Pemerataan kemakmuran memang belum berhasil hadir di persada Nusantara. Jurang kesenjangan kemakmuran alih-alih menyempit malah makin melebar. Jarak antara mereka yang kayaraya dengan mereka yang miskin papa bukan hanya tampil pada angka statistik namun juga tampak nyata pada kenyataan. Mujur, justru pada setiap 17 Agustus, kegalauan pada lubuk sanubari terasa terhibur.
Setiap 17 Agustus menggeloralah semangat pemerataan kebahagiaan dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat! Di segenap pelosok Nusantara bahkan mancanegara, setiap 17 Agustus rakyat Indonesia bersatupadu merayakan hari kemerdekaan Indonesia dalam suasana kegembiraan sebagai ungkapan rasa kebahagiaan di lubuk sanubari masing-masing atas kemerdekaan bangsa Indonesia. Tua muda, lelaki perempuan, kaya miskin, termasuk para narapidana tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersama mendirgahayu kemerdekaan bangsa Indonesia. Luapan rasa bahagia sangat nyata terasa pada Pesta Rakyat yang diselenggarakan dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat. Pesta Rakyat sama halnya dengan halal bihalal merupakan mahakarsa dan mahakarya peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia yang tiada duanya di planet bumi ini.
Hanya di Indonesia, luapan kebahagiaan rakyat atas kemerdekaan bangsa mereka diungkapkan secara penuh kegembiraan melalui Pesta Rakyat seperti lomba lari karung, lomba mengejar ayam sambil mata tertutup, lomba lari beregu terompah panjang, lomba panjat pinang atau bambi, lomba lari suami menggendong isteri atau sebaliknya, lomba makan kerupuk gantung, lomba lari mundur, lomba lari ganda kaki diikat, lomba baca puisi kemerdekaan, lomba menyanyi lagu perjuangan, lomba pidato teks proklamasi , lomba pidato makna kemerdekaan, lomba adu bantal di atas air, lomba bersiul, lomba pantun, lomba gurindam, lomba mocopat, lomba siteran, lomba musik daerah, lomba busana daerah, lomba meramu jamu, lomba masak hidangan daerah, lomba ketahanan mata tak berkedip, lomba berdiri diam, lomba merayu, lomba menirukan suara satwa, dan anekaragam lomba seolah tak kenal batas kreatifitas.
Mengharukan, menyaksikan bagaimana setiap kali pada tanggal 17 Agustus, bangsa Indonesia bersatupadu-ria dalam kegembiraan Pesta Rakyat mendirgahayu kemerdekaan Republik Indonesia.
Makin mengharukan lagi, menyaksikan rakyat tergusur bahagia dan bangga menyelenggarakan upacara pengibaran bendera Merah Putih sambil berpadu-suara menyanyikan Indonesia Raya dan membacakan teks proklamasi kemerdekaan di atas puing-puing rumah mereka yang telah rata dengan permukaan bumi akibat digusur demi pembangunan. Alangkah indahnya, apabila semangat pemerataan kebahagiaan pada tanggal 17 Agustus, merambah ke setiap hari sepanjang tahun dilanjutkan dengan semangat pemerataan kemakmuran sesuai asas kemanusiaan adil dan beradab dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai bekal perjuangan bersama menempuh perjalanan panjang menuju cita-cita terluhur bangsa Indonesia: masyarakat adil dan makmur! MERDEKA!
[***]Penulis adalah Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)
BERITA TERKAIT: