WAWANCARA

Rudiantara: Kinerja Menteri Tak Terganggu Dengan Isu Reshuffle Kabinet

Jumat, 03 Juli 2015, 09:51 WIB
Rudiantara: Kinerja Menteri Tak Terganggu Dengan Isu Reshuffle Kabinet
Rudiantara/net
rmol news logo Kinerja Kementerian Komunikasi dan Informatika terus digenjot. Tidak terpengaruh dengan isu reshuf­fle kabinet.

Beberapa kebijakan men­guntungkan Indonesia, Jumat (3/7) ini akan diteken Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara.

Menteri dari kalangan profe­sional itu mengaku tak memikir­kan reshuffle kabinet. Sebab, kehebohan reshuffle hanya di media saja. Sementara atsmos­fer kerja di sidang kabinet dan koordinasi antar menteri justru makin solid.

Ketika ditanya soal nilai rapor, Rudiantara enggan mem­beri penilaian terhadap kinerja Kementerian yang dipimpin­nya. Baginya yang terpentingadalah bagaimana kinerja se­tiap hari terus menjadi lebih baik.

Lebih lengkapnya, simak wawancara Rakyat Merdeka dengan Rudiantara berikut ini:

Bagaimana dengan isu re­shuffle kabinet?

Saya belum dengar tuh. Reshuffle ini kan hebohnya cuma di media-media.

Apa isu reshuffle berpengaruh pada kinerja Anda?
Nggak, sejauh ini baik-baik saja. Kami kerja terus. Saya fokusnya kerja saja.

Apa fokus Anda?
Bagi saya, bagaimana hari ke hari bisa bekerja lebih baik. Hari ini harus lebih baik dari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini, begitu saja.

Apa pernah dipanggil atau dievaluasi oleh Kantor Staf Kepresidenan?
Bukan dipanggil, tapi lebih ke arah koordinasi. Tanya saja ke Pak Luhut Panjaitan (Kepala Staf Kepresidenan), itu Menkominfo kerja bagaimana. Tanya aja. Biar fair gitu, biar cover both side.

Bagaimana Anda meli­hat peran Kantor Staf Kepresidenan?
Kantor Staf Kepresidenan itu hampir sama dengan UKP4. Yang berhak menilai, dan memanggil menteri itu kan cuma Presiden dan Wakil Presiden. Dengan Kantor Staf Kepresidenan itu sifatnya lebih koordinatif.

Apa ada kendala dalam hal koordinasi antar menteri ke­tika isu reshuffle berhembus?
Kalau saya tidak mempunyai kendala untuk berkoordinasi dan berintegrasi. Karena saya biasa di swasta, saya datang ke men­teri yang lain atau pihak lain.

Contohnya?
Ketika pemerintah dan DPR sedang menyiapkan Undang-Undang Penggabungan RRI dan TVRI, saya belajar ke NHK Jepang, atau ke BBC Inggris. Itu kan bisa minta gratis dari mereka. Saya datang ke kedutaan mereka.

Saya juga datang ke kantor menteri mana saja, nggak ada masalah. Egosektoral harus dihi­langkan. Apa pun yang menjadi fokus pemerintah ya harus kita dukung.

O ya, Anda rapat dengan Wapres Jusuf Kalla, apa yang dibicarakan?
Di Kantor Wapres itu kita membicarakan bagaimana me­nyiapkan pertumbuhan ekonomi nantinya. Yang harus didor­ong adalah belanja pemerintah, government spending dan in­frastruktur.

Apa kaitannya dengan ke­menterian yang Anda pimpin?
Saya fokus seperti yang saya sampaikan, ini akan kita laku­kan tender atau beauty contest, seleksi untuk pembangunan 50 kabupaten/ kota yang belum ter­hubung jaringan komunikasi.

Kapan tender dilakukan?

Akhir tahun ini kami akan melakukan tender dengan mekanisme KPS (Kerjasama Pemerintah Swasta). Diharapkan pada 2018 semua kabupaten di Indonesia sudah terhubung fiber optik. Kita ingin mengejar men­jadi nomor dua di ASEAN pada 2019. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA