Pria yang memakai baju merah dan bercelana pendek itu mendaÂtangi loket pendaftaran pasien. "Saya mau daftar atas nama pasien Sumarni Situmorang," ucap Juli kepada resepsionis.
Menanggapi permintaan Juli, sang resepsionis kemudian menÂjelaskan, operasional rumah sakit sedang dihentikan. "Saat ini tidak ada operasional, Pak. Sementara ini akan kami rujuk ke tiga rumah sakit di dekat rumah sakit ini," jelas Rahman, resepsionis yang menerima Juli.
Rahman kemudian memÂberikan penjelasan lebih lanjut kepada Juli. Dia tidak bisa meÂmastikan, kapan rumah sakit akan beroperasi seperti biasa. Namun, Rahman meminta Juli meninggalkan nomor teleponÂnya agar sewaktu-waktu bisa dihubungi.
Usai mendapat penjelasan, Juli bergegas keluar. Kepada
Rakyat Merdeka, dia mengaku ingin mendaftarkan ibunya yang sudah berobat selama lima tahun teraÂkhir di rumah sakit tersebut.
Selama itu, Juli mengaku mendapat pelayanan yang baik dari rumah sakit ini. Dia tak mengetahui mengenai isu suap pihak rumah sakit kepada pihak Pemprov DKI Jakarta. "Ibu saya sudah lama berobat di sini," ucapnya.
Bahkan, lanjut Juli, sebeÂlum ada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dia masih memakai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan dilayani dengan baik. Juli berharap, ruÂmah sakit ini segera beroperasi seperti biasa. "Soalnya, repot kalau harus ganti rumah sakit, ganti dokter lagi. Sementara riwayat medis ibu saya di sini semua," ucapnya.
Dari pengamatan pada Sabtu pekan lalu, bukan hanya Juli yang masih mendatangi rumah sakit di Jalan Kali Pasir Nomor 9, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat itu. Hingga sore hari, masih ada sejumlah pasien yang datang ingin mendaftar berobat.
Suroso, pasien lainnya, menÂgaku sempat mendengar kabar mengenai penutupan rumah sakit MMA. Namun, dia ingin mengecek langsung ke rumah sakit tersebut. Sebenarnya, jadÂwal kontrolnya Senin. Tapi, dia datang pada Sabtu (10/9).
"Karena dokternya biasanya ada hari Sabtu" terang Suroso yang datang bersama istrinya. Suroso mengaku menjalani dua kali operasi di rumah sakit terseÂbut. Sehingga, akan mencoba kembali datang ke rumah sakit itu. "Mata kanan saya baru diÂoperasi di sini. Mudah-mudahan segera dibuka lagi rumah sakit ini. Saya juga sudah meninggalÂkan nomor telepon saya, semoga cepat dihubungi," harapnya.
Dari pihak rumah sakit, dua orang petugas masih siap di bagian pendaftaran. Selain bagian pendaftaran, instalasi farmasi juga masih buka dan dijaga dua petugas.
Di bagian ruang tunggu beruÂkuran 8x8 meter persegi, bangku-bangku kosong berjejer sebanyak sembilan baris. Tak ada antrean. Di ruangan ini terdapat tiga bagian loket pendaftaran, yakni peserta BPJS, pribadi/perusahaan dan loket verifikasi BPJS. "Kita di sini sifatnya
stand by saja. Misalkan ada pasien datang, kita memberikan informasi dan meruÂjuk ke rumah sakit terdekat," jelas Rahman, petugas resepsionis.
Dia menambahkan, operaÂsional rumah sakit tertutup bagi pasien rawat inap dan rawat jalan. Sementara bagi pasien yang ingin mengambil hasil meÂdis, seperti foto rontgen maupun pelayanan farmasi, masih tetap dilayani. "Jam kerja tetap seperti biasa, kami nanti gantian shift jam lima sore. Selanjutnya tetap ada yang bertugas," ucapnya.
Tidak tampak pengumuman besar yang menjelaskan bahwa operasional rumah sakit sedang dihentikan. Hanya di bagian depan sebelum masuk ke bagian pendaftaran, di tembok sebelah kanan, pihak rumah sakit menemÂpel sebuah kertas pengumuman.
Isinya, "Berdasarkan surat dari Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Ibu Kota Jakarta Nomor 3894/-1.779.3 Tanggal 05 September 2016. Maka, dengan ini kami memoÂhon maaf tidak dapat memÂberikan pelayanan kesehatan (poliklinik) kepada pasien RSU Menteng Mitra Afia".
Rahman menambahkan, pasien sementara dialihkan ke RS Ridwan Rais, RS MH Thamrin dan RS PGI Cikini. "Untuk manajemen juga tidak ada operaÂsional," ucapnya.
Sementara Bambang, petugas keamanan rumah sakit ini meÂnyebut, manajemen akan ada di rumah sakit pada Selasa (13/9). "Kebetulan tidak ada manajeÂmen, karena hari libur panjang," ujarnya Sabtu lalu.
Bukan Cuma Dugaan Suap, Ada 13 Masalah Di RS MMA
Isusuap menyeruak terkait keputusan penghentian operaÂsional Rumah Sakit Menteng Mitra Afia (RS MMA). Pemprov DKI Jakarta mengklaim, ada aliran uang dari RS Menteng Mitra Afia kepada oknum Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Uang itu diduga untuk memÂperlancar proses operasionÂal rumah sakit di Jalan Kali Pasir, Menteng, Jakarta Pusat itu. Isu suap diungkapkan staf pribadi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, Natanael Oppusunggu. Natanael menyeÂbut, ada transfer dari pihak RS MMA kepada oknum Dinas Kesehatan DKI.
Selain isu suap, Dinas Kesehatan DKI menemukan 13 masalah di RS MMA. Masalah itu, ditemukan Dinkes DKIpada 13 Juni 2016. Laporan masalah dilampirkan dalam Surat Teguran kedua dari Dinkes DKI kepada RS MMA pada 12 Juli 2016.
Dari 13 permasalahan di RS MMA, salah satunya berkaitan administrasi dan manajemen rumah sakit. Terkait masalah tersebut, Dinkes DKI menemuÂkan beberapa persoalan, mulai dari pencatatan hingga sumber daya manusia (SDM).
Dalam persoalan SDM, Dinkes DKI dalam tinjauan di lapanÂgan melaporkan, ada beberapa tenaga kesehatan seperti dokÂter, perawat, fisioterapi, bidan, apoteker dan analis kesehatan tidak ditemukan Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek atau SIP-nya.
STR merupakan bukti tertulis yang diberikan menteri kepada tenaga kesehatan yang telah diregistrasi. Sedangkan SIP adaÂlah bukti tertulis yang diberikan pemerintah daerah kabupaten/kota kepada tenaga kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik.
Terkait dokter, tercatat ada 21 dokter di RS MMA. Dari 21 dokter tersebut, tiga di antaranya masa berlaku SIP dokternya sudah habis. Dinkes DKI juga tidak menemukan STR pada 21 dokter tersebut. ***