Buku itu merupakan karya cendekiawan Muslim sekaligus mantan Ketua PP. Muhammadiyah, Ahmad Syafi'i Maarif.
Peluncuran buku yang digelar selepas pukul 19.00 Wib, 14 April 2015, terasa istimewa. Dihadiri oleh Ketua MPR Zulkifli Hasan dan berbagai tokoh agama dan para cendikiawan lintas agama.
Menurut Direktur Maarif Institut, Fajar Rizal Ul Haq, acara yang digelar malam itu merupakan salah satu rangkaian acara memperingati 80 tahun Ahmad Syafi'i Maarif. "Untuk mensyukuri usia beliau yang panjang," ujarnya.
Dikatakan oleh Rizal Ul Haq bahwa acara itu bukan untuk mensakralisasikan Ahmad Syafi'i Maarif namun untuk mensosialisasikan kiprah anak bangsa yang peduli pada kebhinekaan. "Kebhinekaan adalah salah satu dasar mengapa Maarif Institut berdiri," ujarnya.
Buku buah pikir Ahmad Syafi'i Maarif itu diterbitkan oleh Mizan. Tak heran dalam kesempatan itu, Komisaris Mizan, Abdillah Thoha hadir dalam acara itu. Menurut Thoha, Mizan merasa bangga bisa menerbitkan buku itu.
Lebih lanjut dikatakan buku itu merefleksikan pikiran Ahmad Syafi'i Maarif yang menjelaskan bahwa Islam itu adalah agama yang toleran dan menghargai kebhinekaan. "Islam yang mampu beradaptasi dengan kearifan lokal," paparnya.
Buku itu menurut Thoha sangat diperlukan apalagi saat ini kita menghadapi berbagai masalah seperti yang ada di Timur Tengah. "Kita yakin Islam di Indonesia Islam yang sejuk, damai, dan pro kemajuan yang beperadaban," ujarnya.
Zulkifli Hasan dalam sambutan testimony menuturkan bahwa MPR periode sebelumnya fokus pada Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam MPR periode dirinya, ia akan bekerja keras agar keempat hal itu bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Zulkifli Hasan, saat ini kita tak perlu membincangkan perbedaan agama dan suku sebab kalau kita bisa mengimplementasikan apa yang disebutnya sebagai konsensus kebangsaan tadi maka berbagai tantangan bisa dihadapi.
Sebagai kader Ahmad Syafi'i Maarif, Zulkifli Hasan mengakui kita butuh sosok Buya, sebutan untuk Ahmad Syafi'i Maarif. Gagasan Buya seperti yang ada dalam buku untuk kepe tingan bangsa. "Kita berharap Buya tetap sehat dan kita akan meneruskan perjuangan beliau," paparnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: