Pria bertato yang berbaju tahÂanan oranye ini, digiring puluhan polisi berseragam kaos
'TURN BACK CRIME' berwarna biru. Keluar dari mobil, Agus langÂsung menundukkan kepalanya, selalu memalingkan wajahnya dari warga dan kamera.
Begitu Agus turun dari mobil, warga kontan menyambutnya dengan cemoohan. "Huuuuuuu....huuuuu," teriak warga yang berkerumun di lokasi kejadian.
Sejak pagi, warga sudah meÂmenuhi sekitar lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan Putri Nur Fauziah alias Eneng (9). Meski panas menyengat, mereka setia menunggu di lokasi rekonstruksi. Kebanyakan dari mereka berkeruÂmun sepanjang lahan kosong, hingga jalanan perumahan tempat bedeng Agus berada. Sebagian warga lainnya, menonton dari atas balkon rumah.
Agus kemudian dibawa polisi masuk ke dalam warung bedeng untuk memperagakan adegan pencabulan yang disertai pemÂbunuhan korban. "Untuk rekonÂstruksi pembunuhan PNF, total 118 adegan yang diperagakan tersangka. Sedangkan adegan pencabulan terhadap remaja putri T (15) ada 15 adegan," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di lokasi rekonstruksi.
Dalam kegiatan ini, polisi memeragakan dua perkara sekaÂligus, yakni pencabulan terhadap T dan pencabulan disertai pemÂbunuhan PNF. Rekonstruksi dua perkara ini dilakukan bergantian. "Untuk efektivitas dan efisiensi, kita lakukan rekonstruksi dua perkara sekaligus," imbuhnya.
Sebelum rekonstruksi dimulai, polisi membawa lima anak laki-laki. Mereka adalah saksi yang sempat masuk warung, yang merupakan bagian depan bedeng Agus. Kelima anak itu mengenaÂkan penutup kepala, untuk menuÂtupi identitas. Didampingi polÂwan, mereka menjelaskan yang terjadi di dalam bedeng itu.
Rekonstruksi dimulai dari adÂegan ketika korban pulang sekoÂlah, berjalan melintas di depan warung bedeng Agus di Jalan Peta Barat, Kampung Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat.
Korban diperankan Mamat, seorang
office boy Polda Metro Jaya. Mamat didandani mengguÂnakan seragam sekolah dengan atasan baju putih lengan pendek dan berkerudung, serta bawahan rok panjang hitam. Pria dewasa ini diminta menggendong tas berwarna biru, dengan gambar tokoh superhero Spiderman.
Ketika korban melintas di depan bedengnya, Agus melamÂbaikan tangan untuk memangÂgil, dan memintanya masuk ke bedeng. Setelah korban masuk, Agus menutup warungnya, laÂlu melucuti pakaian korban. Mendapati perlakuan seperti itu, korban berteriak. Korban yang berteriak kemudian disumpal mulutnya menggunakan kaos kakinya sendiri.
Tersangka kemudian menÂcoba memasukkan kemaluannya ke kemaluan dan anus korban sambil mencekik leher hingga korban tewas. Setelah mengeÂtahui korban tewas, tersangka membungkus korban ke dalam kardus. Tersangka kemudian membakar baju seragam sekolah korban di belakang bedengnya yang tertutup pagar bambu.
"Tersangka mengeluarkan kardus berisi mayat korban setelah maghrib, lalu membuangÂnya di Jembatan Kamal, Jalan Sahabat, Kalideres, Jakbar," tutur Krishna.
Setelah memeragakan adegan pencabulan dan pembunuhan bocah 9 tahun itu, Agus Dermawan kemudian melanjutkan rekonÂstruksi pembuangan mayat korban di Jalan Sahabat. Kedatangan Agus di lokasi disambut cemooÂhan ratusan warga.
Agus tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 dengan penjagaan ketat puluhan aparat polisi dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat dan Polsek Kalideres. Agus kemudian dituÂrunkan dari mobil polisi.
Begitu Agus turun, teriakan warga kembali menyambutÂnya. "Huuu.. dasar pembunuh, matiin aja," teriak warga dari atas Jembatan Kamal, Kalideres. "Saya mah kesal banget lihat muka Agus," kata warga.
Polisi kemudian mengeluarÂkan kardus berlakban "berisi korban" dan kardus minuman "berisi kaos kaki korban" serta motor yang digunakan untuk membuang kardus berisi jenazÂah. Kardus tersebut diselipkan Agus di antara jok depan dengan stang motor.
Setelah itu, Agus mengÂgunakan helm, dan menaiki motor dengan didorong poliÂsi. Sebelum ke dekat tempat sampah, Agus membuang karÂdus ke sisi kanannya. Setelah itu, Agus tancap gas.
Latar Belakang
Dari Atas Bedeng, Anak-anak Pantau Situasi
Warga di sekitar tempat kejaÂdian perkara amat geram kepada tersangka Agus Dermawan. Meski begitu, warga menyerahÂkan sepenuhnya kasus pencabuÂlan dan pembunuhan anak ini ke jalur hukum.
Keberadaan Geng Boel Tacos bentukan Agus menjadi salah satu kegeraman warga. Geng itu pun menjadi sorotan kepolisian. Tapi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, pemeriksaan terhadap anak-anak anggota kelompok itu bukan di Markas Polda Metro Jaya.
"Psikologis anak, ruang penyÂidikannya harus nyaman, dekat dengan mereka, yang memeriksa juga orangnya bisa dipercaya," ujar Krishna.
Seperti diketahui, jenazah Putri Nur Fauziah (PNF) alias Eneng (9) ditemukan di dalam kardus di sebuah gang, Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat malam (2/10). Perlu waktu delapan hari bagi polisi untuk mengungkap Agus sebagai tersangka. Agus ditangkap polisi di rumah orangÂtuanya yang hanya berjarak 15 meter dari bedengnya.
Bedeng itu tidak besar, sekitar 4x8 meter. Di area depan, terdaÂpat warung kopi tempat kumpul anak muda hingga bocah. Di dalamnya, terdapat dua kamar, sebuah bale di belakang, dan area lantai dua ukuran 1x2 meter unÂtuk pemantauan situasi jika Agus sedang memakai narkoba.
Pemantauan itu dilakukan anak buah Agus yang tergabung dalam Boel Tacos. Geng tersebut diketÂuai Agus dan terbentuk Mei lalu, setelah Agus keluar dari penjara karena kasus narkoba. ***