Para sahabat menjadikan tempat ini sebagai salah satu tepat khusus untuk berdoa. Dalam suatu riwayat sebagaimana diungkapkan di daÂlam Sunan Abi Dawud, dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya berkata: "Saya (menunaikan) thawaf bersama Abdullah, ketika sampai di belakang Ka’bah, saya berkata: "Apakah kita tidak berlindung?" (Beliau) berkata: "Kita berlindung dengan (Nama) Allah dari neraka." Ketika teÂlah lewat, saya menyentuh hajar (aswad), dan berdiri di antara rukun (hajar aswad) dan pintu (Ka’bah). Maka (beliau) menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya begini dan memÂbentangkan lebar keduanya. Kemudian berÂkata: "Beginilah saya melihat Rasulullah Saw melakukannya".
Di multazam inilah biasanya kita dianjurkan untuk shalat dua rakaat setelah melakukan thawaf tujuh kali putaran. Dalam buku-buku manasik haji disuguhkan redaksi doa yang seÂbaiknya dibaca saat kita berdoa di tempat ini setelah melaksanakan shalat dua rakaat. HanÂya saja perlu hati-hati karena tempat ini sangat terbatas dan di musim haji hampir sulit shalat di pelataran Ka’bah di arah Multazam. Shalat dan doa juga dapat dilakukan dalam garis luÂrus ke belakang, tempat lebih memungkinkan kita shalat lebih aman dan tenang sambal berÂdoa secara khusyuk. Di sebelah kanan MulÂtazam di situ ada tempat air minum Zamzam yang dianjurkan untuk diminum seusai melakuÂkan thawaf.
Doa yang banyak dipanjatkan di tempat ini secara turun temurun semenjak dari masa saÂhabat hingga sekarang ialah sbb:
"Ya Allah, Tuhan kami, sesungguhnya saya adalah hambaMu dan anak dari hamba-Mu, anak budak-Mu. Engkau bawa kami dengan apa yang telah Engkau jalankan kepadaku dari makhluk-Mu. Dan Engkau jalankan diriku dari negeri-Mu sehingga Engkau sampaikan denÂgan nikmat-Mu ke rumah-Mu. Dan Engkau banÂtu kami agar dapat menunaikan manasikku. KaÂlau sekiranya Engkau ridha kepada diriku, maka tambahkanlah kepadaku keridhaan-Mu. Kalau sekiranya (belum), maka dari sekarang (beriÂkanlah) keridhaan kepadaku sebelum meningÂgalkan rumah-Mu (menuju) rumahku. Ini adalah waktu kepergianku, jikalau Engkau mengizinkÂan kepadaku tanpa (ada rasa) menggantikan dari diri-Mu, juga rumah-Mu, dan (tidak ada perasaan) benci kepada-Mu dan pada ruma-hMu. Ya Allah, Tuhanku. Sertakanlah kepada diriku kesehatan pada badanku, dan kesehatan di tubuhku serta jangalah agamaku, dan perbaiÂkilah tempat kembaliku, berikanlah rezki (denÂgan) ketaatan kepadaMu selagi saya (masih) hidup. Dan gabungkanlah untuk diriku kebaikan dunia dan akhirat. Sesungguhnya Engkau terhÂadap sesuatu Maha Mampu". ***