Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hari Kedua Ramadhan Harga Bawang Turun

Memantau Harga Di Pasar Induk Kramat Jati

Rabu, 08 Juni 2016, 08:04 WIB
Hari Kedua Ramadhan Harga Bawang Turun
foto:net
rmol news logo Memasuki hari kedua Ramadhan, harga beberapa barang kebutuhan pokok mengalami penurunan. Kondisi ini berlawanan dengan beberapa hari jelang bulan puasa, harga kebutuhan pokok naik tinggi.

Meski bulan puasa, aktivitas jual-beli di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur berjalan normal. Di luar bangunan yang berisi kios pedagang, puluhan mobil bak terbuka dan truk ter­jebak macet akibat banyaknya kendaraan pengangkut bahan kebutuhan pokok yang me­masuki area pasar. Lahan parkir yang ada di depan bangunan kios pedagang tidak mencukupi. Pasalnya, puluhan kendaraan lainnya terpakir di sana, karena sedang membongkar muatan yang dibawanya.

Sementara itu di dalam pasar, para petugas pasar terlihat hilir mudik mengantarkan barang da­gangan yang terbungkus plastik. Ada yang mengangkat barang dengan cara dipanggul, meng­gunakan troli, atau pun meng­gunakan sepeda motor.

Di kios-kios yang dilewati oleh para petugas pasar tersebut, terdapat puluhan pedagang yang sibuk membereskan aneka ba­han kebutuhan pokok miliknya. Maklum, barang dagangan terse­but belum lama tiba, padahal calon konsumen sudah berada di sekitar mereka. Konsumen Pasar Induk umumnya berasal dari pedagang pasar dan pemilik warung, yang membeli bahan kebutuhan pokok untuk dijual kembali.

Seorang pria berkaos hijau-hi­tam terlihat mengaduk bawang merah di salah satu sudut Pasar Induk, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dengan menggunakan piring plastik, pria tersebut memindahkan bawang merah yang ada di bawah, ke atas tumpukan. Hal tersebut dilaku­kannya berulang kali, sehingga posisi barang dagangannya itu terus berganti.

Di atas tumpukan bawang tadi, terdapat sebuah kipas angin berbentuk bulat. Kipas angin tersebut dalam kondisi menyala, dan diarahkan ke bawah, ke tem­pat gunungan bawang tadi be­rada. Benda tersebut digunakan­nya untuk mengipasi bawang-bawang yang baru diperolehnya pagi tadi. "Dikipasin supaya cepat kering," ujar pria bernama Heri tersebut.

Semua bawang itu baru di­terimanya pagi tadi. Siang itu, Heri baru saja selesai member­sihkan bawang-bawang tersebut. Umumnya, bawang yang dikirim ke Jakarta memang masih ber­daun. "Jadi perlu dikipasin," imbuhnya.

Menurut Heri, pada hati kedua Ramadhan, harga barang kebu­tuhan pokok justru mengalami penurunan. Dia pun mencon­tohkan harga bawang yang dijualnya. Pada hari Senin, dirinya menjual bawang tersebut Rp 29 ribu per kilogram (kg). Sementara pada hari Selasa, harganya turun Rp 1000 menjadi Rp 28 ribu per kg.

"Turunnya lumayan jauh ka­lau dibandingkan sebulan yang lalu, dimana harga bawang men­capai Rp 40 ribu per kilogram," terangnya.

Kondisi serupa, lanjut dia, ter­jadi pada harga cabe. Sekarang harga cabe rawit adalah Rp 18 ribu per kg, cabe merah keriting Rp 17 ribu per kg, cabe rawit merah Rp 19 ribu per kg, dan cabe merah besar (TW) Rp 23 ribu. Padahal sebelum puasa cabe rawit adalah Rp 20 ribu per kg, cabe merah keriting Rp 20 ribu per kg, dan cabe rawit merah Rp 20 ribu-22 ribu per kg. Cabe TW Rp 22 ribu-Rp 25 ribu per kilogram.

Pedagang lain, Ali Mustofa membenarkan hal tersebut. Menurut Ali, di bulan ramadhan ini harga -harga kebutuhan pokok di Pasar Induk cenderung turun, lantaran pasokan yang mereka terima lancar, barangnya ban­yak, dan kondisinya bangus.

"Tapi kalau malam ada yang enggak dianter, cabe misalnya, pasti harganya naik lagi. Bisa jadi naiknya tinggi," ucap pria berkaos merah ini.

Ali mennyatakan, barang kebutuhan pokok yang diketahu­inya tidak mengalami penurunan adalah daging. Di Pasar Kramat Jati, sepengetahuannya harga daging sapi masih berada di Rp 120 ribu per kg. Harga tersebut sudah berlangsung sejak seminggu lalu.

"Kalau saya lihat sekarang ini masih stabil di angka Rp 120 ribu karena permintaan tinggi, sementara barang terbatas," jelasnya.

Ali menambahkan, sampai saat ini tidak ada informasî akan dilakukannya operasi pasar, atau pasar murah di tempat tersebut. Dia pun beranggapan hal itu tidak diperlukan, se­lama pasokan barang kepada pedagang lancar dan jumlahnya memadai. "Selama itu terpenuhi, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya kenaikan harga," tandasnya.

Jelang Ramadhan, bebera­pa komoditas yang terpantau naik, di antaranya daging sapi yang di pasaran mencapai Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kilogram. Presiden Joko Widodo menghendaki harga daging berada di angka Rp 80 ribu per kg. Bawang merah di pasaran pada akhir Mei 2016, berada di kisaran Rp 40 ribu per kg. Pemerintah menarget­kan harga bawang merah Rp 25 ribu per kg.

Berbagai usulan dimuncul­kan berbagai pihak untuk men­stabilkan harga. Pada Rabu (1/6) lalu, pemerintah melalui Perum Bulog mulai mengimpor bahan kebutuhan pokok, teru­tama daging sapi, agar harga daging sapi yang masih tinggi dapat turun.

Impor bahan kebutuhan pokok merupakan kebijakan pemerin­tah untuk menstabilkan stok dan harga dalam jangka pendek.

Pada Selasa (31/5), Presiden Jokowi mengatakan, daging sapi impor sedang dalam proses pengiriman. Dia mengharapkan, daging impor tersebut sudah tiba pada pekan pertama Ramadhan. Presiden meyakini, harga dag­ing sapi mulai stabil pada pekan kedua Ramadan setelah daging impor itu didistribusikan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA