Filosofi & Tasawuf Haji & Umrah (10)

Ada Apa Di Dalam Ka'bah?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Kamis, 25 Agustus 2016, 09:55 WIB
Ada Apa Di Dalam Ka'bah?
Nasaruddin Umar/Net
rmol news logo Masih banyak orang pe­nasaran ada apa di dalam Ka’bah? Bangunan suci ben­tuk kubus berukuran tinggi 11,03 m dengan sisi 11,03 m x 12,62 m yang terletak di tengah Mesjid Haram masih menyimpan banyak misteri. Banyak orang penasaran ingin mengetahui ada apa dan seperti apa da­laman Ka’bah yang menjadi kiblat peribadatan umat Islam sedunia. Apakah di dalamnya ada bangunan antik, benda-benda bersejarah, atau maqam, atau benda-benda lain yang asing dari­dunia manusia. Mengapa pintunya terbuat dari emas? Mengapa tidak dibuka sepanjang masa dan hanya dibuka dalam kesempatan terten­tu saja? Apakah ada dalil melarang membuka atau mengungkapkan isi Ka’bah?

Sebenarnya bagian dalam Ka’bah tida ada apa-apa. Hanya ada sebuah meja kecil seting­gi lutut tempat duduk lampu rechargable untuk menerangi ruangan gelap. Di dalamnya tidak ada AC atau kipas angin. Lubang udara satu-satunya ialah pintunya kalau sedang dibuka. Tidak ada barang antik, tidak ada lukisan atau ukiran, tidak ada kesan mewah di dalamnya. Justru di tengah kehampaan, tidak ada apa-apa kecuali ruang kosong, membuat diri kita semakin merinding. Di dalam Ka'bah kita bisa shalat ke arah semua penjuru mata angin. Kita bisa shalat menghadap ke sekeliling tembok, Di sinilah keagungan Ka’bah, di tengah keko­songannya kita diajak untuk mengosongkan diri seperti kosongnya bagian dalam Ka'bah. Tidak ada sedikitpun kesan mewah di dalamnya memesankan betapa perlunya menghilangkan segenap kesan kemewahan duniawi saat kita menghadap ke haribaan Allah Swt. Sekiranya ada benda sakral atau benda-benda lain yang bisa menjadi perhatian menarik para pengun­jung, maka sudah barang tentu akan meng­ganggu kekhusyukan orang di dalamnya. Pasti orang-orang akan terdekonsentrasi terhadap bagunan atau benda-benda itu.

Sebagaimana disinggung dalam artikel ter­dahulu bahwa Ka’bah pertama kali dibangun atas permintaan Adam dan Hawa ketika ked­uanya baru saja diturunkan di bumi penderitaan dari syurga kenikmatan, sebagai akibat pelang­garan perintah Allah, mendekati buah terlarang. Ka’bah dibangun sebagai miniatur Baitul Mak­mur, dan Baitul makmur sendiri juga merupakan miniatur ’Arasy, istana Tuhan. Ka’bah dibangun di Mekkah oleh malaikat atas perintah Tuhan untuk memenuhi permohonan Adam dan Hawa agar dibangunkan rumah pertobatan di bumi. Adam dan Hawa mengenal fungsi rumah per­tobatan ketika keduanya bersama-sama para malaikat melakukan thawaf di Baitul Makmur. Seperti kita ketahui, para malaikat pernah mera­sa berjarak dengan Tuhan ketika mempertan­yakan kebijakan Tuhan tentang rencana pen­ciptaan manusia dalam Q.S. al-Baqarah/2:30: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantia­sa bertasbih dengan memuji Engkau dan men­sucikan-Mu?" Tuhan berfirman"Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ke­tahui". Menanggapi bahasa Tuhan seperti itu, maka para malaikat menyesali kelancangannya mempertanyakan kebijakan Tuhan, lalu mereka berthawaf mengelilingi Arasy, istana Tuhan, se­lama berhari-hari sambil menangis menyadari kelancangannya. Pada satu hari Tuhan me­nyapa malaikat dan mereka diminta untuk pin­dah di Baitul Makmur, miniatur ’Arasy, dibangun di bawah Arasy. Di situlah nenek moyang kita Adam dan Hawa ikut berthawaf bersama malai­kat dan jin. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA