Meski bulan puasa, aktivitas jual-beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur berjalan normal. Di luar bangunan yang berisi kios pedagang, puluhan mobil bak terbuka dan truk terÂjebak macet akibat banyaknya kendaraan pengangkut bahan kebutuhan pokok yang meÂmasuki area pasar. Lahan parkir yang ada di depan bangunan kios pedagang tidak mencukupi. Pasalnya, puluhan kendaraan lainnya terpakir di sana, karena sedang membongkar muatan yang dibawanya.
Sementara itu di dalam pasar, para petugas pasar terlihat hilir mudik mengantarkan barang daÂgangan yang terbungkus plastik. Ada yang mengangkat barang dengan cara dipanggul, mengÂgunakan troli, atau pun mengÂgunakan sepeda motor.
Di kios-kios yang dilewati oleh para petugas pasar tersebut, terdapat puluhan pedagang yang sibuk membereskan aneka baÂhan kebutuhan pokok miliknya. Maklum, barang dagangan terseÂbut belum lama tiba, padahal calon konsumen sudah berada di sekitar mereka. Konsumen Pasar Induk umumnya berasal dari pedagang pasar dan pemilik warung, yang membeli bahan kebutuhan pokok untuk dijual kembali.
Seorang pria berkaos hijau-hiÂtam terlihat mengaduk bawang merah di salah satu sudut Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dengan menggunakan piring plastik, pria tersebut memindahkan bawang merah yang ada di bawah, ke atas tumpukan. Hal tersebut dilakuÂkannya berulang kali, sehingga posisi barang dagangannya itu terus berganti.
Di atas tumpukan bawang tadi, terdapat sebuah kipas angin berbentuk bulat. Kipas angin tersebut dalam kondisi menyala, dan diarahkan ke bawah, ke temÂpat gunungan bawang tadi beÂrada. Benda tersebut digunakanÂnya untuk mengipasi bawang-bawang yang baru diperolehnya pagi tadi. "Dikipasin supaya cepat kering," ujar pria bernama Heri tersebut.
Semua bawang itu baru diÂterimanya pagi tadi. Siang itu, Heri baru saja selesai memberÂsihkan bawang-bawang tersebut. Umumnya, bawang yang dikirim ke Jakarta memang masih berÂdaun. "Jadi perlu dikipasin," imbuhnya.
Menurut Heri, pada hati kedua Ramadhan, harga barang kebuÂtuhan pokok justru mengalami penurunan. Dia pun menconÂtohkan harga bawang yang dijualnya. Pada hari Senin, dirinya menjual bawang tersebut Rp 29 ribu per kilogram (kg). Sementara pada hari Selasa, harganya turun Rp 1000 menjadi Rp 28 ribu per kg.
"Turunnya lumayan jauh kaÂlau dibandingkan sebulan yang lalu, dimana harga bawang menÂcapai Rp 40 ribu per kilogram," terangnya.
Kondisi serupa, lanjut dia, terÂjadi pada harga cabe. Sekarang harga cabe rawit adalah Rp 18 ribu per kg, cabe merah keriting Rp 17 ribu per kg, cabe rawit merah Rp 19 ribu per kg, dan cabe merah besar (TW) Rp 23 ribu. Padahal sebelum puasa cabe rawit adalah Rp 20 ribu per kg, cabe merah keriting Rp 20 ribu per kg, dan cabe rawit merah Rp 20 ribu-22 ribu per kg. Cabe TW Rp 22 ribu-Rp 25 ribu per kilogram.
Pedagang lain, Ali Mustofa membenarkan hal tersebut. Menurut Ali, di bulan ramadhan ini harga -harga kebutuhan pokok di Pasar Induk cenderung turun, lantaran pasokan yang mereka terima lancar, barangnya banÂyak, dan kondisinya bangus.
"Tapi kalau malam ada yang enggak dianter, cabe misalnya, pasti harganya naik lagi. Bisa jadi naiknya tinggi," ucap pria berkaos merah ini.
Ali mennyatakan, barang kebutuhan pokok yang diketahuÂinya tidak mengalami penurunan adalah daging. Di Pasar Kramat Jati, sepengetahuannya harga daging sapi masih berada di Rp 120 ribu per kg. Harga tersebut sudah berlangsung sejak seminggu lalu.
"Kalau saya lihat sekarang ini masih stabil di angka Rp 120 ribu karena permintaan tinggi, sementara barang terbatas," jelasnya.
Ali menambahkan, sampai saat ini tidak ada informasî akan dilakukannya operasi pasar, atau pasar murah di tempat tersebut. Dia pun beranggapan hal itu tidak diperlukan, seÂlama pasokan barang kepada pedagang lancar dan jumlahnya memadai. "Selama itu terpenuhi, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya kenaikan harga," tandasnya.
Jelang Ramadhan, beberaÂpa komoditas yang terpantau naik, di antaranya daging sapi yang di pasaran mencapai Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Presiden Joko Widodo menghendaki harga daging berada di angka Rp 80 ribu per kg. Bawang merah di pasaran pada akhir Mei 2016, berada di kisaran Rp 40 ribu per kg. Pemerintah menargetÂkan harga bawang merah Rp 25 ribu per kg.
Berbagai usulan dimunculÂkan berbagai pihak untuk menÂstabilkan harga. Pada Rabu (1/6) lalu, pemerintah melalui Perum Bulog mulai mengimpor bahan kebutuhan pokok, teruÂtama daging sapi, agar harga daging sapi yang masih tinggi dapat turun.
Impor bahan kebutuhan pokok merupakan kebijakan pemerinÂtah untuk menstabilkan stok dan harga dalam jangka pendek.
Pada Selasa (31/5), Presiden Jokowi mengatakan, daging sapi impor sedang dalam proses pengiriman. Dia mengharapkan, daging impor tersebut sudah tiba pada pekan pertama Ramadhan. Presiden meyakini, harga dagÂing sapi mulai stabil pada pekan kedua Ramadan setelah daging impor itu didistribusikan. ***