BERKAH RAMADHAN (1)

Karpet Merah Untuk Ramadhan

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 05 Juni 2015, 09:48 WIB
Karpet Merah Untuk Ramadhan
Nasaruddin Umar/net
TERLAMBAT kita menjemput Ramadhan jika menjemputnya di malam Ramadhan. Tradisi para 'arifin menjemput Rama­dhan semenjak awal bulan Rajab dan Sya'ban. Bulan Ra­jab, Sya'ban, dan Ramadhan sering disebut sebagai bulan tiga serangkai. Bulan Rajab awal paling baik menggelar karpet merah dengan cara berpuasa sunnat tiga hari, memutuskan seluruh dosa-dosa langganan yang sulit ditinggalkan, dan memulai melakukan spiritual recovery dengan menghindupkan kembali tradisi wirid, zikir, dan tadarrus Al-Qur'an. Bulan Sya'ban digunakan untuk menyuscikan batin, menjalin komunikasi lebih intensif dengan Tuhan, dengan sesama makhluk, khususnya kedua orang tua dan orang-orang yang pernah berjasa di dalam hidup kita. Energi bulan Ramadhan tidak lagi digunakan habis untuk membersihkan diri dan menjalin komunikasi verbal secara horizontal tetapi digunakan untuk mendaki (taraqqi) menuju ke puncak pencarian seorang hamba.

Kita perlu memastikan diri sudah bersih sebelum Ramadhan datang, sehingga Ramadhan bisa lebih efektif menempa diri. Meluruskan jalan pikiran yang selama ini bengkok, melunakkan hati yang selama ini keras, membersihkan jiwa atau kalbu yang kotor, dan merajut kembali keluarga yang sedang rusak. Ukuran keberhasilan kita di dalam meraih sukses Ramadhan bukan hanya kesalehan individual tetapi kesalehan keluarga dan kesalehan bangsa dan Negara, sehingga kita betul-betul seperti be­rada dalam Negara yang diidealkan Tuhan dalam Al-Qur'an: Baldatun thayyibah wa Rabbun gafur. (Negeri indah penuh pengampunan Tuhan).

Ibarat sebuah kapal, bulan Ramadhan sebentar lagi akan berlabuh di dalam senubari yang sudah lama menyiapkannya. Merekalah yang akan mendapatkan berkah bulan suci Ramadlan. Tidak mustahil di antara mereka menjumpai keutamaan Lailah al-Qadr. Idealnya bulan Rajab dan Sya'ban adalah bulan transisi untuk menyiapkan pangkalan pendaratan Ramdlan di dalam batin kita masing-masing. Sekarang masih ada waktu sedikit untuk menyiapkan diri menunggu bulan kesayanagan kita. Semoga waktu-waktu yang tersisa ini kita bisa manfaatkan secara intensif untuk menyempurna­kan shalat-shalat sunat Rawatib, baik qabliyah maupun ba'diyah. Baik yang mu’akkad maupun yang gairu mu'akkad. Kita memulai membuka halaman demi halaman kitab suci Al-Qur'an, buku-buku, dan channel dakwah di media social dan elektronik. Semoga dengan demikian Ramadhan kita kali ini insya Allah lebih berkualitas ketimbang Ramadhan-Ramadhan lalu.

Ibadah-ibadah sosial seperti bersilaturrahmi dengan orang-orang yang telah berjasa di da­lam hidup kita, termasuk menziarahi maqam-maqam mereka yang sudah mendahului kita, mengunjungi kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan seperti panti-panti asuhan, pantai jumpo, dan kelompok-kelompok masyarakat marginal lainnya. Ibadah-ibadah sosial tidak kalah dengan ibadah-ibadah se­bagaimana disebutkan di atas. Keiistimewaan bulan Ramadhan tidak perlu dipertanyakan. Banyak sekali ayat dan hadis yang menyatakan keistimewaannya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA