“Halo, selamat siang,†sapa Jusuf.
“Selamat siang juga,†jawab pria di ujung telepon.
“Pak, saya mau memberi inÂforÂmasi. Baru saja saya lihat NaÂzaÂruddin di Hotel Sheraton BanÂdung. Dia masuk hotel sendirian pakai wig. Mohon dicek ke sini seÂcepatnya sebelum orangnya kaÂbur ke tempat lain,†kata si penelepon.
Rakyat Merdeka yang bertanÂdang ke markas LIRA di Tebet, JaÂkarta Selatan kemarin, menÂdengar sayup-sayup pembicaraan Jusuf Rizal dengan pria tak dikenal itu.
Nomor telepon Jusuf di (021) 70809494 kebanjiran panggilan sejak pihaknya memÂbuka saÂyembara penÂcaÂrian MuhamÂmad Nazaruddin KaÂmis lalu (14/7). Bagi yang berÂhasil meÂneÂÂmuÂkan bekas benÂdahara umum ParÂtai DeÂmokrat itu, baÂkal menÂdapat haÂdiah mengÂgiurÂkan: uang Rp 100 juta.
Komisi Pemberantasan KoÂrupsi (KPK) menetapkan NazaÂruddin sebagai tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Jakabaring, SuÂmatera Selatan.
Nazaruddin diketahui pergi ke Singapura 23 Mei 2011, sehari sebelum keluarnya perintah cekal terhadap dirinya. Hingga kini, dia tak kunjung kembali. KPK lalu meÂneÂtapkan Nazaruddin seÂbagai buÂronan dan meminta bantuan InÂterpol untuk memburunya.
Menurut Jusuf, sehari setelah saÂyembara dibuka dirinya meneÂrima lebih dari 200 panggilan telepon dan pesan pendek (SMS). Semuanya mengenai informasi keberadaan Nazaruddin. “KeÂbaÂnyaÂkan mereka melaporkan poÂsisi Nazaruddin berada di Jakarta dan bukan di luar negeri.â€
Ia menuturkan, ada paranormal dari Riau yang meÂneÂleponnya memberitahukan keberaÂdaan Nazaruddin. “KataÂnya, dari hasil penerawangannya NaÂzaÂrudÂdin berada di daerah KeÂmayoran,†ujarnya. Kawasan Kemayoran terletak di Jakarta Pusat.
“Setiap informasi yang kami terima akan diteruskan ke inÂteÂlijen Mabes Polri. Mereka yang menyelidiki tempat yang dilaÂporkan,†kata Jusuf.
Bagaimana hasil penelusuran di Kemayoran? “Saya belum dapat infonya apakah Nazaruddin ada di sana atau tidak,†kata dia.
Menyambangi markas LIRA di Gedung Gajah Blok AQ, Jalan Sahardjo Nomor 111, Tebet, JaÂkarÂta Selatan, bagian depannya dipenuhi pamflet. Ada 11 pamflet yang ditempel di kaca dinding depan kantornya. Semuanya berÂisi sayembara pencarian Nazaruddin.
Ada dua model pamflet. PerÂtama, berlatar belakang meÂrah dengan gambar kelompok BaÂrisan Bela Negara (BNN). “SaÂyemÂbara rakyat infokan dan tangÂkap buronan koruptor, NaÂzaÂrudÂdin berhadiah 100 juta ruÂpiah.†Demikian tulisan di pamÂflet. Tak lupa dicantumkan hotÂline telepon (021) 70809494. NoÂmor ini dipegang langÂsung Jusuf Rizal.
Pamflet kedua bergambar NaÂzaruddin dengan latar belakang hitam. “Wanted, Dicari-dicari-dicari. Nazaruddin berhadiah 100 juta rupiah.†Tulisan di pamflet ini. Selain nomor hotline juga dicantumkan alamat e-mail dan kotak pos.
Kepada
Rakyat Merdeka, Jusuf Rizal membeberkan alasannya membuat sayembara ini. Kata ini, LIRA dan Federasi NGO InÂdoÂnesia merasa terpanggil untuk ikut membantu aparat hukum mencari Nazaruddin.
Ia berkaca dari kasus pencarian Gayus Tambunan di Singapura yang mendapat dukungan dari warga negara Indonesia yang berada di negara itu. Jusuf meÂnyebutkan sayembara ini dibuka selama dua bulan. Untuk keperÂluan ini, pihaknya mencetak 100 ribu spanduk dan pamflet yang akan disebar ke 33 propinsi.
Spanduk dan pamflet juga akan disebar ke beberapa negara yang ada perwakilan LIRA seperti, Malaysia, Singapura dan Vietnam.
Pamflet itu akan ditempel di pusat-pusat keramaian, seperti terminal, pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi. Tujuannya agar orang mudah mengetahuinya. RenÂcananya, spanduk dan pamÂflet mulai disebar Senin pekan depan. Saat ini masih dalam proses pencetakan.
“Minggu-minggu ini kami sosialisasi dulu melalui media massa,†kata Jusuf. Dari mana uang untuk sayemÂbara ini? MeÂnurut Jusuf, semuanya berasal dari LIRA, termasuk untuk uang hadiah Rp 100 juta. Uang hadiah itu disimpan di bank. “Bila sudah ada yang meÂnangkap, bisa langsung dicairÂkan,†kata Jusuf.
Sayembara ini boleh diikuti siapapun, baik masyarakat umum maupun aparat. “Kalau yang dapat polisi atau KPK, ya uang tersebut akan kami kasih ke meÂreka,†katanya.
Jusuf berharap dengan adanya sayembara ini menjadi stimulan bagi aparat penegak hukum agar bergerak lebih cepat menemukan Nazaruddin. “Jangan sampai Nazaruddin lebih dulu ‘dihabisi’ oleh kelompok-kelompok yang meraÂsa gelisah dan ketakutan bila NazaÂruddin ‘berkicau’.â€
“Biarkan Aparat Bekerjaâ€Langkah LIRA mengÂÂgelar sayembara pencarian NaÂzaÂruddin disambut positif seÂjumÂlah pihak. “Saya kira itu hal yang baik,†kata Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat.
Menurut dia, perlu diapresiasi kelompok masyarakat yang berinisiatif membantu aparat hÂuÂkum. Tapi, pencarian dan peÂnangkapan Nazaruddin tetap tanggung jawab aparat hukum yakni Komisi PemÂbeÂraÂnÂtasan Korupsi (KPK) dan polisi.
“Saya kira KPK sedang beÂkerja, polisi juga. Pemerintah juga atas instruksi presiden juga sedang bekerja. Tapi, yang paling mudah, sesungguhnya adalah keÂsadaran dia sendiri untuk segera pulang ke Indonesia, untuk menÂjalani proses hukum,†kata Anas.
Sementara KPK tak melarang kelompok masyarakat yang menggelar sayembara pencarian Nazaruddin. “Itu kan hak maÂsyaÂrakat. Kami tidak melarang, menganjurkan ataupun meminta pihak lain untuk melakukan hal yang serupa,†kata Johan Budi SP, Juru Bicara KPK.
Menurut Johan, proses penÂcaÂrian Nazaruddin yang dilakukan pihaknya tak terganggu dengan adanya sayembara ini.
Dalam memburu politisi Partai DeÂmokÂrat itu, KPK bekerja sama dengan Interpol, Kementerian Luar Negeri, Kementerian HuÂkum dan HAM.
Belum Terendus Ujung Pelarian NazaruddinKepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Timur PraÂdopo menegaskan, hingga JuÂmat malam (15/7), bekas BenÂdaÂhara Umum Partai Demokrat M NaÂzaÂruddin belum berhasil diÂteÂmuÂkan. “Belum-belum keÂteÂmu. Masih dalam penyeÂlidiÂkan. NanÂti kita sampaikan kalau meÂmang sudah ketemu,†katanya.
Mengenai lamanya penangÂkapan Nazaruddin, Timur meÂngaku karena dia beÂlum juga keÂtemu hingga saat ini. “Karena meÂmang belum ketemu,†ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Sutarman mengÂklaim telah mengendus kebeÂraÂdaan Muhammad Nazaruddin. “Kami sudah deteksi kebeÂraÂdaannya. Tapi tidak akan menÂjelaskan keberadaan dia, nanti kabur. Semaksimal mungkin kami bantu KPK.â€
Namun, bekas Kapolda MetÂro Jaya ini enggan memÂbeÂberÂkan keberadaan buruan Interpol tersebut. “Kalau nanti saya biÂlang dia di dalam negeri, dia kaÂbur ke luar negeri. Kalau bilang di luar, dia malah masuk ke dalam negeri.â€
Kepolisian, kata Sutarman, teÂlah bekerja sama dengan InÂterpol untuk mencari dan meÂmuÂlangkan Nazaruddin.
Menurutnya, upaya pemuÂlangan Nazaruddin yang diduga berada di luar negeri tidak muÂdah. Apalagi, bila negara itu tak memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia. “Tentu kami harus hormati negara tempat dia berada,†kata Sutarman.
Pelacakan yang dilaÂkukan Imigrasi, NazarudÂdin terÂdeÂteksi berada di SiÂngaÂpura sampai 20 Juni 2011. SeÂtelah itu dia ke Kuala LumÂpur (Malaysia), lalu Ho Chi Minh (Vietnam) dan GuangÂzhou (Cina).
“Kita baru sebatas itu yang diÂketahui karena belum diÂperÂoleh di mana destinasi terÂakÂhir NaÂzaruddin,†kata MenÂteri HuÂkum dan HAM, Patrialis Akbar.
Patrialis mengatakan, sebagai pejabat negara (anggota DPR), Nazar berhak memiliki paspor biasa dan paspor biru. “Tetapi keduanya bisa dicabut.â€
Patrialis menyatakan, piÂhakÂnya bersama jajaran terkait akan terus melacak keberadaan NaÂzaÂruddin. “Kita akan terus meÂlaÂkukan pelacakan dan peÂmantauan.â€
Untuk melakukan pemanÂtauan dan pelacakan, ungkap politisi PAN ini, pihaknya berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan KemenÂterian Luar Negeri. “Ini sesuai dengan perinÂtah Presiden,†kata Patrialis.
Informasi dari Imigrasi seÂgeÂra ditindaklanjuti KPK. Juru Bicara KPK, Johan Budi SP meÂngatakan, pihaknya telah meÂngecek keberadaan NazaÂrudÂdin di Vietnam. “Setelah kami koordinasi dengan pihak terkait, dia (Nazaruddin) sudah tidak berada di sana lagi.â€
KPK, kata Johan, belum menÂdapat informasi lagi meÂngenai keberadaan Nazaruddin. “Tapi kami terus melakukan peÂngeÂjaran. Moga-moga dalm waktu dekat bisa terdeteksi keÂbeÂraÂdaannya.â€
[rm]