WAWANCARA

Hajriyanto Y Tohari: Mega & Habibie Berpidato, SBY Nggak Keberatan

Minggu, 15 Mei 2011, 06:36 WIB
Hajriyanto Y Tohari: Mega & Habibie Berpidato, SBY Nggak Keberatan
Hajriyanto Y Tohari
RMOL. Biasanya Peringatan Pancasila 1 Juni, pidato hanya disampaikan Presiden dan Ketua MPR. Tapi peringatan tahun ini bakal berbeda. Sebab, ada pidato bekas Presiden Megawati Soekarnoputri dan BJ Habibie.

Alasannya, bekas presiden itu lebih jernih menyampaikan pemikiran pandangannya terkait Pancasila dan permasalahan bangsa.

Mengenai terobosan pimpinan MPR itu, Presiden SBY menyam­but dengan gembira, sehingga un­dangan soal permintaan pidato itu sudah disebar ke bekas Presiden.  Yang pertama dikunjungi Me­gawati Soekarnoputri, di ke­diam­an, Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin lalu.

Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Tohari berharap kunjungan itu tidak dinilai secara politis. Selain me­nyampaikan permintaan pi­dato itu, juga melakukan sila­turah­mi kepada bekas presiden itu.

“Kami juga mengunjungi Pak Jusuf Kalla dan Pak Hamzah Haz, Pak Tri Sutrisno dan Pak Ha­bibie,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, rom­bongan MPR yang dipimpin ke­tuanya Taufik Kiemas did­am­pingi Hajriyanto Tohari, Ahmad Farhan Hamid, dan Melani Lei­mena Suharli, mengunjungi ke­diaman Megawati. Pimpinan MPR meminta Presiden RI ke-3 itu untuk berpidato pada pe­ringa­tan Hari Kesaktian Pan­casila 1 Juni mendatang.

“Megawati menyambut baik ke­datangan pimpinan MPR ter­se­but dan bersedia berpidato,’’ ucap politisi Partai Golkar itu.

 Berikut kutipan selengkapnya:

Kalau mengundang seperti itu, mengapa tidak pakai surat saja?
Kami berkunjung tidak ada je­leknya kan. Istilah jawa-nya ngu­wongke (memanusiakan) para pemimpin kita yang sudah tidak men­jabat. Jadi apa salahnya so­wan ke kediaman mantan pre­siden. Coba bandingkan apabila kita mengirim surat undangan me­lalui kurir dengan kita meng­antar secara langsung, bagusan mana. Saya pikir lebih sopan bila mengantarkan langsung, lebih terasa menghargainya.

Ah, masa tidak ada tujuan po­litisnya?
Betul, nggak ada. Saat ini ada kecenderungan dalam sifat kita adalah habis manis sepah di­buang. Dulu ketika mereka masih meme­gang jabatan publik, kita sering sowan dan bersilaturahmi. Ketika sudah tidak menjabat, masa dilupakan begitu saja, tanpa ada rasa menghargai terhadap mereka. Ini yang tidak kami harapkan.

Kami beranggapan menghor­mati itu tidak hanya datang, lalu kemudian sowan dan mengirim surat. Tetapi mendengarkan apa yang mereka sampaikan, itu men­jadi salah satu bagian dari peng­hormatan.

Apa permintaan Mega berpi­dato itu terkait munculnya kem­­bali ancaman NII?
Kan bukan hanya Ibu Mega­wati yang berpidato, tetapi Pak BJ Habibie juga. Ini tidak ada keterkaitan dengan permasalahan yang ada sekarang ini. Kami me­mandang Pancasila tetap relevan dengan perkembangan zaman serta terhadap masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan. Selain itu, bukan hanya sekadar tetap relevan, tetapi tetap memi­liki urgensi yang tinggi dan selalu kita angkat dan kemukakan ke­pada publik.

MPR hanya ingin mende­ngar­kan masukan dari tokoh tersebut?
Kita ingin mendengarkan kon­sep-konsep yang brilian yang mereka miliki untuk memasyara­katkan Pancasila dan empat pilar negara (UUD 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) di tengah-tengah masyarakat yang sekarang tengah berubah, itu kan menjadi sangat penting.

Apa yang diharapkan dari pidato itu?
Tentunya terkait masukan dan nasihat dari mereka yang meru­pa­kan hasil dari permenungan dan hasil refleksi panjang setelah mereka tidak menjabat dalam  pe­merintahan. Artinya, ketika me­reka tidak disibukkan dengan urusan-urusan teknis-admi­nis­tra­tif, tentu hasil perme­nungan dan refleksi mereka akan sangat besar artinya bagi per­jalanan bangsa ini.

Format pidato tahun ini ber­beda dengan tahun lalu, bagai­mana itu?
Perubahan itu hanya dalam format acaranya saja, karena kita ingin melakukan improvisasi da­lam peringatan tersebut. Pe­ringa­tan 1 Juni itu intinya hanya pidato ketua MPR dan pidato pre­siden. Tapi sekarang juga ada pidato bekas presiden.

Rencana ini sudah diketahui SBY?
Kami sudah menyampaikan rencana ini terlebih dahulu ke­pada Pak SBY. Beliau menyam­but gembira dan mengesankan soal usulan itu. Makanya kami me­lakukannya. Mengundang tokoh-tokoh bekas pemimpin kita itu.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA