Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bahaya, Pintu Darurat Terhalang Bangku Rebah

Melihat Inspeksi Di Terminal Bus AKAP Jelang Mudik

Senin, 20 Juni 2016, 09:11 WIB
Bahaya, Pintu Darurat Terhalang Bangku Rebah
foto:net
rmol news logo Lagi-lagi ditemukan masalah dalam ramp check atau inspeksi keselamatan di Terminal Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terboyo, Semarang, Jawa Tengah.

Salah satunya, pintu darurat bus terhalang tempat duduk. Hal itu ditemukan dalam inspeksi yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang pada Sabtu siang (18/6).

Siang itu, suasana Terminal Terboyo, Semarang sepi. Hanya ada beberapa bus terparkir. Padahal, biasanya ada puluhan bus yang siap mengantar penumpang ke sejumlah kota, baik di dalam maupun luar Provinsi Jateng. Beberapa petugas Dishub Kota Semarang bersiap-siap melaku­kan inspeksi keselamatan.

Sejurus kemudian, muncul Bus Patas dari Surabaya, Jawa Timur yang melaju pelan-pelan memasuki terminal. Bus berkelir merah itu, berhenti tepat di de­pan ruang tunggu penumpang. Tak lama kemudian, Rudy, sang sopir bus turun untuk beristirahat sejenak.

Sebelum sempat beristirahat, pria bertubuh subur ini dice­gat beberapa petugas Dishub Semarang bersama Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto. "Maaf Pak, kita akan melakukan pengecekan bus," ujar Mukirdin, Kepala Seksi Sarana dan Keselamatan Jalan Raya Dishub Kota Semarang.

Memasang raut muka pasrah, Rudy lantas mempersilakan petugas untuk mengecek kend­araannya yang sepintas terlihat mulus itu. "Silakan Pak, bus kami masih baik kok," klaim Rudi.

Sejurus kemudian, Mukirdin mengambil alih kemudi bus dengan disaksikan Dirjen Hubdar. Gas bus diinjak dalam-dalam. Bunyi raungan bus nyaring terden­gar. Tak lama kemudian, Mukirdin memelototi speedometer dan RPM. "Bagus, masih fungsi semuanya," ujar Mukirdin.

Belum puas, pria bertubuh kurus ini lantas menjalankan bus mengelilingi terminal untuk mengecek kondisi rem dan pedal gas. "Gas dan rem juga berfungsi normal," ujar Mukirdin.

Mukirdin lantas meminta sopir menunjukkan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) un­tuk dicocokkan dengan nomor rangka bus yang berada seki­tar roda depan. Setelah dicek beberapa saat, hasilnya cocok, nomor rangka di body bus sama dengan di STNK.

Belum cukup, pengecekan ke­mudian dilakukan di dalam bus. Mukirdin, Pudji dan sang sopir lantas melihat kondisi pintu darurat yang berada di bagian belakang. Setelah melihatnya beberapa saat, Pudji tampak kurang puas karena pintu darurat terhalang kursi tempat duduk.

"Kursi di dekat pintu darurat, harusnya tidak bisa direbahkan ke belakang agar tidak meng­gangu saat evakuasi darurat," tegur Pudji kepada sang sopir.

Mendapat teguran tersebut, Rudi mengaku tidak bisa berbuat banyak karena itu merupakan kewenangan pemilik bus. "Nanti saya konsultasikan ke bos saya, semoga ada solusinya," ucap Rudi dengan wajah layu.

Hampir setengah jam memeriksabus dan tidak menemukan kesalahan fatal, Pudji lantas menempelkan sticker laik jalan di ka­ca depan. Isinya, "Memenuhi laik jalan angkutan Lebaran 2016".

Pudji lantas memberikan nasi­hat kepada sopir untuk terus merawat bus agar tidak memba­hayakan penumpang selama arus mudik. "Bus harus terus dicek. Kalau ada yang bermasalah, harus segera diperbaiki," tandas bekas Kapolda Sulawesi Selatan ini.

Rudi mengklaim terus merawat busnya dengan baik. "Uji KIR juga terus dilakukan. Terakhir, September 2015," kata dia.

Setiap harinya, Rudi mengaku hanya sanggup melakukan 1 rit perjalanan dari Surabaya ke Semarang, selama 8 jam untuk sekali jalan. "Alhamdulillah, selama ini bus kami tidak pernah men­galami gangguan," klaimnya.

Pudji menegaskan, menje­lang arus mudik Lebaran 2016, Kemenhub dan Dishub akan terus melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan ke seluruh terminal bus. Tujuannya, untuk meningkatkan keselama­tan di jalan raya.

"Tahun lalu biasanya hanya memeriksa sampel bus, sekarang kita akan periksa seluruh ar­mada yang digunakan untuk arus mudik dan balik," ujar Pudji.

Selama lebih seminggu dilaku­kan pemeriksaan, Pudji menyebut, mayoritas bus tidak laik jalan. Baik yang berat maupun yang ringan. "Dari sekitar 800 bus yang telah diperiksa, hampir 80 persen tidak lain jalan. Yang mulus hanya 20 persen," sebutnya.

Namun, kata dia, tidak semua bus yang tidak laik jalan dihen­tikan operasinya. Hanya bus yang kedapatan kesalahan fatal, seperti rem tidak berfungsi yang distop operasinya.

"Kami minta pemilik bus untuk memperbaiki bus di pool. Kalau sudah baik, baru diizinkan operasi lagi," tandasnya.

Permasalahan bus yang paling banyak ditemukan, lanjutnya, ada­lah speedometer tidak berfungsi, rem tangan tidak berfungsi, kaca pecah dan ban gundul. Untuk itu, Pudji memintakepada pengelola bus untuk segera memperbaiki armadanya. "Kalau tidak diper­baiki, akan kami stop operas­inya," ancam dia.

Latar Belakang
Dari 772 Bus Yang Dicek, Cuma 82 Yang Penuhi Syarat


Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Adrianto Djokosoetono mengamini, banyak Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) yang tidak memenuhi standar pelayanan minimum (SPM).

"90 persen yang tidak lulus itu, tidak sesuai SPM-nya. Ada yang kecil, ada yang besar kesalahan­nya," ujar Adrianto di Jakarta.

Sebelumnya, Kemenhub melakukan inspeksi keselamatan atau ramp check 772 bus dalam persiapan angkutan Lebaran 2016. Hasilnya, hanya 10,6 persen atau 82 bus yang me­menuhi syarat operasi.

Menurut Adrianto, fakta temuan Kemenhub harus jadi panggilan para pengusaha oto­bus untuk tidak lagi menganggap masalah kecil pada bus, sebagai sesuatu hal biasa. "Masih ada waktu untuk kita memperbaiki masalah yang berkaitan dengan keselamatan," ucapnya.

Andrianto mengatakan, DPP Organda juga akan turun ke terminal-terminal atau pool un­tuk melakukan inspeksi bersama Kemenhub. "Selain mengecek kelaikan bus, Organda juga akan mendata sejumlah PO yang mengalami kesulitan mendapat­kan spare part," ucapnya.

Sebab, pihaknya sedang mempersiapkan spare parts, sehingga para operator kendaraan umum saat ini telah menghitung ulang kebutuhan suku cadang dan mulaimenghubungi dealer untuk suplai.

Andrianto memastikan, selu­ruh armadanya telah dicek ulang untuk musim mudik Lebaran 2016. DPP Organda, kata dia, juga sudah berkoordinasi dengan Organda daerah untuk memban­tu pemeriksaan yang dilakukan Kemenhub. "Kami akan menjun­jung tinggi faktor keselamatan," ujar Adrianto.

Menurut Andrianto, faktor kese­lamatan merupakan hal yang wajib diperhatikan. "Kami akan berusaha agar ada peningkatan pelayanan. Baik dari sisi kenyamanan mau­pun kemudahan," janjinya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto menyatakan, inspeksi keselamatan, bukan untuk me­nakut-nakuti warga agar tidak naik bus selama musim mudik Lebaran. "Kami justru ingin mem­buat masyarakat nyaman dan aman saat naik bus," ucapnya.

Pudji menambahkan, sopir bus juga akan dikenakan tes urine, untuk mengetahui apakah mereka menggunakan minu­man keras atau narkoba. "Kalau positif, tidak boleh membawa kendaraan," tandasnya.

Untuk tahap awal, lanjut Pudji, akan dilakukan penyuluhan terhadap sopir bus mudik gratis. Baik yang dilakukan pihak swasta maupun pemerintah. "Kami minta sopir tidak ugal-ugalan selama mengemudikan bus, dan harus menandatanganinyadi atas ker­tas," kata dia. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA