Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Roy Suryo Kandangkan Mobil Esemka di Solo

Diprotes, Proton Malaysia Jadi Mobil Nasional

Kamis, 12 Februari 2015, 10:02 WIB
Roy Suryo Kandangkan Mobil Esemka di Solo
ilustrasi
rmol news logo Peristiwa tiga tahun silam itu masih diingat jelas Roy Suryo. Ribuan orang berdiri di pinggir jalan melepas kepergian Roy dan FX Hadi Rudyatmo, Wakil Walikota Solo. Hari itu, Jumat, 24 Februari 2012, Roy dan Rudy akan berangkat ke Jakarta untuk menjajal kemampuan mobil Esemka yang dirakit para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
 
Sebelum berangkat, dilaku­kan test drive di Solo Techopark. Kendaraan yang diuji jalan ada­lah tipe SUV yang diberi nama Rajawali. Mesinnya berkapasi­tas 1.500 cc.

Acara besar-besaran pun digelar untuk melepas mobil ini ke Jakarta untuk tes kelaikan jalan. Acara yang dihadiri Jokowi, Walikota Surakarta itu menampilkan frag­men tari "Kusumayudha" yang mengisahkan ksatria Gatotkaca.

"Ketika itu warga Solo memi­liki harapan besar dengan had­irnya Esemka. Mereka berharap Esemka bisa menjadi mobil kebanggaan Indonesia di masa mendatang," tutur Roy.

Mobil tersebut dikendarai bergantian Roy dan Rudy. Rudy mendapat kesempatan pertama. Dia nyetir dari Solo hingga Boyolali. Setelah itu, gantian Roy yang mengendarai sampai Tegal.

Esemka sempat beristirahat di SMK 2 Kendal dan SMK 3 Tegal. Roy sempat memacu Esemka hingga 150 km per jam. "Ketika saya pakai gigi lima, mobil tetap berjalan dengan stabil. Tidak terasa melayang dengan kecepatan itu," tutur bekas Menteri Pemuda dan Olahraga itu.

Dia menilai, Esemka cukup nyaman dikendarai. Selama perjalanan, tidak ada kendala yang dialami mobil buatan siswa SMK itu. Temperatur, rem, dan handling semuanya lancar. Performa mesin dan suspensi cukup nyaman dan sudah cocok untuk jalan dalam kota.

"Makanya saya sangat heran, bukannya mengembangkan Esemka lebih lanjut, Presiden Jokowi malah berpaling ke Proton," sesal Roy.

Presiden Jokowi saat lawatan ke Malaysia menghadiri penan­datanganan kerja sama antara PT Adiperkasa Cipta Lestari --milik AM Hendropriyono-- dengan Proton. Kedua pihak sepakat untuk mengembangkan mobil nasional (mobnas).

Apakah Proton akan menjadi merek mobnas? Joko Widodo membantahnya. Dia menegaskan, kerja sama antara PT Adiperkasa Citra Lestari dan Proton Holdings Bhd, merupakan kerja sama antar-perusahaan.

"Memang kita saat itu diundang ke Proton. Saya pada posisi diun­dang datang. Mengenai memo­randum of understanding, itu adalah business to business dan baru tahapan awal. Studi ke­layakan saja belum. Tidak perlu diramaikan," kata Jokowi setelah mendarat dari kunjungan kenegaraan ke Malaysia, Brunei dan Filipina di Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa, 10 Februari 2015.

Jokowi mengatakan, kalaupun Indonesia akan memproduksi mobil nasional, yang akan diproduksi adalah Esemka.

"Kalau mobil nasional, tentu saja saya akan berbicara Esemka. Kalau mobil nasional, yang jelas brand dan principal-nya adalah lokal," katanya.

Roy tak percaya dengan bantahan ini. Politisi Partai Demokrat itu menilai, Jokowi hanya men­cari alasan dengan menyatakan MoUtersebut adalah business to business.

Menurut dia, jika itu hanya perjanjian bisnis antar perusa­haan swasta, maka seharusnya Jokowi tidak perlu hadir di acara tersebut. Cukup Hendropriyono dan pihak Proton saja.

"Jokowi itu Presiden, simbol negara. Dia ke Malaysia juga dalam rangka acara kenegaraan. Kalau dia ikut hadir, artinya dia mewakili Indonesia, dan meny­etujui acara tersebut," ucap dia.

Roy menyaksikan ketika pen­andatanganan kerja sama itu ada latar bertuliskan "Singning MoUIndonesian National Car". Menurut dia, jika mo­bil itu hanya untuk beredar di Indonesia, seharusnya bertulis­kan "Indonesian People Car".

"Kalau National Car itu mobil yang sudah disetujui oleh pe­merintah sebagai kendaraan na­sional. Contohnya para pejabat Malaysia yang pakai Proton," tuturnya.

Dia berpendapat, ajakan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk hadir di acara itu juga tidak bisa djadikan alasan. Menurut dia, setiap acara yang menyangkut Presiden harus diketahui secara detail. Staf kepresidenan harusnya sudah tahu acara apa yang akan di­hadiri, konsep acaranya seperti apa, akan berfoto sebagai apa, dan lain sebagainya.

"Biar jangan kemudian berala­san, background-nya itu hanya akal-akalan Malaysia. Kalau itu akal-akalan pihak sana, artinya kita yang bodoh bisa diakali seperti itu," sindir Roy.

Kekecewaan Roy atas dipilihnya Proton sebagai mobnas cukup beralasan. Selain ikut mem­promosikan mobil Esemka, Roy salah satu pemesan mobil yang diproduksi di bawah payung PT Solo Manufaktur Kreasi itu. Ia meminta dibuatkan mobil un­tuk adventure berkabin ganda (double cabin). Mobil ini diberi nama Digdaya.

Roy perlu menunggu setahun untuk mendapatkan mobil pesanannya. Mobil itu kemudian ditaruh di Solo. "Biar SMK memamerkannya. Daripada ditaruh di garasi, lebih baik diperlihatkan ke masyarakat agar mereka bisa melihat dan mencobanya," katanya.

Mobil 4X2 yang dipesan Roy ini sudah menunjukkan kemam­puannya. Diajak bermain offroad ringan di Boyolali, Jawa Tengah, mobil tersebut tak menemui masalah. Medan untuk menguji Esemka Digdaya disesuai den­gan kemampuan mobil.

"Saya coba offroad pakai pick up di Boyolali dengan kru televisi swasta. Lokasi 5 kilometer dari bandara Adi Sumarmo Solo. Medan berat, 6 jam saya coba dan mobil tanpa masalah," kata Kordinator Pembelajaran Industri Kreatif di SMKN 2 Surakarta, Dwi Budhi Martono.

Menurutnya banyak yang meragukan Esemka Digdaya asal Solo. Ketika diuji coba mesin hingga suspensi mobil Esemka Digdaya tidak diragukan lagi.

"Mobil tersebut lumayan tang­guh, makanya Pak Roy (Suryo) mau beli. Saya sudah siap­kan untuk beliau. Suspensinya enak, mesin juga enggak ada masalah," katanya.

Esemka Digdaya pick up 4X2 diperkuat mesin 1.500 cc injeksi. Mesinnya yang dikandungnya sama dengan yang digunakan Esemka Rajawali. Model pick up dijual Rp 75 juta sebelum pajak. Sebelumnya Esemka Digdaya juga sudah diuji coba ke Jakarta-Malang pulang pergi dan tak menemui masalah.

Mobil Esemka Jokowi Kini Jadi Pajangan di Solo Technopark


Dua mobil jenis sport utility vehicle (SUV) solid dipajang di Gedung Solo Technopark Surakarta. Keduanya serupa. Catnya juga sama-sama hitam. Salah satunya sudah memiliki pelat nomor bertuliskan AD 2 A. Latar warna merah di tanda pengenal mobil itu menunjuk­kan ini kendaraan dinas. Satu lagi polos tanpa pelat nomor.

Inilah mobil merek Esemka yang dulu pernah digunakan Jokowi ketika masih Walikota Surakarta. Jokowi menjadikan mobil yang dirakit siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini kendaraan dinasnya.

Setelah Jokowi ke Jakarta untuk menjadi Gubernur DKI dan kemudian terpilih jadi Presiden, mobil Esemka teng­gelam. Padahal, mobil inilah yang telah mengangkat nama Jokowi ke kancah nasional.

Seolah melupakan mobil Esemka, Jokowi saat kunjungan ke Malaysia pekan lalu menyaksikan penandatanganan kerja sama antara PT Adiperkasa Cipta Lestari -- perusahaan milik AM Hendropriyono-- dengan pihak Proton. Kedua pihak akan bekerja sama membangun mobil nasional (mobnas).

Harapan sejumlah kalangan yang menginginkan Esemka menjadi mobnas kandas. Sekandas harapan PT Solo Manifaktur Kreasi (SMK) yang memproduksi mobil Esemka secara massal. Perusahaan itu sudah hengkang dari Solo Technopark. Meninggalkan dua mobil produksi yang pernah dipakai Jokowi.

Perusahaan ini tak fokus memproduksi mobil Esemka setelah pamornya meredup karena terganjal sejumlah ke­tentuan. "Saat ini kami fokus ke riset dan pengembangan model," kata Sabar, juru bicara PT SMK kepada wartawan.

Perusahaanya baru mem­buat mobil jika ada pesanan. Biasanya pesanan dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membutuhkan mobil untuk praktik siswanya.

Bukan hanya mobil Esemka yang meredup. Solo Technopark yang dikembangkan untuk menjadi embrio kebangkitan mobil nasional juga mulai di­lupakan orang. Beberapa tahun lalu, masyarakat berbondong-bondong ke tempat ini untuk pembuatan mobil.

Para siswa SMK banyak yang magang untuk menimba ilmu cara merakit mobil di tempat ini. Kini, siswa magang di tempat ini untuk bisa melakukan pengelasan di bawah air maupun mengoperasikan mesin bubut.

FX Hadi Rudyatmo, rekan sejawat Jokowi ketika masih di Solo menagih janji Jokowi un­tuk mengembangkan Esemka. "Pak Presiden Jokowi masih berutang janji menjadikan produk mobil Esemka untuk menjadi program mobil na­sional," kata Rudy yang kini Walikota Surakarta itu.

Sewaktu Jokowi menjabat Walikota Surakarta dan Rudy sebagai wakilnya, mereka me­mang sepakat mempromosikan mobil karya anak bangsa terse­but. Namun, melihat perkem­bangan terkini, Ketua PDIP Solo ini menilai, Jokowi tidak konsisten dengan tekadnya mengusung mobil Esemka se­bagai proyek mobil nasional.

Presiden Jokowi malah menggandeng perusahaan mobil Malaysia, Proton. "Seharusnya mencarikan investor bagi Esemka. Itu janji beliau dulu sebelum menjadi Presiden. Ini artinya tidak sesuai dengan revolusi mental yang dicanan­gkan," tegas Rudy.

Rudy menilai, mobil Esemka sebenarnya cukup mampu bersaing di pasaran. Ini lantaran harganya murah dan desain cukup bagus.

Namun, selama ini pemasaran Esemka cukup tersendat, karena belum didaftarkan dalam e-Katalog pada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) di Kementerian Keuangan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA