Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Agus Peragakan 118 Adegan

Melihat Rekonstruksi Pembunuhan Bocah Dalam Kardus

Rabu, 21 Oktober 2015, 09:58 WIB
Agus Peragakan 118 Adegan
ilustrasi/net
rmol news logo Agus Dermawan, tersangka pembunuh bocah dalam kardus menjalani proses rekonstruksi. Agus tiba di bedengnya, Jalan Peta Barat, Kampung Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat, kemarin, pukul 12.06.

Pria bertato yang berbaju tah­anan oranye ini, digiring puluhan polisi berseragam kaos 'TURN BACK CRIME' berwarna biru. Keluar dari mobil, Agus lang­sung menundukkan kepalanya, selalu memalingkan wajahnya dari warga dan kamera.

Begitu Agus turun dari mobil, warga kontan menyambutnya dengan cemoohan. "Huuuuuuu....huuuuu," teriak warga yang berkerumun di lokasi kejadian.

Sejak pagi, warga sudah me­menuhi sekitar lokasi rekonstruksi kasus pembunuhan Putri Nur Fauziah alias Eneng (9). Meski panas menyengat, mereka setia menunggu di lokasi rekonstruksi. Kebanyakan dari mereka berkeru­mun sepanjang lahan kosong, hingga jalanan perumahan tempat bedeng Agus berada. Sebagian warga lainnya, menonton dari atas balkon rumah.

Agus kemudian dibawa polisi masuk ke dalam warung bedeng untuk memperagakan adegan pencabulan yang disertai pem­bunuhan korban. "Untuk rekon­struksi pembunuhan PNF, total 118 adegan yang diperagakan tersangka. Sedangkan adegan pencabulan terhadap remaja putri T (15) ada 15 adegan," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti di lokasi rekonstruksi.

Dalam kegiatan ini, polisi memeragakan dua perkara seka­ligus, yakni pencabulan terhadap T dan pencabulan disertai pem­bunuhan PNF. Rekonstruksi dua perkara ini dilakukan bergantian. "Untuk efektivitas dan efisiensi, kita lakukan rekonstruksi dua perkara sekaligus," imbuhnya.

Sebelum rekonstruksi dimulai, polisi membawa lima anak laki-laki. Mereka adalah saksi yang sempat masuk warung, yang merupakan bagian depan bedeng Agus. Kelima anak itu mengena­kan penutup kepala, untuk menu­tupi identitas. Didampingi pol­wan, mereka menjelaskan yang terjadi di dalam bedeng itu.

Rekonstruksi dimulai dari ad­egan ketika korban pulang seko­lah, berjalan melintas di depan warung bedeng Agus di Jalan Peta Barat, Kampung Rawalele, Kalideres, Jakarta Barat.

Korban diperankan Mamat, seorang office boy Polda Metro Jaya. Mamat didandani menggu­nakan seragam sekolah dengan atasan baju putih lengan pendek dan berkerudung, serta bawahan rok panjang hitam. Pria dewasa ini diminta menggendong tas berwarna biru, dengan gambar tokoh superhero Spiderman.

Ketika korban melintas di depan bedengnya, Agus melam­baikan tangan untuk memang­gil, dan memintanya masuk ke bedeng. Setelah korban masuk, Agus menutup warungnya, la­lu melucuti pakaian korban. Mendapati perlakuan seperti itu, korban berteriak. Korban yang berteriak kemudian disumpal mulutnya menggunakan kaos kakinya sendiri.

Tersangka kemudian men­coba memasukkan kemaluannya ke kemaluan dan anus korban sambil mencekik leher hingga korban tewas. Setelah menge­tahui korban tewas, tersangka membungkus korban ke dalam kardus. Tersangka kemudian membakar baju seragam sekolah korban di belakang bedengnya yang tertutup pagar bambu.

"Tersangka mengeluarkan kardus berisi mayat korban setelah maghrib, lalu membuang­nya di Jembatan Kamal, Jalan Sahabat, Kalideres, Jakbar," tutur Krishna.

Setelah memeragakan adegan pencabulan dan pembunuhan bocah 9 tahun itu, Agus Dermawan kemudian melanjutkan rekon­struksi pembuangan mayat korban di Jalan Sahabat. Kedatangan Agus di lokasi disambut cemoo­han ratusan warga.

Agus tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 dengan penjagaan ketat puluhan aparat polisi dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Barat dan Polsek Kalideres. Agus kemudian ditu­runkan dari mobil polisi.

Begitu Agus turun, teriakan warga kembali menyambut­nya. "Huuu.. dasar pembunuh, matiin aja," teriak warga dari atas Jembatan Kamal, Kalideres. "Saya mah kesal banget lihat muka Agus," kata warga.

Polisi kemudian mengeluar­kan kardus berlakban "berisi korban" dan kardus minuman "berisi kaos kaki korban" serta motor yang digunakan untuk membuang kardus berisi jenaz­ah. Kardus tersebut diselipkan Agus di antara jok depan dengan stang motor.

Setelah itu, Agus meng­gunakan helm, dan menaiki motor dengan didorong poli­si. Sebelum ke dekat tempat sampah, Agus membuang kar­dus ke sisi kanannya. Setelah itu, Agus tancap gas.

Latar Belakang
Dari Atas Bedeng, Anak-anak Pantau Situasi

Warga di sekitar tempat keja­dian perkara amat geram kepada tersangka Agus Dermawan. Meski begitu, warga menyerah­kan sepenuhnya kasus pencabu­lan dan pembunuhan anak ini ke jalur hukum.

Keberadaan Geng Boel Tacos bentukan Agus menjadi salah satu kegeraman warga. Geng itu pun menjadi sorotan kepolisian. Tapi, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti mengatakan, pemeriksaan terhadap anak-anak anggota kelompok itu bukan di Markas Polda Metro Jaya.

"Psikologis anak, ruang peny­idikannya harus nyaman, dekat dengan mereka, yang memeriksa juga orangnya bisa dipercaya," ujar Krishna.

Seperti diketahui, jenazah Putri Nur Fauziah (PNF) alias Eneng (9) ditemukan di dalam kardus di sebuah gang, Kampung Belakang, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat pada Jumat malam (2/10). Perlu waktu delapan hari bagi polisi untuk mengungkap Agus sebagai tersangka. Agus ditangkap polisi di rumah orang­tuanya yang hanya berjarak 15 meter dari bedengnya.

Bedeng itu tidak besar, sekitar 4x8 meter. Di area depan, terda­pat warung kopi tempat kumpul anak muda hingga bocah. Di dalamnya, terdapat dua kamar, sebuah bale di belakang, dan area lantai dua ukuran 1x2 meter un­tuk pemantauan situasi jika Agus sedang memakai narkoba.

Pemantauan itu dilakukan anak buah Agus yang tergabung dalam Boel Tacos. Geng tersebut diket­uai Agus dan terbentuk Mei lalu, setelah Agus keluar dari penjara karena kasus narkoba. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA