WAWANCARA

Pramono Edhie Wibowo: Nggak Sempat Berpikir Capres, Semangat Bicara Tank Leopard

Jumat, 27 Januari 2012, 09:30 WIB
Pramono Edhie Wibowo: Nggak Sempat Berpikir Capres, Semangat Bicara Tank Leopard
Pramono Edhie Wibowo

RMOL. Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Pramono Edhie Wibowo mengaku sibuk mengurusi kerjaannya, sehingga tidak sempat berpikir maju sebagai calon presiden 2014.

Bahkan, adik ipar Presiden SBY ini tidak tertarik me­nang­gapi namanya yang sering di­sebut petinggi partai politik men­jadi capres.

“Nggak deh. Saya nggak mau berkomentar mengenai capres. Saya hanya Kepala Staf Angka­tan Darat yang ingin berbuat yang terbaik untuk angkatan ini. Saya sedang fokus pada pem­bangunan TNI Angkatan Darat secara pro­fesional,” kata Pra­mono Edhie Wibowo kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta kemarin.

Seperti diketahui, Partai Gol­kar dan Partai Demokrat me­nimbang-nimbang untuk mema­sukkan Pramono Edhie Wibowo menjadi capres atau cawapres da­lam Pemilu Presiden 2014.

Pramono Edhie Wibowo ha­nya mau menjawab terkait ren­cana pembelian Tank Leopard dari Belanda.

Berikut kutipan selengkapnya:

Kenapa berencana membeli Tank Leopard?

Bukan kita ingin mengungguli atau bersaing dengan negara tetangga. Kami hanya ingin me­nyamai teknologi dengan negara tetangga. Kalau kami latihan bisa sekelas dengan mereka yang sudah lama mempunyai tank tersebut.


Bagaimana tank yang dimi­liki Indonesia saat ini?

Kita kan banyak tertinggal dengan negara-negara tetangga. Peluru saja tidak ada. Meriam 1976 hingga sekarang belum pensiun. Makanya ada rencana itu setelah kami mendapatkan dana percepatan modernisasi. Kami langsung membreak down apa yang dibutuhkan. Dari sini kami melihat, apa saja yang ter­tinggal dari negara tetangga di Asia Tenggara.


Sudah positif ingin membeli Tank Leopard?

Kami tidak secara spesifik menyebutkan pilihan kami adalah Tank Leopard. Ini hanya salah satu pilihan saja. Kami me­mang membutuhkan alat ini dan akhirnya kami dapat informasi dari berbagai negar,a dan kami pelajari.


Kenapa tidak membeli tank produksi PT Pindad?

Yang bisa dibuat PT Pindad hanya senjata ringan yang digu­nakan  tentara infanteri. Tapi tank yang direncanakan dibeli ini  mengarah kepada Alutsista ter­baik. Pada dasarnya kami hanya ingin membangun kekuatan.


Sejauhmana rencana pem­be­lian tank itu?

Sekarang masih sebatas nego­siasi harga. Jika parlemen Be­lan­da menolak, kita tidak akan me­ngemis.

Intinya belum ada kepu­tu­san. Yang jelas sudah ada pem­bi­ca­raan dengan tim dari Belanda.


Apa yang dibicarakan?

Mereka bertanya kepada kami, apakah jenderal akan beli tank. Se­belum menjawab pertanyaan itu, saya yang bertanya kepada me­reka, Belanda menjual atau tidak. Sebab, saya dengar parle­men Anda tidak memberi du­ku­ngan.


Apa jawaban Belanda?

Mereka langsung menjawab, kami akan menjual. Lalu saya katakan, jika Belanda menjual, kita beli. Tapi jika Belanda tidak menjual, ya tidak usah. Akhirnya Belanda menjawab oke.

Mereka mengaku akan melobi parlemennya. Mereka juga butuh untuk menjual tank tersebut.


Apa saja mau dibeli?

Kami juga mau membeli anti pe­nangkis serangan udara. Se­bab, yang kita miliki tidak bisa ber­fungsi maksimal lagi. Selain itu, kami juga  ingin beli rudal. Kami juga ingin memiliki MLRS (multi louncher rocket sys­tem). Setelah kami tahu har­ganya pasti akan kami sampai­kan kepada ma­sya­rakat.


Apa reaksi negara tetangga setelah mengetahui Indonesia mau membeli sejumlah senjata berat tersebut?

Mendengar itu, negara te­tangga pun memunculkan istilah macan bangun lagi. [Harian Rakyat Merdeka]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA