RMOL. Partai Demokrat secara institusi tidak pernah mengeluarkan pernyataan PKS tidak Islami dan kekanak-kanakan. Itu hanya pendapat pribadi.
Demikian disampaikan WaÂkil ketua Umum Partai DemoÂkrat Max Sopacua kepada RakÂyat Merdeka di Jakarta, Kamis (20/10).
“Saya harus meluruskan, perÂÂnyataan beberapa kader kami itu adalah pendapat priÂbadi. HuÂbuÂngan antar partai koalisi haÂrus tetap menjadi acuan untuk menÂÂdukung kebijakan pemeÂrintah SBY ke depan,†paÂparnya.
Seperti diketahui, Wakil SekÂjen Partai Demokrat Ramadhan PoÂhan mengkritik sikap PKS yang ragu ingin keluar atau tetap di koaÂÂÂlisi. Ramadhan meÂÂnilai, apabila mau berkoalisi haÂrus konsisten. Kalau bermain dua kaki, sangat tidak Islami.
Max Sopacua selanjutkan meÂngaÂtakan, semua harus berpikir dingin dalam menyikapi permaÂsalahan reshuffle kabinet yang sudah dilakukan Presiden. JaÂngan sampai pernyataan tersebut memÂbuat friksi semakin tajam di dalam koalisi.
“Kami mengharapkan PKS bersama-sama membangun koaÂlisi. Sebab, koalisi ini punya niat yang sama sejak dibentuk tahun 2004,†kat anggota Komisi I DPR itu.
Berikut kutipan selengkapnya;
Apa kader yang mengeluarÂkan pernyataan itu akan diteÂgur?
Intinya saya ingin samÂpaiÂkan, penÂdapat yang seolah-olah meÂnimÂbulkan friksi di dalam koalisi adalah pendapat pribadi, bukan atas nama partai. Terus teÂrang saja, saya baÂnyak menÂdapat perÂtanyaan yang intinya menanyaÂkan kenapa PKS diÂbiÂlang tidak Islami dan lain-lain.
Apa hubungan PKS dan DeÂmokrat tetap baik?
Teori partai politik bukan haÂnya membenahi ke dalam interÂnal partai kita saja. Tapi bagaiÂmana kita bisa menjaga huÂbuÂngan baik sesama partai.
Kami tidak membanding-banÂÂÂÂÂdingkan kalau partai kami diÂÂkurangi kursi menteri di kaÂbinet, maka parpol lain juga diÂÂÂÂkuÂrangi. Kami tidak berpenÂdapat seperti itu.
PKS pernah menuding reÂshuffle dijadikan sebagai fund raising?
Saya sudah berbicara dengan Pak Hidayat Nurwahid mengenai hal itu, kami menganggap itu penÂdapat pribadi. PKS tidak perÂnah mengeluarkan pernyataan seperti itu.
Saya kira kita harus menjaga kondisi koalisi tetap kondusif. KaÂlau kita saling berbalas panÂtun, persoalan tidak akan habis. JaÂngan sampai membuat hubuÂngan antar partai menjadi retak.
Lalu sikap Demokrat pada pihak yang menyerang SBY?
Kami memilih cara elegan, menÂÂjawab kritikan itu dengan arÂgumentasi yang kuat. Misalnya Rabu (19/10) di Metro TV saya adu argumen dengan Pak Syafii Ma’arif. Saya bisa bertahan, seÂhingga banyak yang mengaÂpreÂsiasi.
Saya mengatakan, sangat meÂngÂapresisasi apa yang dilakuÂkan Pak Syafii dan teman-teman dari forum lintas agama. Walau umur tidak muda lagi, mereka masih memikirkan bangsa. Ini kan baÂgaimana kita menyampaikan soÂlusi dan menjawab pertanyaan dengan elegan, bukan dengan cara frontal.
Apa koalisi akan pecah kalau terus-terusan ada friksi?
Saya tidak berpikir sampai ke arah itu. Tapi bagaimana kita menÂjaga semua kondisi pemeÂrinÂÂtahan dengan baik. Kita horÂmati pendapat semua orang yang meÂrasa tidak senang dengan pengurangan jatah menteri, itu wajar saja.
Semua partai politik akan berÂpikir Pemilu 2014, sehingga meÂreka tidak akan berbuat seÂsuatu yang merugikan. Begitu juga dengan PKS.
Reshuffle kabinet dianggap tidak mengakomodir kepenÂtingan PKS?
Tidak bisa kita lihat siapa yang diakomodir, dan siapa yang tidak diakomodir. Presiden mengÂinginÂÂkan agar semua legowo untuk membangun koalisi yang lebih baik lagi.
Pak Anas Urbaningrum meÂnyaÂrankan agar pengurangan kursi menteri jangan menjadi friksi. Tapi harus disikapi dengan peÂmikiran jauh ke depan, yakni baÂgaimana kita membangun bangsa.
Saya tidak setuju dengan teÂman-teman yang pendapatnya mempertajam friksi antara PKS dan Demokrat.
Apa yang diharapkan Partai Demokrat terhadap koalisi?
Koalisi ini punya harapan yang sama, mendukung kebijaÂkan peÂmerintah ke depan agar lebih baik. Siapapun akan berÂpikir unÂtuk 2014. Tapi harus berÂbuat seÂsuatu untuk rakyat, itulah yang menjadi tujuannya. [rm]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: