WAWANCARA

Prabowo Subianto: Saya Mau Temui Sultan Kelantan Untuk Ringankan Hukuman Wilfrida 

Minggu, 17 November 2013, 09:58 WIB
Prabowo Subianto: Saya Mau Temui Sultan Kelantan Untuk Ringankan Hukuman Wilfrida 
Prabowo Subianto
rmol news logo Kalau tidak ada aral melintang, hari ini sidang lanjutan TKI Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia.

Dalam sidang nanti akan memaparkan dua hal, yakni penjelasan tentang pemeriksaan usia dari rumah sakit dan pemeriksaan kejiwaan.

“Besok (hari ini)  akan mendengarkan keputusan itu. Kesaksian dari tim kesehatan karena kemungkinan besar Wilfrida saat kejadian statusnya di bawah umur. Mungkin ada keringanan bila di bawah umur. Itu  yang kita perjuangkan,” papar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.  kepada Rakyat Merdeka, sebelum lepas landas menuju Malaysia, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, kemarin.

Sebelumnya Prabowo juga menyaksikan langsung persidangan Wilfrida di Kota Baru, Kelantan yang berlangsung Senin, 30 September 2013 untuk memberikan semangat kepada Wilfrida.

Prabowo juga memberikan bantuan dengan menyediakan pengacara terkenal di Malaysia untuk memberikan pembelaan hukum kepada Wilfrida hingga persidangan vonis hukuman matinya ditunda.

TKI Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia akan kembali menjalani persidangan pada 17 November mendatang. Wilfrida terancam hukuman mati karena dituduh membunuh Yeap Seok Pen (60), orangtua perempuan majikannya.

Seharusnya, 30 September yang lalu, Hakim membacakan putusan sela yang menentukan hidup dan matinya Wilfrida. Namun Hakim mengabulkan permohonan penundaan vonis yang dilakukan oleh pengacara Wilfrida, Tan Sri Muhammad Shafee Abdullah.

Prabowo selanjutnya mengatakan, kepergiannya ke Malaysia kali ini juga memberikan semangat bagi TKI asal NTT itu.

“Saya berangkat ke Malaysia untuk melanjutkan bantuan pada WNI kita Wilfrida Soik yang sedang menjalani proses hukum di Malaysia,” tuturnya.

Berikut kutipan selengkapnya:

Apa yang Anda lakukan setibanya di sana?
Sabtu sore (kemarin)  saya ketemu tim hukum kami. Lalu saya akan koordinasi dengan Kedutaan Besar Indonesia untuk Malaysia. Setelah itu Minggu, saya baru berangkat ke Kelantan.

Ngapain ke Kelantan?
Saya mau temui Sultan Kelantan untuk meringankan hukuman Wilfrida.  Sebab Sultan  yang berwenang mengeluarkan grasi atau pengampunan kepada terpidana.

Selama ini perlakukan hukum  terhadap TKI  terkesan diskriminatif, ini bagaimana?
Saat ini kan kami sedang berusaha maksimal untuk membantu Wilfrida.  Meminta bantuan terhadap Sultan di sana itu salah satu caranya. Apapun yang terjadi, kami usahakan saja. Toh selama ini sudah banyak bantuan dari pemerintah Malaysia terkait permasalahan TKI di Indonesia. Respons pimpinan di Malaysia sangat baik, sangat membantu. .
 
Dengan bantuan itu, apakah Wilfrida akan bisa bebas?
Tidak tahu. Kedatangan saya menghadap Sultan Kelantan hanya memperkuat saja. Tidak ada jaminan bahwa Wilfrida akan dibebaskan. Kita juga harus mengerti kondisi di sana.

Sultan berwenang memberi grasi, lobi terus saja?
Kita juga nggak bisa pungkiri banyak TKI melakukan hal negatif seperti kriminal. Kita koreksi diri juga.  Saya sekadar memperkuat, siapa tahu beliau bisa membantu.

Apa Anda optimistis bisa dibantu?
Cukup optimistis. Tim pengacara  kami pun cukup optimistis. Yang pasti tidak boleh cepat puas, kami hanya bisa melakukan dan berharap hasil yang baik. Tapi kami yakin ada harapan.
 
Alasannya?
Ada beberapa fakta yang bisa meringankan putusan terhadap Wilfrida. Misalnya, saat Wilfrida membunuh majikannya, kemungkinan besar dirinya berada dalam kondisi kejiwaan yang tidak sadar. Fisiknya saat itu sangat lemah. Kemudian dia juga berada di bawah tekanan sangat besar karena sudah bekerja 2-3 bulan di sana, sering dipukulin. Ini yang membuat kewarasannya terganggu.

Lalu pertimbangan lain, sangat besar kemungkinan Wilfrida berangkat ke Malaysia belum cukup umur karena akte dipalsukan.

Oh iya, banyak pihak yang protes dengan gaya kepemimpinan Ahok yang terkesan kasar. Tanggapan anda bagaimana?
Ya mungkin gaya bicaranya saja, tapi niatnya baik. Niatnya menjaga anak-anak jangan sampai ikut jalan yang tidak benar dan kita harus hati-hati. Tapi saya sarankan supaya lebih piawai dalam bicara, Zaman sekarang ini kalau ngomong harus hati-hati. Apalagi ditanya wartawan seperti kalian.

Tapi ini kan bukan pertama kalinya berkata kasar di dalam menyikapi sebuah persolan. Nggak apa-apa tuh?
Tidak apa-apa. Pak Ahok itu gayanya saja lugas. Pokoknya saya mendukung selama niatnya baik.

Jadi menurut anda, reaksi Ahok terhadap pembajakan bus yang dilakukan murid SMU 46 sudah tepat?
Iya. Menurut saya, dalam kasus SMA 46, orang tua terlalu membiarkan anak-anak tanpa pengawasan dan tanpa disiplin, ini bisa menjadi jebakan bagi masa depan anak.

Di sini lah tugas orang tua dibutuhkan. Kalau anak sudah diberikan bimbingan yang baik dari keluarga, saya kira persoalan seperti pembajakan bus tidak akan terjadi lagi.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA