Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Suryadharma Ali Ucapkan Selamat Dan Kirim Bunga

Lukman Hakim Saifuddin Dilantik Jadi Menteri Agama

Selasa, 10 Juni 2014, 10:52 WIB
Suryadharma Ali Ucapkan Selamat Dan Kirim Bunga
Lukman Hakim Saifuddin
rmol news logo Karangan bunga berdatangan ke Jalan Kair Kavling 70 Nomor 1 RT 02, RW 04, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kemarin. Tujuh karangan bunga diletakkan di tembok pembatas kavling. Menghadap ke rumah berlantai dua bercat krem yang dihiasi batu alam Palimanan kuning.

Karangan bunga itu terlihat masih segar. Harum kembangnya tercium semerbak. Pengirimnya mulai dari Suryadharma Ali, Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli, keluarga besar Wahid Hasyim hingga rektor dan civitas akademika Universitas Islam Assyafi’iyah.

Isi ucapan di karangan bunga itu hampir sama: selamat atas pelantikan Lukman Hakim Saifuddin sebagai Menteri Agama Republik Indonesia. Nama Lukman ditulis lengkap dengan gelarnya.

Namun di karangan bunga yang dikirim Suryadharma Ali tak mencantumkan gelar Lukman. Sebaliknya, justru nama Suryadharma ditulis lengkap berikut gelar doktor honoris causa (HC) yang dianugerahkan kepadanya.

Lukman mungkin belum melihat semua karangan bunga itu. Sebab, dia sudah meninggalkan rumah sejak pagi untuk persiapan pelantikan. Sebagian karangan bunga ini tiba di kediaman pria yang sebelumnya menjadi Wakil Ketua MPR ini pada siang hari.

Di Kavling 70 yang dijadikan semacam town house ini, Lukman membangun kediamannya. “Di sini hanya ada empat rumah, yang itu adalah rumah Pak Lukman,” ujar Ilham, satpam yang berjaga di pos gerbang kavling. Rumah yang ditunjuknya bernomor satu.

Kediaman Lukman cukup luas dan asri. Terletak di dalam kavling yang hanya memiliki satu akses masuk, rumahnya tak pakai pagar. Barisan tanaman di depan rumah seolah menjadi pagar hijau.

Tempat parkir mobil berada di samping kiri dan kanan rumah. Mampu menampung empat mobil. Salah satu mobil yang parkir, yakni Toyota Alphard bernomor B 1827 RFS.

Tiga huruf terakhir di pelat nomor ini menunjukkan bahwa mobil ini adalah kendaraan dinas. Namun, tak diketahui apakah Alphard ini merupakan kendaraan dinas Lukman sebagai Wakil Ketua MPR atau kendaraan dinas Menteri Agama, jabatan barunya. “Kalau mobil dinas ada, sedan Camry,” kata Ilham yang mengenakan seragam hitam ini.

Suasana rumah Lukman tampak sepi. Pintunya tertutup rapat. Dua karangan bunga berukuran kecil diletakkan di samping kiri dan kanan pintu.

Ilham lalu beranjak ke rumah Lukman. Ia masuk dari pintu masuk. Tak lama, seorang pembantu perempuan muncul. Menurutnya, sejak berangkat tadi pagi Lukman belum kembali ke rumah. “Bapaknya nggak ada,” ujar perempuan berambut pendek itu.

Kemeriahan atas dilantiknya Lukman sebagai menteri itu hanya sebatas karangan bunga saja. Tak ada acara khusus yang digelar di rumah politisi PPP Ini atas pengangkatan jadi anggota kabinet. “Sepi-sepi aja, belum ada kabar ada acara,” ujar Ilham.

Sejak tersiar kabar bahwa Lukman ditunjuk menjadi Menteri Agama, kata Ilham, kediamannya ramai didatangi wartawan. Tak berhasil menemui penghuni rumah, sejumlah awak media menitipkan surat kepada Ilham. Isinya permohonan untuk wawacara. Ilham lalu menyampaikan surat itu kepada Lukman.

Ilham sudah delapan tahun menjaga Kavling 70. Ia kenal semua penghuni di kavling ini. Ia mengungkapkan, Lukman mulai tinggal di sini sejak 2008. Saat itu Ilham sudah dua tahun bertugas menjaga rumah-rumah di kavling ini. “Dia (Lukman) tinggal bersama tiga anaknya. Biasanya berangkat pagi, pulang malam,” katanya.

Ilham juga tahu bahwa Lukman tak menempati rumah dinas anggota DPR. Sebab, dia selalu pulang ke sini. Sibuk sebagai wakil rakyat, menurut Ilham, Lukman jarang terlihat berada di rumah pada hari kerja.

Di akhir pekan, Lukman terlihat kerap keluar rumah. Ilham sering mendapati Lukman lari pagi dan jalan kaki ke masjid untuk shalat berjamaah. Letak masjid tak jauh dari kavling ini.

Hingga sore, suasana di rumah Lukman tetap sepi. Dihubungi via telepon, Lukman mengaku belum kembali lagi ke rumah. “Saya masih rapat,” ujarnya.
Selesai dilantik Presiden SBY, Lukman langsung bertugas di kantornya baru di Kementerian Agama di Jalan MH Thamrin Nomor 6, Jakarta Pusat.

Lukman dilantik menjadi Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali. Suryadharma mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi dana penyelenggaraan haji 2012-2013. Suryadharma dan Lukman sama-sama berasal dari PPP.

Pengangkatan Lukman Hakim sebagai Menteri Agama tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 54/P/2014. Pelantikan Lukman dihadiri menteri Kabinet Indonesia Bersatu II. Di antaranya Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kesehatan Nasfiah Mboi, Sekretaris Kabinet Dipo Alam.

Kemudian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Suryadharma Ali tampak hadir bersama sang istri. Ia mengucapkan selamat dan menyalami Lukman setelah pelantikan.

Cuma Menjabat 4 Bulan, Fokus Benahi Haji Minta Masukan KPK


Lukman Hakim Saefudin dilantik menjadi Menteri Agama melalui Keputusan Presiden nomor 54/P/2014 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 4 Juni 2014. Ia hanya menjabat sebagai menteri selama empat bulan di Kabinet Indonesia Bersatu II. Pasalnya, Oktober nanti presiden sudah berganti. Presiden terpilih akan menyusun kabinet baru.

“Waktu yang saya miliki amat sangat singkat tidak sampai empat bulan. Itu salah satu tantangan yang luar biasa,” ujar Lukman usai pelantikan dirinya sebagai Menteri Agama di Istana Negara, Jakarta, kemarin.

Lantaran masa kerjanya pendek, tak banyak yang bisa dilakukannya. Lukman memilih untuk fokus membenahi penyelenggaraan haji. Sebab, tak lama lagi sudah mulai musim haji 2014.

Untuk membenahi penyelenggaraan haji, ia akan bekerja  sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Besok (hari in-red) mudah-mudahan saya akan ke KPK. Saya akan mendengar juga langsung apa pendapat mereka selama ini terhadap Kementerian Agama. Karena kita sama tahu bahwa masalahnya sudah sedemikian rupa,” ujarnya.

Ia juga berencana mengumpulkan semua pejabat eselon I di Kementerian Agama. Selain ingin mendengar laporan, Lukman ingin mencari solusi atas berbagai persoalan yang terjadi di kementeriannya.

“Saya kemudian mendiagnosis masalah tersebut lalu bila dimungkinkan saya akan melakukan langkah-langkah kebijakan dalam langkah mengatasi persoalan yang ada,” ujarnya sembari menjelaskan tekadnya untuk memperbaiki demoralisasi di lembaga yang dipimpinnya.

Untuk diketahui, KPK telah menetapkan Suryadharma Ali, Menteri Agama sebagai tersangka kasus korupsi dana penyelenggaraan haji 2012-2013. Ketua umum PPP itu akhirnya mengundurkan diri dari kabinet.

Belakangan, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Anggito Abimanyu juga mengundurkan diri. Kabarnya, bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal itu terseret-seret kasus ini.

Sejumlah pejabat di Kementerian Agama juga telah diperiksa KPK dalam kasus korupsi dana haji. Yakni, bekas Direktur Pembinaan Haji dan Umrah (PHU) Ahmad Kartono, Kepala  Sub Direktorat Akomodasi Ditjen PHU Subhan Cholid dan Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Ditjen PHU, Ariyanto.

Putra Bungsu Menag, Ditunjuk Jadi Menag

Lukman Hakim Saifuddin, kini sudah resmi menjadi Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang memilih mundur lantaran berstatus tersangka atas kasus dugaan korupsi dana haji di Kementerian Agama. Presiden SBY, telah melantiknya, kemarin.

Siapakah sosok Lukman? Melalui situs pribadinya,  lukmansaifuddin.com, tercatat jelas rekam jejak pendidikan hingga karier politik Lukman.

Lukman melalui masa pendidikan dari lingkungan Islam. Selepas dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manaratul Ulum, melanjutkan pendidikan ke Pondok Modern Gontor, Ponorogo, lalu ke Universitas Islam As-Syafi’iyah, Jakarta.

Pria kelahiran Jakarta, 25 November 1962 itu adalah bungsu dari 10 bersaudara anak pasangan KH Saifuddin Zuhri dan Solichah. Saifuddin Zuhri adalah Menteri Agama periode 1962 hingga 1967.

Mengawali karier politiknya di usia 33 tahun di ormas Nahdlatul Ulama (NU), Lukman dipercaya menjadi Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU periode 1985-1988.

Selanjutnya, pada tahun 1988-1999 berkecimpung di Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) NU sebagai Wakil Sekretaris, Kepala Bidang Administrasi Umum, Koordinator Program Kajian dan Penelitian, Koordinator Program Pendidikan dan Pelatihan, hingga menjadi Ketua Badan Pengurus periode 1996-1999.

Selama beraktivitas di Lakpesdam NU, ia pernah mengikuti pendidikan singkat mengenai Community Organizer in Health and Development in Asian Rural Settings di Asian Health Institute, Nagoya, Jepang dan di Curtin University, Perth, Australia. Pada tahun 1995-1997 bergabung dengan Helen Keller International sebagai project manager dalam program The Irian Jaya Community Eye Care Project.

Ia pernah menjadi anggota Majelis Pengarah Pesantren Al-Hamidiyah, Depok dan pengajar pada Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta. Menjadi Wakil Ketua Bidang Pengembangan Program Yayasan Saifuddin Zuhri sejak 1994 hingga kini dan anggota Komisi Pengawas Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) periode 2004-2007.

Aktif di berbagai organisasi berbasis Islam, Lukman memutuskan berjuang melalui partai politik. Sejak 1994, dia resmi sebagai pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Awalnya hanya anggota Lembaga Pusat Pendidikan dan Latihan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP. Lalu menjadi Ketua di lembaga tersebut pada 1999-2003. Kemudian Sekretaris Pengurus Harian Pusat DPP PPP periode 2003-2007, dan kini menjadi Ketua DPP PPP Periode 2007-2012.

Karirnya di parlemen pun cemerlang. Sejak 1997 dia sudah beberapa periode duduk sebagai anggota DPR. Ia pernah memimpin Tim Pemantau Operasional Haji di Saudi Arabia.

Lukman memiliki istri bernama Trisna Willy dan tiga anak. Dia kini tinggal di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dalam laporan kekayaannya ke KPK pada tahun 2009, Lukman memiliki total kekayaan Rp 4,5 miliar dan 102.274 dolar AS pada 2009. Harta tersebut terdiri dari tanah dan bangunan yang berada di Tangerang dan Jakarta Selatan, sejumlah kendaraan dan surat berharga miliaran rupiah. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA