Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BNNP DKI Akan Punya Kantor Berlantai Dua

Biasanya Cuma Dapat Seperempat Lantai

Senin, 30 Mei 2016, 08:20 WIB
BNNP DKI Akan Punya Kantor Berlantai Dua
foto:net
rmol news logo Para pegawai Dinas Pendidikan DKI masih bekerja seperti biasa di Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat. Sebab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memberitahukan kepada mereka untuk pindah.

Kantor Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir tampak sepi. Pintu gerbang gedung yang berada di Jalan Tanah Abang II Nomor 102, Jakarta Pusat itu tertutup rapat, dan dalam kondisi tergembok. Begitu juga dengan pintu kaca yang menjadi pintu masuk utama kantor tersebut. Tidak ada petu­gas keamanan yang disiagakan di tempat itu, Sabtu lalu.

Sebelumnya, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, Brigadir Jenderal Iwan Ibrahim menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di Balaikota. Pertemuan ini, mengenai BNNP DKI meminta bantuan gedung ke Pemprov DKI. Gedung itu untuk dijadikan kantor BNNP DKI yang baru. Kantor BNNP yang sekarang, dianggap tidak memadai.

Kantor BNNP DKI berada di lantai 6 Gedung Nyi Ageng Serang dari tahun 1994. Dari satu lantai tersebut, hanya seperempatnya yang dapat digunakan sebagai kantor oleh BNNP. Karena itu, Pemprov DKI berencana menghibahkan Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir untuk BNNP.

Sabtu lalu, Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar itu sepi. "Libur PNS-nya. Saya masih lihat ada kok yang kerja hari Jumat," ujar Purwanto, pengendara ojek on­line yang kerap mangkal dekat gedung tersebut.

Purwanto mengatakan, para pegawai Dinas Pendidikan masih terlihat bekerja seperti biasa di tempat tersebut. Sampai Jumat lalu, mereka masih mengurusi kepindahan guru atau peserta didik baru di wilayah itu. Sepengetahuannya, tidak ada informasi soal rencana kepindahan mereka dari tempat tersebut.

"Kebetulan, Kamis saya ngo­brol sama salah seorang office boy (OB) yang kerja di situ, katanya tak ada info soal rencana pindah," ujar dia.

Purwanto menanyakan soal itu karena gedung tersebut sudah tua, sehingga kurang layak untuk dijadikan kantor. Sepengetahuannya, gedung tersebut sudah berdiri sejak tahun 70-an. Gedung tersebut diketahuinya merupakan bekas Klinik Bersalin Tarakan. Oleh karena itu, gedung tersebut perlu segera direnovasi total, supaya para pegawainya bisa bekerja dengan nyaman.

"Memang, waktu jadi klinik bersalin, bentuk gedungnya be­lum seperti ini. Saya tidak tahu kapan diubahnya, tapi terakhir seingat saya renovasi dilaku­kan sebelum era Fauzi Bowo. Makanya kondisinya memang sudah tidak memungkinkan, kalau hujan gedung itu keban­jiran," ucap dia.

Di lihat dari luar, kondisi bangunan berlantai dua tersebut tampak baik-baik saja. Keadaan halamannya cukup terawat. Tidak ada sampah yang bersera­kan di sana. Pot-pot kecil berisi berbagai tanaman berjejer rapih di balik pagar pembatas dengan jalanan. Kondisi tanamannya pun segar dan bersih. "Itu ke­lihatannya saja. Kerusakannya kan di dalam," imbuhnya.

Menurut Purwanto, setiap hujan besar melanda daerah tersebut, pihak Seksi Dinas Pendidikan Dasar selalu memintabantuan OB dari Sekolah Dasar Negeri SDN Cilamaya, yang be­rada tak jauh dari sana. Pasalnya, kantor tersebut hanya memiliki satu petugas kebersihan. OB tersebut diminta untuk mem­bantu membersihkan air yang menggenangi bagian dalam kantor, bersama petugas keber­sihan mereka.

"Kata seorang petugas ke­bersihan kantor Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir, mereka harus menyerok air karena banyak ruangan yang tergenang. Setelah itu baru di­pel," tuturnya.

Untuk kondisi ruangan kan­tornya, Purwanto menilai terlihat cukup layak. Beberapa ruang kantor yang dilihatnya beruku­ran sedang, yaitu sekitar 5x5 me­ter persegi. Dinding ruangannya cukup kokoh, dan tidak ada yang retak. "Tapi itu dari pengamatan sekilas ketika saya main ke situ ya.Tak tahu kalau kondisi keseluruhannya," ucap dia.

Namun, Kepala BNNP DKI Jakarta, Brigadir Jendral Iwan Ibrahim bersyukur apabila pihaknya jadi dipindahkan ke tempat tersebut. Meski gedung tersebut hanya terdiri dari dua lantai, menurutnya, itu jauh lebih layak daripada kantor yang mereka tempati saat ini.

"Di kantor yang sekarang, per­sonel kami agak susah bergerak. Soalnya, dalam satu lantai itu ada 6 instansi, di antaranya Dewan Pendidikan DKI, Badan Kesenian Betawi dan BNNP," ujarnya ketika dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Iwan menyatakan, dari enam instansi tersebut, pihaknya mendapat jatah untuk menempa­ti seperempat lantai. Seperempat lantai itu dipaksakan untuk ditempati 45 personel BNNP. Sudah tidak ada ruang yang tersisa untuk personel tambahan yang mereka butuhkan. "Apalagi buat ruang tahanan. Padahal, seharusnya kami punya ruang tahanan sendiri," curhatnya.

Tak hanya sempit, lanjut Iwan, lantai yang bergabung dengan instansi lain itu pun menyulitkan pihaknya untuk bekerja. Sebab, harus mengikuti kebijakan yang diterapkan kepada instansi-in­stansi tersebut. Misalnya, listrik sudah dimatikan pukul 18.00 WIB, dan lift sudah dimatikan pukul 20.00 WIB. Padahal, pihaknya kerap harus bekerja hingga 24 jam.

"Bayangkan saja bagaimana kami bekerja dengan kondisi begitu. Belum lagi kalau Sabtu kan instansi lain libur, semen­tara kami sering harus me­nyelesaikan kasus hingga hari Minggu," ceritanya.

Menurut Iwan, idealnya BNNtingkat provinsi memiliki ge­dung 2-3 lantai, dengan luas tanah seribu meter. Pemprov DKI Jakarta pun menyodorkan dua pilihan untuk memenuhi kri­teria tersebut. Pertama, Gedung Seksi Dinas Pendidikan Dasar Kecamatan Gambir, dan bekas Kantor Dinas Pekerjaan Umum di Jalan Taman Jatibaru, Jakarta Pusat. "Tapi yang mendekatipersetujuan, gedung Dinas Pendidikan itu. Sepertinya, kami segera pindah ke tempat tersebut," tandasnya.

Iwan menjelaskan, proses kepindahan ini sedang diurus.Pihaknya telah mengajukan surat pinjam-pakai gedung tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Rencana pinjam-pakai itu pun sudah mendapat persetujuan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Karena itu, dia ya­kin personelnya dapat pindah ke tempat itu akhir tahun ini. "Katanya akan dihibahkan. Tapi kami ajukan pinjam-pakai dulu supaya lebih cepat pindah ke kantor baru. Supaya kami bisa meningkatkan kinerja," harapnya.

Terkait rencana untuk me­renovasi gedung tersebut, Iwan menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan. BNNP DKI, kata dia, bisa tetap bekerja di gedung yang tengah direno­vasi. Dia yakin, renovasi itu tidak akan mengganggu kerja timnya. "Tak ada masalah, kami tidak akan terhambat cuma gara-gara renovasi. Di tempat yang sekarang saja kami bisa tetap berbuat kok," tandasnya.

Setelah pindah gedung, lan­jut Iwan, pihaknya berencana menambah personel. Selain mengambil personel yang dita­warkan Pemprov DKI, pihaknya juga akan mengajukan penam­bahan personel ke Mabes Polri. Menurut dia, hal ini dilakukan agar pihaknya bisa menangani pemberantasan narkoba di se­luruh wilayah Jakarta, termasuk Kepulauan Seribu.

"Saya juga akan meminta tambahan sarana dan prasarana untuk menunjang kinerja kami. Sebelumnya saya sudah minta kepada Pemprov DKI, agar menghibahkan kendaraan bekas yang ada di Pulomas. Pak Wagub sepertinya setuju," tuturnya.

Jika sudah pindah ke gedung baru, personel, serta sarananya sudah ditambah, Iwan yakin BNNP DKI akan mampu men­ingkatkan kinerjanya di seluruh wilayah Jakarta. "Yakin bisa ter-cover semua," tegasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA