Hari menjelang sore. Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. Sugianto masih sibuk mengarahkan anak buahnya untuk membersihkan puing-puing yang berserakan di jalan. Sesekali, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat (Satpol PP Jakbar) ini, meminta mobil pemadam kebakaran untuk menyemprotkan air ke puing-puing bangunan untuk menghilangkan debu yang beterbangan.
Tak lama kemudian, pria berÂtubuh subur ini, meminta agar beko tidak menghancurkan banÂgunan masjid, karena belum ada kesepakatan dengan pengurusÂnya. "Masjid besok saja robohinÂnya," teriak Sugianto.
Kawasan Kalijodo yang sebeÂlumnya penuh dengan bangunan kafe dan rumah penduduk, akhirnya rata tanah. Tak kurang 10 unit beko menghancurkan satu persatu bangunan-bangunan yang pernah digunakan untuk tempat prostitusi tersebut. Tak sampai tiga jam, seluruh banguÂnan sudah rata tanah.
Pembongkaran diawali dari Kafe Intan milik Daeng Azis, dilanjutkan ke kafe-kafe yang ada di sekelilingnya. Namun, terÂsisa satu bangunan yang masih berdiri kokoh, yaitu Masjid Jami Al Mubarokkah. Masjid berukuÂran 400 meter persegi ini terletak di akses masuk Kalijodo dari Jalan Pangeran Tubagus Angke. Masjid yang dapat menampung sekitar 500 orang ini, menjadi saksi bisu di tengah reruntuhan bangunan lain.
Beberapa warga Kalijodo meminta agar masjid tidak perlu dirobohkan bersama dengan bangunan lainnya. "Kami menÂdukung program pemerintah. Tak apa-apa kami dipindahkan,kareÂna percuma melawan. Tetapi, toÂlong, masjidnya jangan dibongkar," kata Ade berapi-api.
Senada, Kafiudin juga memÂinta agar masjid dipertahankan karena keberadaannya tidak akan mengganggu ketertiban kendati Pemprov DKI ingin membuat ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan tersebut. "Malah bagus kalau di tamannya ada masjid," saran Kafiudin.
Tidak jauh beda, Riyadi juga berharap masjid tidak dihancurkan karena bisa menjadi kenang-kenangan bagi warga yang sudah tinggal puluhan tahun di Kalijodo. "Kalau kita nanti sudah tinggal pisah-pisah, sewaktu-waktu daÂtang ke sini lagi, berkumpulnya bisa di masjid ini," harapnya dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Kepala Satpol PP Jakbar Sugianto, pembongkaran masjid akan dilaksanakan Selasa ini (1/3), setelah ada pertemuan antara pengurus masjid denÂgan pihak Pemprov DKIyang diwakili camat. "Sore ini perÂtemuannya. Untuk membahas pembongkaran masjid," kata Sugianto, kemarin siang.
Sebetulnya, lanjut Sugianto, pembahasan pembongkaran masjid seharusnya sudah dilakÂsanakan dua hari lalu. Tapi, sesepuh masjid ini meninggal empat hari lalu. "Jadi, pertemuannya batal saat itu," ceritanya.
Sugianto mengaku belum mengetahui, apa solusi atas masjid tersebut. Kemungkinan direlokasi bila tempat ibadah tersebut dihancurkan.
"Tapi, kalau ruang terbuka hiÂjau membutuhkan masjid, tidak butuh relokasi, hanya dibangun ulang agar lebih bagus dan bisa menampung banyak jamaah," tuturnya.
Dia menyebut, di kawasan Kalijodo ada tiga tempat ibadah, yaitu Gereja Bethel Indonesia, Masjid Nurul Hasanah dan Masjid Al Mubarokkah. "Semua tempat ibadah sudah dibongkar, tinggal Masjid Al Mubarokkah karena belum ada kesepakatan dengan pengurusnya," ucap Sugianto.
Dia mengusulkan agar masjid bisa dipertahankan, karena pernah menjadi saksi pertaubatan bagi para pekerja seks komersial (PSK) dan penggunanya. "Tapi, itu sepÂenuhnya tergantung pemerintah, saya hanya menjalankan tugas," ujar aparat Pemprov DKI ini.
Menurut Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, Masjid Al Mubarokkah akan menjadi titik kumpul warga untuk kegiatan keagamaan, dan bisa jadi kegiatanwisata.
"Karena ini legendaris," katanya di Kalijodo, kemarin.
Masjid ini, lanjutnya, akan didesain bagus dan representatif untuk tempat sholat. "Kita bicarÂakan dengan penjaga masjidnya. Masjid ini akan menjadi bagian dari keberadaan taman interaktif Kalijodo," janjinya.
Djarot juga ingin membangun kawasan Kalijodo untuk tujuan wisata, termasuk wisata kuliner, yang juga memajang perubahan wajah Kalijodo dari dulu hingga nanti. "Desainnya belum jadi. Kita adakan kontes saja dan pilih yang terbaik," ujarnya.
Dia menambahkan, warga Jakarta bisa memimpikan satu jalur hijau sebagai taman yang bagus di kawasan Kalijodo. "Kalau kita dari bandara, dari atas jalan tol langsung terlihat bagus. Sehingga, berkompetisiÂlah mereka untuk membangun," ujar bekas Walikota Blitar ini.
Djarot mengaku sudah ada beberapa perusahaan swasta yang menawarkan diri untuk membangun kawasan tersebut. Namun, belum ada keputusan final soal pembangunan ruang terbuka hijau.
"Ada beberapa yang bertemu saya, menyatakan bersedia memÂbangun ini," pungkasnya.
Menurut Wakil Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Wakasatpol PP) DKI Yani Wahyu Purwoko, ada 358 bangunan yang diÂtertibkan di Kalijodo. Ratusan bangunan itu berada di kawasan Kalijodo Jakarta Utara, maupun Jakarta Barat. "Hampir semua bangunan sudah dibongkar," ujar Yani di Kalijodo, kemarin
Yani menambahkan, seusai penertiban, pihaknya akan merÂapikan puing-puing serta sampah sisa bangunan. Dia menargetkan, pembersihan akan berlangsung 10 hari. "Baru kita rencanakan dengan pertamanan. Seperti hutan kota, jogging track, taman interaktif yang bermanfaat dan menambah penyerapan air agar tidak mudah banjir," jelasnya.
Menurut Kepala Satpol PP Jakarta Barat Sugianto, proses pembongkaran bangunan dilakukan sejak pukul 07.30 WIB kemarin, dan dilangsungkan hingga seluruh bangunan di kawasan Kalijodo rata tanah.
"Puing-puing bangunan akan digunakan untuk menguruk kali di Daan Mogot yang terlalu daÂlam," ucapnya.
Sugianto menambahkan, saat pembongkaran, hampir seluruh warga Kalijodo sudah pindah ke Rusun Pulo Gebang dan Rusun Marunda. "Saat pembongkaran, masih ada empat keluarga yang belum pindah. Setelah kami lakukan pendekatan, akhirnya mereka mau pindah ke rusun," tandasnya.
Bagi warga yang ingin pindah ke rusun, pihaknya telah menyÂiapkan 10 unit truk Satpol PP dan 75 personel Satpol PP. "Kami siap sedia membantu warga Kalijodo yang ingin pindah ke rusun," janjinya. ***