Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Komnas HAM Prihatin atas Teror yang Dialami Penyidik KPK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 08 Juli 2015, 19:56 WIB
Komnas HAM Prihatin atas Teror yang Dialami Penyidik KPK
ilustrasi
rmol news logo Komnas HAM menyampaikan keprihatinan atas aksi teror yang dialami penyidik KPK. Teror tersebut patut diduga sudah direncanakan dengan matang. Tujuannya jelas menebar syiar ketakutan publik.

"Agaknya kasus itu bukan tindakan spontan orang yang sambil lalu melakukan perusakan mobil penyidik KPK, melainkan suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya," jelas Komisioner Komnas HAM RI, Maneger Nasution, dalam pesan singkatnya (Rabu, 8/7).

Menurutnya, pelaku sedari awal sudah menentukan terget dengan melakukan pengamatan sebelumnya. Hal itu dilihat dari waktu kejadian dan kondisi keamanan di sekitar TKP.

"Walaupun begitu bahwa aksi teror tidak harus selalu langsung ke musuh. Dalam teori teror, suatu teror bisa menggunakan metode karambol, yaitu menyerang seseorang dengan memanfaatkan orang lain," ungkapnya.

Makanya, dia menjelaskan, bisa saja aksi pelaku tersebut sebenarnya mengincar orang yang  disekitar penyidik atau orang yang membela KPK. Atau pun juga untuk meneror dan menebar syiar ketakutan masyarakat secara umum.

Untuk itu negara harus hadir kembali mengembalikan keamanan publik. Kepolisian harus segera mengusut tuntas kasus itu dengan profesional dan mandiri.

"Negara tidak boleh kalah sama pelaku teror itu. Pelakunya laik dihukum berat, tidak hanya secara pidana umum, tapi juga dengan pemberatan pidana pelanggaran HAM sebagai penebar syiar teror ketakutan," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, kediaman penyidik KPK Afief Yulian Miftach di Perumahan Mediterania, Jakamulya, Bekasi Selatan, Jawa Barat, dikirimi benda menyerupai bom pada Minggu malam, (5/7). Beruntung, setelah diselidiki Tim Gegana Polda Metro Jaya, benda itu bukan bom.

Sepekan sebelumnya, Afief juga diteror. Ban mobilnya dicoblos hingga terdapat delapan lubang. Merasa ada yang aneh, Afief lalu melapor ke pengurus RW pada esok harinya. Namun, sepulang melapor, ia kembali diteror. Bagian depan mobilnya disiram dengan air keras.

Pihak Kepolisian sedang mengusut kasus tersebut. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA