Kementan Kembali Lepas Bibit Sapi dengan Harga Terjangkau

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 30 Maret 2015, 17:01 WIB
Kementan Kembali Lepas Bibit Sapi dengan Harga Terjangkau
ilustrasi/net
rmol news logo Indonesia sudah mampu menghasilkan bibit sapi perah sendiri dengan kualitas mutu bibit murni dengan produktifitas susu rata-rata di atas 20 liter/hari. Harga pun 50-60 persen lebih murah dibanding harga bibit sapi impor dari Australia dan New Zealand dengan kualitas bersaing.

Hal ini dijelaskan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro, dalam rilis yang diterima redaksi. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terus meningkatkan produksi bibit sapi perah bagi masyarakat untuk pengembangan industri susu dalam negeri.  

Pabrik produsen bibit sapi perah tersebut yakni Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, yang merupakan salah satu UPT di bawah koorinator Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. BBPTUHPT Baturraden merupakan satu-satunya UPT Nasional yang memproduksi bibit sapi perah.

Total bibit unggul sapi perah yang sudah dihasilkan dan dilepas oleh BBPTUHPT Baturraden sudah mencapai 1050 ekor. Pada tahun ini, produksi bibit sapi perah yang akan dilepas ke masyarakat sebanyak 200 ekor. Sampai pada bulan Maret ini, BBPTUHPT Baturraden telah melepas bibit sapi perah unggul ke masyarakat sebanyak 32 ekor.

Sabtu lalu (28/3), bertempat di Farm Rearing Manggala Desa Karang Tengah Kecamatan Cilongok, Banyumas, Syukur Iwantoro melepas 12 ekor bibit sapi perah betina unggul ke masyarakat. Bibit unggul sapi perah tersebut dikirim untuk memenuhi kebutuhan di Bogor dan Jawa Tengah.

Komitmen pemerintah untuk terus memperbaiki kualitas bibit sapi perah di masyarakat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah bibit unggul sapi perah yang sudah didistribusikan selama 9 tahun ini.  Pada tiga tahun terakhir, BBPTUHPT Baturraden telah mendistribusikan sebanyak 639 ekor bibit unggul sapi perah. Angka ini meningkat lebih dari 300 persen dibandingkan tiga tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 209 ekor saja.

BBPTU-HPT Baturaden telah mendistribusikan bibit unggul sapi perah ke wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kepala BBPTUHPT Baturraden, Ali Rachman, menjelaskan bahwa pola pemeliharaan yang digunakan untuk menghasilkan bibit sapi perah di BBPTUHPT Baturraden memenuhi standard Internasional Animal Welfare dengan sistem pastura dan semi intensif.

Ali Rachman mengatakan, dengan harga jual bibit unggul sapi perah BBPTUHPT Baturraden yang lebih murah dibandingkan sapi impor dengan kualitas yang tidak kalah bagus, maka masyarakat peternak akan mendapatkan untung yang lebih banyak.  Mulai tahun 2014, BBPTUHPT Baturraden juga mulai mengembangkan kambing perah, jelas Ali Rachman.

Peneliti indigofera dan pakar pakan ternak dari Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), Luki Abdullah, menegaskan bahwa dengan kandungan protein yang tinggi, indigofera tidak hanya bagus untuk sapi, tapi juga sangat bagus untuk kambing atau domba. Bahkan apabila diolah dalam bentuk tepung dapat digunakan sebagai substitusi bungkil kedelai sebanyak 15 persen dalam pakan unggas, dengan kualitas telur dan daging lebih baik.

Karena itu, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan berbagai pihak, mulai memperkenalkan dan menyebarkan benih dan bibit indigofera kepada para peternak di beberapa sentra produksi ternak.

"Saya mengharapkan para pengusaha pabrik pakan, khususnya pakan unggas, mulai mempertimbangkan penggunaan bahan baku alternatif indigofera ini," imbuh Syukur Iwantoro. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA