuran dengan mempergelar Konser Musik Penderitaan Rakyat.
Para pemusik Sanggar Ciliwung di Bukit Duri memainkan musik dengan alat seadanya. Panci penggorengan, seng, kayu, gitar dan angklung bersatu-padu mengalunkan musik penderitaan rakyat di atas sebuah truk bodol.
Kemudian para pemusik kecuali penyanyi terpaksa menggunakan penutup mulut dengan masker, kaos dan saputangan agar tidak menghirup kemelut deru campur debu yang merajalela akibat angkara murka alat berat raksasa monster penggusur.
Selain ikut menyanyi, para warga juga memberikan bunga pada Satpol PP dan personel Polres Jaksel. Saya yang hadir pada saat pergelaran Konser Rakyat Bukit Duri mengagumi musik yang ditampilkan sebagai ungkapan penderitaan yang benar-benar tulus langsung ke luar dari lubuk sanubari terdalam rakyat yang sedang menderita.
Yang mengejutkan adalah komentar-komentar terhadap upaya para seniman melawan penggusuran tanpa kekerasan. Demi menjaga etika, saya hapus identitas sang pemberi komentar termasuk identitas palsu yang kini memang sudah mengkaprah di media sosial.
Meski di dalam pemberitaan tentang konser rakyat Bukit Duri, nama Ahok tidak disebut namun sungguh mencurigakan bahwa justru nama Ahok diutamakan dalam komentar-komentar terhadap konser rakyat Bukit Duri misalnya yang saya copy-paste sebagai berikut:
"Orang2 bodoh biarkan dirinya dieksploitasi sama politisi yang cari popularitas semu. Inilah keunggulan Ahok, berani dan berjalan diatas resiko. Gub DKI sejak Indonesia merdeka dulu kalo kerjaannya beres, gak akan begini jadinya. Lanjut Ahok."
"Jakarta adalah ibukota negara, dul...., bukan kampung kumuh. Yg dilakukan pemda dki sudah benar... relokasi, bukan hanya mengusir semata. TOLONG ANDA YG HOBI PROTES... SILAHKAN BERIKAN SOLUSI YG LEBIH BAIK UNTUK PENATAAN JAKARTA... JANGAN CUMA OMONG DOANG TANPA SOLUSI."
"Masalahnya bukan gusur apa tidak..tertibkan apa yg melanggar....nyadar sdh brapa tahun tinggal di tanah bukan miliknya tanpa dikenakan sewa... gampang nerangin org bodoh yg susah nerangin org yg keras kepala apalagi ditmbh bodoh..ampun..."
" Wajar dong di gusur klo bukan hak nya ..."
"Bangunan liar di bantaran sungai digusur diprotes, tapi kalo banjir pasti diprotes juga. manusia2 yang otaknya tidak nyambung."
"Beresin terus pa ahok, sebelum pilkada karena kalo dua calon pasangan lawan pa ahok menang pasti jakarta tambah kumuh lagi, karena merekaka anti penggusuran jadi mereka calon pemimpin yg seneng lihat wilyahnya kumuh dan masyaraktnya hidup ditmpat yg kumuh juga hehe..."
"semua bakal digusur demi jakarta tdk banjir, Ahok maju terus pantang mundur."
Bahkan ada yang tak segan melibatkan Tuhan dengan berkomentar: "Tuhan pasti membantu orang yg benar. bukan orang yg suka nyerobot tanah ilegal."
Penggusuran Bukit Duri ternyata diangkat menjadi kampanye mendukung Ahok jauh sebelum masa kampanye pilgub Jakarta resmi ditetapkan KPU. Namun yang paling kejam adalah komentar-komentar yang langsung menghujat para pemusik sebagai sekadar pemusik murahan cari popularitas, provokator, pemberontak, teroris anti progam pembangunan pemerintah.
Sungguh mengibakan bahwa para pemusik yang sebagai rakyat tergusur hanya ingin mempertahankan sisa-sisa harga diri mereka sebagai manusia dan puing-puing harkat-martabat mereka sebagai warga Indonesia . Alih-alih dibelas-kasihani, mereka malah dihujat!
[***]Penulis adalah seorang pemusik Indonesia yang karya-karyanya telah ditampailkan di mancanegara termasuk Carnegie Hall, Sydney Opera House, Chopin University of Music, Warsawa, Konservatoriun Den Haag, Monash University, Melbourne, Esplanade Singapura, dan lain-lain.
[zul]
BERITA TERKAIT: