RMOL. Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD tetap merendah meski digadang-gadang menjadi capres dan cawapres 2014.
“Alhamdulillah saya menÂdapatkan apresiasi dari seÂbagian masyarakat yang memÂpunyai kepedulian terhadap masa depan bangsa dan negara,†kata Mahfud MD kepada Rakyat MerÂdeka, kemarin.
Padahal, lanjut bekas Menhan itu, selama ini diÂriÂnya hanya beÂkerja biasa-biasa saja. Apa yang dikerÂjakannya standar sebagai pejabat negara.
“Tapi saya diapresiasi seÂperti itu. Tentu saya mengÂÂucapkan teÂrima kasih,†ujarnya.
Berikut kutipan seÂlengÂkapnya:
Orang yang bekerja standar dan biasa-biaÂsa saja sekarang ini mendapat apresiasi dari masyaraÂkat. SeÂbab, banyak yang beÂkerÂja tidak standar.
Kerja biasa-biasa sekarang ini dianggap luar biasa karena orang lain bekerjanya sudah tidak biasa.
Apa Anda sudah siap dipiÂnang?
Tentunya saya sendiri tahu diri. Sebenarnya kapasitas saya itu belum memungkinkan untuk berÂpikir ke arah sana. Tetapi tentu saÂja saya syukuri bahwa masih banyak kalangan mencari orang baik.
Jika nanti pilihannya kepada saya, tentu ini perlu dipikir ulang, ditinjau kembali.
Kenapa begitu, bukankah Anda sudah dinilai layak?
Jujur saja, saya sendiri tidak meÂrasa memenuhi syarat menjadi caÂpres atau cawapres. Banyak orang yang menganggap saya luar biasa. Padahal, saya sendiri merasa biasa-biasa saja.
Apa tanggapan Anda terhaÂdap sosok Abrurizal Bakrie, MeÂÂgawati Soekarnoputri, dan PraÂÂbowo Subianto yang diseÂbut-seÂbut bakal menjadi capres 2014?
Siapapun kalau mempunyai miÂnat dan potensi boleh meÂnamÂÂpilÂkan diri untuk capres atau caÂwapres. Karena kita menÂdiriÂkan negara Indonesia merÂdeka ini kan agar setiap orang dapat mengÂÂÂgunakan hak politik untuk menÂjadi pemimpin dan meÂlaÂkukan apapun sesuai hak asaÂsinya.
Maka muncullah Pak Ical, Pak Prabowo, Ibu Megawati, dan lainÂÂnya. Menurut saya berilah peluang secara konstitusional kepada siapapun. Itu sebagai hak konstitusional. Tidak boleh dicela dan tidak boleh dihalangi.
Apa Anda siap menjadi penÂdamping Aburizal Bakrie?
Saya tidak bisa menjawab itu sekarang. Saya sebagai hakim konÂsÂtitusi sudah bertekad tidak akan berbicara posisi politik saya sebelum bulan Mei 2013 saat saÂya tidak aktif sebagai hakim.
Memangnya 2013 Anda tidak mencalonkan lagi sebagai hakim?
Saya sudah memutuskan untuk berhenti sebagai hakim konstitusi pada tahun 2013. Saya tidak mau menggunakan peluang untuk memperpanjang lagi meskipun masih terbuka menurut Undang-Undang.
Artinya 2013, Anda menenÂtukan sikap?
Ya. Saat itulah saya akan meÂnentukan jawaban saya apakah saya akan kesana. Apakah saya juga akan menerima tawaran si A, si B, atau si C.
Karena yang meÂnawarkan saya itu banyak. Atau saya akan menÂdukung yang lain. Pokoknya hak politik akan saya pergunakan nanti.
Apakah sudah ada pendeÂkatan dari salah satu parpol?
Yang muncul di koran-koran itu hampir semuanya sudah berteÂmu, he-he-he. Bukan hanya satu partai. Banyak yang sudah berteÂmu dengan saya meski tidak secara official.
Maksudnya?
Maksud saya, DPP belum secaÂra resmi mengirim surat kepada saya. Tetapi tokoh-tokoh pada level terasnya sudah berbicara dengan saya, dan saya tidak bisa menyebutkannya.
Apa jawaban Anda kepada mereka?
Jawaban saya sama seperti yang saya berikan kepada Anda. Yakni tetap menunggu 2013.
Anda tidak takut kehilangan momentum?
Ya, nggak apa-apa. Sebab, saÂya memang tidak mencari moÂmenÂtum. Kalau 2013 ada moÂmenÂtum, saya jawab. Kalau tiÂdak ada moÂmentum, ya tidak apa-apa juga. Saya ini hakim yang harus tahu etika.
Tunggu 2013 saja. Saya akan menjawab untuk menentukan sikap politik karena itu saatnya bisa menjadi capres, cawapres atau bisa mendukung calon yang sudah ada.
Tetapi sekarang ini langkah-langkah politik yang konkrit tidak boleh saya lakukan, dan tidak akan saya lakukan. [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: