Selama ini praktik ilegal itu tak pernah terungkap. Sudah banyak calon haji menjadi korÂbannya. "177 calon jemaah haji (yang baru terungkap) ini ekornya, sebelumnya sudah banyak yang berangkat," ujar Ansi di sebuah acara diskusi soal haji di Jakarta, kemarin.
Dikatakan Ansi, sebagian jemaah calon haji yang berangÂkat memanfaatkan kuota haji Filipina itu mengetahui "jalan pintas" itu dari jemaah calon haji sebelumnya yang pernah menggunakan jasa
travel ilegal tersebut.
Kabar bahwa ada cara berhaji yang kilat itu sudah beredar dari mulut ke mulut, bahwa ada proÂgram haji yang cepat, aman, dan tanpa masalah "Untung sekarang terbongkar. Kalau ini tidak, kemungkinan ada penawaran lagi untuk tahun berikutnya," katanya.
Seperti diberitakan, kasus pemberangkatan calon haji ileÂgal ini terungkap ketika otoritas imigrasi Filipina menangkap 177 calon haji asal Indonesia karena gerak-gerik yang mencurigakan. Mereka hendak berangkat ke Arab Saudi menggunakan kuota haji Filipina.
Setelah dilakukan pemerikÂsaan terhadap 177 calon jemaah haji di Filipina, sebanyak 168 jemaah haji sudah dipulangÂkan ke Indonesia. Sementara, sembilan orang lainnya masih berada di Filipina untuk menÂjadi saksi dalam proses hukum di Filipina terkait pemalsuan paspor. Berikut penjelasan Ansi terkait penyidik kasus tersebut;
Berdasarkan hasil penyeÂlidikan sebenarnya seberapa kilat†pemberangkatan jeÂmaah calon haji ilegal terseÂbut?Sangat cepat. Calon jemaah haji yang berangkat Agustus 2016 itu baru mendaftar ke travel ilegal pada Mei 2016. Padahal, untuk pemberangkaÂtan haji reguler yang resmi di Indonesia butuh penantian 18 tahun untuk bisa beribadah di Tanah Suci.
Mengapa bisa secepat itu?Karena para pelaku memanÂfaatkan Filipina sebagai negara transit. Kuota haji Filipina itu cukup besar, sementara yang mendaftar haji hanya sedikit. Makanya bisa cepat.
Memang berapa jumlah kuota milik Filipina, dan beraÂpa yang digunakan?Jumlahnya saya kurang hafal, mungkin lebih tepat jika ditanyaÂkan kepada Kemenag. Pastinya masih sisa cukup banyak, seÂhingga bisa digunakan oleh jemaah asal Indonesia. Sangking banyaknya dugaan kami kuota tersebut juga bisa digunakan oleh negara lain.
Memang saat di Indonesia tidak bisa terdeteksi akan berangkat haji menggunakan kuota haji milik Filipina?Tidak bisa. Mereka itu pergi ke Filipina seperti biasa, menjalani proses keimigrasian seperti orang pada umumnya, sehingga secara administrasi tidak ada masalah. Pas sampai Filipina baru mereka ganti identitas yang sama sekali berbeda. Makanya sebelumnya enggak kelihatan indikasi ke arah sana.
Kalau 700 orang jemaah haÂji lain yang juga lewat Filipina bagaimana?Modus dan prosesnya sama dengan yang 177. Bedanya kan kalau mereka sudah samÂpai ke tanah suci. Untungnya, karena sebelumnya sudah ada kasus jemaah haji ilegal yang terbongkar, kami jadi bisa lebih sigap.Kementerian Luar Negeri (Kemlu) sudah bertindak unÂtuk menyaring para jemaah itu saat pulang melalui Filipina. Sehingga diharapkan mereka bisa segera dipulangkan, dan diproses di Indonesia.
Dari 700 jemaah itu ada berapa yang sudah teridenÂtifikasi?Saya belum dapat infonya. Ada tim di sana menyaring dan mengelompokan mereka. Tapi kesepakatan dengan pemerintah Filipina, tidak ada pemerikÂsaan di Manila. Mereka hanya dikelompokan saja.
Lalu perkembangan kasus 177 jemaah haji sendiri sudah sampai mana?Sesegera mungkin kita lagi proses melakukan upaya paksa. Tersangka WNI ini masih ada yang berada di Filipina.
Nah di sana ada enam orang pemilik travel, jadi di antara travel itu ada yang dua tersangkanya. Kemungkinan itu bisa berkembang lagi karena proses penyidikan kan masih berlangsung.
Sudah ada yang resmi diÂtahan?Belum. Sekarang kami masih melakukan pemeriksaan dulu. Sebab ada kemungkinan terÂsangka lain yang akan dijerat. Petunjuk mengenai tersangka baru îtu bisa terungkap dari hasil pengembangan pemerikÂsaan para saksi dan tersangka ini. Tapi kami sudah melakukan gelar perkara minggu lalu. Saat ini koordinasi masih terus kami lakukan dengan seluruh kemenÂterian terkait serta dengan pihak Filipina untuk menentukan langÂkah selanjutnya. ***
BERITA TERKAIT: