MENGENAL ISLAM NUSANTARA (1)

Apa Itu Islam Nusantara?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Rabu, 05 Agustus 2015, 09:05 WIB
Apa Itu Islam Nusantara?
nasaruddin umar/net
MUKHTAMAR NU ke-33 men­gusung tema: Mengukuhkan Islam Nusantara untuk Per­adaban Indonesia dan Dunia. Sesungguhnya Islam Nusan­tara bukan istilah baru. Jauh sebelumnya sudah sering disebut-sebut oleh para pa­kar. Namun Islam Nusantara menggaung ketika menja­di tema pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur. Hampir setiap Negara yang berpen­duduk mayoritas muslim memiliki istilah khusus untuk mencirikan kekhususan umat Islam di ne­gerinya. Presiden Mahatir pernah memperkenal­kan Islam Hadharah, Pak SBY sering menyebut Islam Rahmatan lil Alamin, Mantan PM Benazir Bhutto memperkenalkan Islam inklusif, dll.

Islam Nusantara di arena Muktamar NU masih ada juga yang mempersoalkannya. Ada yang setuju dengan memberikan dukungan penuh tema itu, ada yang bernada pesimistis, dengan mengkhawatirkan berbagai kemungki­nan, termasuk khawatir jangan sampai Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah (ASWAJAH) dihil­angkan lalu digantikan Islam Nusantara, pada­hal para pendiri NU menggunakan istilah Islam Aswajah. Kebanyakan yang lain tidak mengam­bil pusing, yang penting para Kiyainya setuju, pasrah saja. Di dalam media social juga berag­am tanggapan tentang Islam Nusantara. Ada pengamat menganggap NU sedang melaku­kan sebuah terobosan besar untuk memberi­kan citra positif Islam di Indonesia setelah seki­an lama Islam ternodai oleh sekelompok orang yang memaksakan kehendaknya, ingin men­jadikan Islam sebagai konsep hidup di dalam bernegara dan bermasyarakat, tanpa peduli kondisi obyektif wilayah keberadaan Islam. Se­bagian lainnya menganggap yang menggagas Islam Nusantara sudah menyimpang dari dok­trin pendiri NUitu sendiri. Mereka tidak pernah memperkenalkan istilah Islam Nusantara. Yang mereka kembangkan ialah Islam ASWAJAH.

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Islam Nusantara, sudah banyak dijelaskan orang dalam berbagai media. Pertama harus dibedakan antara Islam di Nusantara dan Is­lam Nusantara. Islam di Nusantara konotas­inya penggambaran existing Islam di wilayah Nusantara, termasuk di dalamnya sejarah perkembangan, populasi, dan ciri khas Islam di kawasan Nusantara. Sedangkan Islam Nusan­tara lebih kepada keunikan sifat dan karakter­istik Islam di kawasan Nusantara. Dengan de­mikian, orang yang ahli tentang Islam di wilayah Nusantara belum tentu memahami konsep Is­lam Nusantara itu sendiri. Islam Nusantara melibatkan berbagai disiplin keilmuan, seperti ushul fikih, dan penafsiran terhadap nash atau teks agama. Islam Nusantara lebih banyak ber­hubungan dengan fenomena Islam "as the Is­lam" ketimbang Islam "as an Islam". (Lihat ar­tikel terdahulu di media ini).

Prof. Sayed Hussen Nasr dalam The Ideal and Reality of Islam membedakan antara kedua en­titas tersebut di atas. Yang pertama (the Islam/al-islam) ialah Islam yang bersifat universal. Semua agama atau ajaran yang dibawa oleh para Nabi terdahulu bisa disebut Islam. Semua Nabi dan para pengikutnya yang benar bisa disebut muslim dalam artian generic. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA