Kantor Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir tampak sepi. Pintu gerbang gedung yang berada di Jalan Tanah Abang II Nomor 102, Jakarta Pusat itu tertutup rapat, dan dalam kondisi tergembok. Begitu juga dengan pintu kaca yang menjadi pintu masuk utama kantor tersebut. Tidak ada petuÂgas keamanan yang disiagakan di tempat itu, Sabtu lalu.
Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, Brigadir Jenderal Iwan Ibrahim menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di Balaikota. Pertemuan ini, mengenai BNNP DKI meminta bantuan gedung ke Pemprov DKI. Gedung itu untuk dijadikan kantor BNNP DKI yang baru. Kantor BNNP yang sekarang, dianggap tidak memadai.
Kantor BNNP DKI berada di lantai 6 Gedung Nyi Ageng Serang dari tahun 1994. Dari satu lantai tersebut, hanya seperempatnya yang dapat digunakan sebagai kantor oleh BNNP. Karena itu, Pemprov DKI berencana menghibahkan Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir untuk BNNP.
Sabtu lalu, Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar itu sepi. "Libur PNS-nya. Saya masih lihat ada kok yang kerja hari Jumat," ujar Purwanto, pengendara ojek onÂline yang kerap mangkal dekat gedung tersebut.
Purwanto mengatakan, para pegawai Dinas Pendidikan masih terlihat bekerja seperti biasa di tempat tersebut. Sampai Jumat lalu, mereka masih mengurusi kepindahan guru atau peserta didik baru di wilayah itu. Sepengetahuannya, tidak ada informasi soal rencana kepindahan mereka dari tempat tersebut.
"Kebetulan, Kamis saya ngoÂbrol sama salah seorang
office boy (OB) yang kerja di situ, katanya tak ada info soal rencana pindah," ujar dia.
Purwanto menanyakan soal itu karena gedung tersebut sudah tua, sehingga kurang layak untuk dijadikan kantor. Sepengetahuannya, gedung tersebut sudah berdiri sejak tahun 70-an. Gedung tersebut diketahuinya merupakan bekas Klinik Bersalin Tarakan. Oleh karena itu, gedung tersebut perlu segera direnovasi total, supaya para pegawainya bisa bekerja dengan nyaman.
"Memang, waktu jadi klinik bersalin, bentuk gedungnya beÂlum seperti ini. Saya tidak tahu kapan diubahnya, tapi terakhir seingat saya renovasi dilakuÂkan sebelum era Fauzi Bowo. Makanya kondisinya memang sudah tidak memungkinkan, kalau hujan gedung itu kebanÂjiran," ucap dia.
Di lihat dari luar, kondisi bangunan berlantai dua tersebut tampak baik-baik saja. Keadaan halamannya cukup terawat. Tidak ada sampah yang berseraÂkan di sana. Pot-pot kecil berisi berbagai tanaman berjejer rapih di balik pagar pembatas dengan jalanan. Kondisi tanamannya pun segar dan bersih. "Itu keÂlihatannya saja. Kerusakannya kan di dalam," imbuhnya.
Menurut Purwanto, setiap hujan besar melanda daerah tersebut, pihak Seksi Dinas Pendidikan Dasar selalu memintabantuan OB dari Sekolah Dasar Negeri SDN Cilamaya, yang beÂrada tak jauh dari sana. Pasalnya, kantor tersebut hanya memiliki satu petugas kebersihan. OB tersebut diminta untuk memÂbantu membersihkan air yang menggenangi bagian dalam kantor, bersama petugas keberÂsihan mereka.
"Kata seorang petugas keÂbersihan kantor Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir, mereka harus menyerok air karena banyak ruangan yang tergenang. Setelah itu baru diÂpel," tuturnya.
Untuk kondisi ruangan kanÂtornya, Purwanto menilai terlihat cukup layak. Beberapa ruang kantor yang dilihatnya berukuÂran sedang, yaitu sekitar 5x5 meÂter persegi. Dinding ruangannya cukup kokoh, dan tidak ada yang retak. "Tapi itu dari pengamatan sekilas ketika saya main ke situ ya.Tak tahu kalau kondisi keseluruhannya," ucap dia.
Namun, Kepala BNNP DKI Jakarta, Brigadir Jendral Iwan Ibrahim bersyukur apabila pihaknya jadi dipindahkan ke tempat tersebut. Meski gedung tersebut hanya terdiri dari dua lantai, menurutnya, itu jauh lebih layak daripada kantor yang mereka tempati saat ini.
"Di kantor yang sekarang, perÂsonel kami agak susah bergerak. Soalnya, dalam satu lantai itu ada 6 instansi, di antaranya Dewan Pendidikan DKI, Badan Kesenian Betawi dan BNNP," ujarnya ketika dihubungi
Rakyat Merdeka, kemarin.
Iwan menyatakan, dari enam instansi tersebut, pihaknya mendapat jatah untuk menempaÂti seperempat lantai. Seperempat lantai itu dipaksakan untuk ditempati 45 personel BNNP. Sudah tidak ada ruang yang tersisa untuk personel tambahan yang mereka butuhkan. "Apalagi buat ruang tahanan. Padahal, seharusnya kami punya ruang tahanan sendiri," curhatnya.
Tak hanya sempit, lanjut Iwan, lantai yang bergabung dengan instansi lain itu pun menyulitkan pihaknya untuk bekerja. Sebab, harus mengikuti kebijakan yang diterapkan kepada instansi-inÂstansi tersebut. Misalnya, listrik sudah dimatikan pukul 18.00 WIB, dan lift sudah dimatikan pukul 20.00 WIB. Padahal, pihaknya kerap harus bekerja hingga 24 jam.
"Bayangkan saja bagaimana kami bekerja dengan kondisi begitu. Belum lagi kalau Sabtu kan instansi lain libur, semenÂtara kami sering harus meÂnyelesaikan kasus hingga hari Minggu," ceritanya.
Menurut Iwan, idealnya BNNtingkat provinsi memiliki geÂdung 2-3 lantai, dengan luas tanah seribu meter. Pemprov DKI Jakarta pun menyodorkan dua pilihan untuk memenuhi kriÂteria tersebut. Pertama, Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir, dan bekas Kantor Dinas Pekerjaan Umum di Jalan Taman Jatibaru, Jakarta Pusat. "Tapi yang mendekatipersetujuan, gedung Dinas Pendidikan itu. Sepertinya, kami segera pindah ke tempat tersebut," tandasnya.
Iwan menjelaskan, proses kepindahan ini sedang diurus.Pihaknya telah mengajukan surat pinjam-pakai gedung tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Rencana pinjam-pakai itu pun sudah mendapat persetujuan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Karena itu, dia yaÂkin personelnya dapat pindah ke tempat itu akhir tahun ini. "Katanya akan dihibahkan. Tapi kami ajukan pinjam-pakai dulu supaya lebih cepat pindah ke kantor baru. Supaya kami bisa meningkatkan kinerja," harapnya.
Terkait rencana untuk meÂrenovasi gedung tersebut, Iwan menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan. BNNP DKI, kata dia, bisa tetap bekerja di gedung yang tengah direnoÂvasi. Dia yakin, renovasi itu tidak akan mengganggu kerja timnya. "Tak ada masalah, kami tidak akan terhambat cuma gara-gara renovasi. Di tempat yang sekarang saja kami bisa tetap berbuat kok," tandasnya.
Setelah pindah gedung, lanÂjut Iwan, pihaknya berencana menambah personel. Selain mengambil personel yang ditaÂwarkan Pemprov DKI, pihaknya juga akan mengajukan penamÂbahan personel ke Mabes Polri. Menurut dia, hal ini dilakukan agar pihaknya bisa menangani pemberantasan narkoba di seÂluruh wilayah Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu.
"Saya juga akan meminta tambahan sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja kami. Sebelumnya saya sudah minta kepada Pemprov DKI, agar menghibahkan kendaraan bekas yang ada di Pulomas. Pak Wagub sepertinya setuju," tuturnya.
Jika sudah pindah ke gedung baru, personel, serta sarananya sudah ditambah, Iwan yakin BNNP DKI akan mampu menÂingkatkan kinerjanya di seluruh wilayah Jakarta. "Yakin bisa ter-cover semua," tegasnya. ***