"Saya memberikan pemahaman, pembelajaran bersama, pendidikan politik kepada masyarakat di daerah pemilihan akan pentingnya 4 Pilar bagi kemajuan dan keutuhan bangsa," ucapnya, Minggu (28/2). Empat Pilar yang dimaksud adalah Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.
Kata Dwi, persoalan kemasyarakatan dan kebangsaan merupakan tanggungjawab bersama segenap anak bangsa. Karenanya, pemerintah, anggota legislatif, dan masyarakat harus terus bersinergi, komitmen, dan memupuk rasa nasionalisme demi terjaganya nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena itu, dia terus mensosialisasikan 4 Pilar ini, terutama kepada generasi muda. "Ketidaktahuan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan mengakibatkan lemahnya rasa kebangsaan dan jiwa patriotisme yang pada akhirnya melemahkan pertahanan negara," katanya.
Dalam kesempatan itu, Dwi juga menyoroti isu-isu yang menjadi perhatian publik saat ini seperti gerakan ISIS, Gafatar, dan juga fenomena LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan trangender). Dwi meminta negara tidak kalah kalah oleh gerakan terorisme seperti ISIS. Sedangkan untuk masalah LGBT, Dwi meminta media lebih selektif dalam memberitakannya.
"Saya mendukung pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang tidak setuju upaya provokasi, promosi dari kelompok pro LGBT ini kepada individu-individu normal. Oleh karena itu, masyarakat berharap agar pemerintah lebih tegas menghentikan terhadap segala bentuk promosi, kampanye, apalagi jika ada pendanaan kepada promosi LGBT ini harus diberhentikan," jelasnya.
Dwi mengapresiasi kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah melarang tayangan di televisi yang menyerupai (laki-laki atau wanita). "Bukan orangnya yang kita benci tapi perilaku dan upaya untuk mempromosikan, kampanye mengenai LGBT ini harus dilarang agar tidak membawa pengaruh negatif kepada generasi bangsa ini," tandasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: