WAWANCARA

Jusuf Kalla: Saya, Mahfud Dan Rhoma Irama Sifatnya Masih Dielus-elus PKB

Kamis, 31 Oktober 2013, 09:31 WIB
Jusuf Kalla: Saya, Mahfud Dan Rhoma Irama Sifatnya Masih Dielus-elus PKB
Jusuf Kalla
rmol news logo Bekas Wapres Jusuf Kalla belum secara tegas menyatakan siap menjadi capres PKB meski sudah 17 DPW PKB yang mendukungnya.

“Saya positif saja menilai dukungan tersebut. Ini sebuah amanah,” kata Jusuf Kalla kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Seperti diketahui, 17 DPW PKB menjagokan Jusuf Kalla menjadi capres 2014. 

Antara lain dukungan berasal dari  Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Ini terungkap dalam  pertemuannya dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di komplek perumahan menteri Widya Chandra, Jakarta, Sabtu (26/10).

Jusuf Kalla selanjutnya mengatakan, capres atau cawapres ditetapkan seusai pemilu legislatif. Sekarang ini semuanya masih tahap amanah yang harus dihormati.
Berikut kutipan selengkapnya:

Responsnya hanya seperti itu?
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari beberapa DPW PKB itu. Semua dukungan tersebut selalu saya anggap sebuah amanah.

Amanah itu adalah sebuah kepercayaan dan harapan seseorang atau kelompok yang harus kita hormati bersama. Ini sesuatu hal yang positif.

Bagaimana kalau mereka meminta Anda nyapres lewat PKB?
Pada waktunya nanti saya akan lihat. Menjadi capres itu harus memenuhi syarat pendukungan. Ada presidential threshold (PT) yang harus terpenuhi dalam pemilu legislatif.
     
Apa sudah ada pembicaraan pimpinan PKB dengan Anda?
Belum ada.

PKB juga mengelus Mahfud MD dan Rhoma Irama, apa pendapat Anda?
Saya, Pak Mahfud dan Rhoma Irama  kan sifatnya masih dielus PKB, masih berbentuk dukungan. Nanti pada waktunya ditentukan siapa yang menjadi capres PKB. Sekarang masih berupa amanah dulu.

Apa tidak khawatir, munculnya nama Anda hanya untuk menaikkan suara PKB dalam pemilu legislatif?
Ah, kalau saya sih positive thinking saja. Saya percaya dengan niat baik seseorang atau sekelompok orang.

Soal apakah  suaranya di pileg naik, itu kan sebuah implikasi saja. Kita lihat saja dalam pemilu nanti. Saya belum bisa berandai-andai.

Anda akan pertimbangkan dukungan itu?
Setelah pemilu legislatif tentu proses pencapresan akan terbentuk dengan sendirinya kok.

Siapa berkoalisi dengan siapa, dengan partai mana dan lainnya. Dukungan ini adalah amanah awal saja.

Bagaimana kalau dapat dukungan dari partai lain?
Sekali lagi saya akan berterima kasih bila didukung partai lainnya.

Dengan adanya dukungan itu, apa perlu dibentuk kekuatan partai berbasis Islam?
Ya, silakan saja dibentuk. Ini hal biasa terjadi dalam demokrasi. Itu memang diamanatkan Undang-Undang Dasar.

Jika partai politik tidak memenuhi syarat pendukungan atau memenuhi PT, maka jalan keluarnya harus melakukan koalisi.

Berarti partai berbasis Islam perlu bersatu?
Sekarang ini saya melihat tidak ada pengkotak-kotakan partai. Tidak ada lagi bedanya antara partai Islam dan partai nasionalis.

Sebab, sekarang ini partai Islam sudah berjiwa nasionalis. Begitu juga partai nasionalis sudah berjiwa religius.

PKB menilai track record Anda cukup baik saat menjadi Wapres, tanggapannya?
Semua orang memiliki penilaian masing-masing mengenai sosok presiden. Bisa dilihat dari apa yang telah dilakukannya selama menjabat pada sebuah jabatan strategis.

Selain itu, masyarakat melihat presiden ke depan harus memiliki kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Untuk itu, track record penting dicermati masyarakat.
    
Kemampuan tokoh lebih diutamakan?
Ya, kan capres tidak bisa dilihat dari hal yang abstrak saja, tapi konkret. Kalau dinilai hanya dari visi dan misi saja, saya kira tidak tepat.

Perlu dilihat dari apa yang dicapai dari pengalaman capres itu. Menjadi presiden itu harus mengurus nasib 240 juta rakyat Indonesia. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA