Kepastian itu, kata Rudy, berdasarkan identifikasi indera manusia, yakni dengan menunÂjukkan jenazah Santoso kepada kelompok MITyang sudah terÂtangkap dan juga keluarganya. Kini Satgas Tinombala terus mengejar sisa 19 orang pengiÂkut Santoso lainnya yang lari masuk hutan. Berikut penjelasan Rudy di Istana Kepresidenan terkait keberhasilan Satgas Tinombala;
Kabarnya Satgas Tinombala berhasil menembak mati dua gembong teroris Poso, Santoso dan Basri. Benar begitu?Iya, sudah pasti Santoso.
Bagaimana Anda memastiÂkan itu?
Yang paling meyakinkan itu ada tahi lalat di antara alisnya. Kedua ternyata setelah ada tim yang bersambung tim penjemput sudah dibawa ke Poso pesisir, diduga tersangka kedua adalah Basri. Berdasarkan identifikasi indera manusia juga, dengan menunjukkan jenazah Santoso kepada kelompok MIT yang sudah tertangkap dan juga keluÂarganya. Basri ini pernah saya tangkap ketika saya Kapolres di Poso dan (dia) sedang menÂjalani hukuman, sisa hukuman satu tahun lagi melarikan diri dari LPdi Ampana dalam kasus terorisme
Kapan pengumuman hasil identifikasinya?Mudah-mudahan nggak lama. Kalau
face match tidak terlalu lama. Tapi keputusan hukumÂnya itu harus melalui tes DNA. Kalau match dua-duanya, pasti akan kami sampaikan.
Bagaimana kronologis baku tembak saat itu?Ketika sedang berpatroli didaÂpati ada 5 orang bersenjata diduÂga DPO dari jarak 20-30 meter mereka melihat, lalu mendekati. Ketika mencoba mendekati, terjadi baku tembak dan di situlah tertembaknya dua DPO laki-laki.
Bagaimana tiga DPO yang lain bisa lolos?Tiga lolos lantaran saat itu suasananya mendung. Selain itu posisi para pelaku berada di pinggir kali, dan dua orang diduga Santoso dan Basri aktif melakukan perlawanan. Kita tembak keduanya. Yang tigÂanya belum bisa ditangkap, jadi melarikan diri. Saat ini sedang dilakukan pengejaran. Saya juga memberikan bantuan dari tim-tim yang lain untuk mengeÂjar itu.
Kapuspen TNI menyebut Tim Kostrad yang melumpuhÂkan Santoso dan Basri?Jadi tim Alfa yang melakukan penembakan terhadap Santoso itu tim Alfa 29 adalah prajuÂrit dari Batalyon 515 Jember, Kostrad. Tim Alfa itu gabungan TNI dan Polri.
Jadi di sini saya sampaikan terima kasih atas kerja samanya antara Polri dan TNI. Inilah opÂerasi pertama menangggulangi terorisme antara TNI dan Polri, dan hasilnya Alhamdulillah baik sekali.
Santoso tewas, selanjutÂnya bagaimana dengan keÂberadaan Satgas Tinombala?Satgas Tinombala tetap bekÂerja. Pengejaran akan terus dilakukan, sisanya tinggal 19 orang sekarang. Makanya kami mengimbau agar teroris yang masih bersembunyi menyerahÂkan diri.
Kepada yang 19 orang, kalau memang mau menyerahkan diri, saya jamin tidak akan ada pemukulan dan lain sebagainya. Tidak usah takut. Kami akan melakukan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, itu saja. Itu lebih baik daripada kita mencari dan lain ceritanya.
Presiden Jokowi juga berÂharap agar operasi penumpÂasan teroris tetap berjalan. Arahannya, lakukan operasi dengan baik.
Lantas, siapa yang menjadi penerus Santoso?Ali Kalora berpotensi memimpin. (Ali) Selama ini dia yang paling senior, paling lama jadi teroris di sana.
Bagaimana kekuatan merÂeka saat ini?Mudah-mudahan sampai saat ini saya belum melihat kekuatan baru, kita selesaikan ini tapi program deradikalisasi dan kontra radikal di Poso harus tetap berjalan. Kami kejar sisanya. Tapi, kelompok teroris tersebut terus melemah. ***
BERITA TERKAIT: