Ini ujian bagi KPK dan dukunÂgan publik. Apabila tetap konÂsisten mempertahankan KPK, maka pemberantasan korupsi terus berlanjut walau melemah untuk sementara.
Demikian disampaikan bekas Wakil Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas kepada
Rakyat Merdeka, Senin (4/5).
Menurut Erry, berlanjutnya proses hukum terhadap Ketua KPK non aktif Abraham Samad, Wakil Ketua KPK non aktif Bambang Widjojanto dan peÂnyidik KPK Novel Baswedan merupakan ujian berat bagi KPK.
"Dalam situasi seperti ini, pimpinan KPK harus solid dan kompak dan terus menjaga kredibilitasnya agar tetap diduÂkung publik," paparnya.
Berikut kutipan selengkapÂnya: Kasus pimpinan KPK non aktif dan penyidik KPK terÂus dilanjutkan, tanggapan Anda? Ini batu ujian yang bagus untuk KPK, supaya KPK lebih kuat. Untuk itu KPK harus solid dan kompak. Jangan ada pikiran macam-macam, semuanya fokus pada pekerjaan dan memberikan dukungan moral dan dukungan lainnya kepada mereka. Anggap ini sebagai ujian untuk KPK yang lebih kuat.
Plt Wakil Ketua KPK Indrianto Seno Adji dan Johan Budi siap mundur bila Novel tetap ditahan, tanggapan Anda? Itu bagus sekali. Ini menunÂjukkan tanggung jawab sebagai pimpinan yang tidak mampu melindungi anak buah. Tapi di sisi lain kita tahu bahwa meÂmang ini tantangan. Saya kira tidak perlu mengundurkan diri. Sebab, ada kepentingan yang lebih besar.
Apa yang Anda tangkap dari kasus ini? Serangan kepada KPK ini sistematis sekali. Menghadapi situasi ini jangan sampai pimpiÂnannya terpecah.
Apa ini sinyal kuat ada yang ingin melemahkan atau bahkan membubarkan KPK? Ada keinginan untuk memÂbubarkan KPK itu pasti. Sejak 10 tahun lalu upaya itu sudah ada. Tapi selalu kandas karena publik mendukung KPK.
Presiden Jokowi minta Polri untuk membebaskan Novel Baswedan, tapi belum diwujudkan Polri, ini baÂgaimana? Seharusnya ini koreksi bagi kelompok petinggi Polri yang harus berfikir secara jernih. Anggap ini koreksi dari atasan, sehingga dipatuhi.
Tapi nggak dipatuhi, terserah Polri saja.
Itu bukan intervensi, itu koÂreksi kepada institusi lemÂbaga negara di bawah Presiden. Kalau Presiden mengatakan seperti itu berarti Presiden akan bertanggung jawab dan proses hukum dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana kredibilitas KPK ke depan? Ada kekhawatiran gerakan pemberantasan korupsi tidak berlanjut. Ini akan berdampak buruk bagi kita semua.
Kekhawatiran lainnya, baÂgaimana KPK menjaga kredibiltas dan integritasnya agar dukungan publik tetap seperti semula atau bahkan lebih kuat lagi.
Dukungan publik itu termasuk dukungan media ya. Media mendukung sambil mengawal dan mengawasi. Jangan samÂpai kredibiltas KPK terganggu hanya karena ulah yang tidak perlu.
Kalau Polri bagaimana? Ke depan harus ada komuÂnikasi dan koordinasi yang baik sesama penegak hukum. Selain itu, Polri perlu membenahi aparatnya.
Kita semua cinta Polri. Kita kan tidak memusuhu Polri, tapi sebagai lembaga wajib kita kritisi dengan konstrukÂtif. ***
BERITA TERKAIT: