“Muharam itu bemakna hijrah, yakni meninggalkan yang buruk menuju yang baik. Itu berlaku kepada para pemimpin dan masyarakat,†kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma’ruf Amin kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Ma’ruf Amin berharap, di bulan Muharam ini dijadikan momentum perbaikan bangsa dan negara ke depan. Antara lain, menjauhi perilaku korupsi.
“Jadikan momentum Muharam agar para pemimpin terbebas dari perilaku korupsi. Pemimpin harus mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat,†ujarnya.
Berikut kutipan selengkapnya:Makna Muharam itu melarang, bisa dijabarkan?Secara penamaan Muharam itu adalah melarang (haram). Artinya dilarang melakukan hal-hal yang buruk. Sedangkan dari sejarah 1 Muharam itu kan berangkat dari hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah untuk menghindari konflik. Kemudian membangun masyarakat baru di Madinah.
Dari sini bisa dijabarkan bahwa kita harus melakukan upaya perbaikan. Secara secara filosofis, kita dianjurkan untuk mengubah perilaku, cara berpikir yang buruk menjadi baik.
Perilaku korupsi terus merajalela, apa pendapat Anda?Para pemimpin perlu introspeksi diri. Di bulan Muharam ini kita diajak untuk merenungkan dan meninggalkan cara berpikir, berprilaku yang kurang membawa manfaat.
Intinya di bulan Muharam ini kita diminta untuk melakukan perbaikan. Itu ditujukan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik ke depan.
Apa pemimpin punya komitmen seperti itu?Pemimpin itu harus berkomitmen untuk melakukan semacam penilaian ulang terhadap apa yang dilakukannya selama ini. Apakah kebijakannya sudah menghasilkan kemaslahatan untuk masyarakat. Kalau sudah, tentu dia harus mencari lagi cara-cara lain yang bermaslahat bagi masyarakat.
Yang jelas, jangan merusak dan merugikan masyarakat. Itu tidak boleh. Pemimpin seperti itu tentu dilaknat Allah.
Apa pemimpin itu masih melakukan introspeksi?Itu harus. Tahun Baru Hijriah atau Muharam itu sebenarnya momentum untuk melakukan introspeksi. Melakukan koreksi atas apa yang sudah dilakukan sebelumnya.
Berarti pemimpin itu perlu melakukan renungan?Betul. Pemimpin harus banyak merenung. Apakah keberadan mereka bermanfaat buat bangsa dan negara atau tidak.
Bagaimana dengan politisi?Politisi juga harus merenungkan diri. Jangan sampai melakukan tindakan yang tidak pro rakyat. Apalagi sampai korupsi.
Ada imbauan MUI?Prinsip Muharam itu kan menekankan pada moralitas, akhlak dan etika. Maka birokrasi, politisi dan pebisnis perlu mengarah pada prinsip kebaikan.
Kenapa begitu banyak perilaku buruk di negeri ini? Ini yang perlu diubah. Bangsa dan negara kita lebih bagus ke depan. Sekarang ini memang banyak masalah. Lihat saja ketidakmerataan kesejahteraan, kemiskinan di mana-mana, korupsi menggurita dan lainnya. Itu semua harus kita tinggalkan. Artinya, hijrah dari prilaku seperti itu ke arah yang lebih baik.
Kalau pemimpin berkomitmen dalam bulan Muharam ini, saya kira keadaan Indonesia akan lebih baik.
Bisa juga diartikan agar Pemilu 2014 harus lebih baik dari sebelumnnya?Betul. Pemilu harus berjalan baik. Hindari konflik. Kita lebih baik menggunakan cara-cara yang beretika, adil dan jujur. Kalau kita menang, mesti merangkul yang kalah untuk bersama-sama membangun bangsa.
Bagi yang kalah tentu harus mengakui kekalahan. Bukan mencari-cari masalah, sehingga timbul konflik, toh kita kan bisa membangun bersama. Pokoknya, semua berjalan di atas rel yang benar. [Harian Rakyat Merdeka]
BERITA TERKAIT: