Indonesia akan mendapat citra negatif, jika menuruti perÂmintaan uang tebusan perompak tersebut.
Demikian disampaikan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, kepada
Rakyat Merdeka, kemaÂrin. Menurutnya, penyelamatan terÂhadap WNI merupakan kewaÂjiÂban negara. Jadi, pemerintah segera melakukan upaya nyata untuk membebaskan 20 Anak Buah Kapal (ABK) Sinar Kudus.
“Hal pertama dan utama yang hendak dilakukan pemerintah adalah mensinergikan semua keÂkuatan untuk membebaskan sanÂdera. Berbagai opsi yang ada haÂrus diperhitungkan secara matang agar tidak ada WNI yang menjadi korban,†ujar Mahfudz
Seperti diketahui, kapal Sinar Kudus milik PT Samudera IndoÂnesia dibajak perompak Somalia, 16 Maret lalu. Perompak Somalia meminta tebusan sebesar 3,5 juta dolar AS untuk membebaskan kapal yang mengangkut muatan nikel senilai Rp 1,4 triliun, dan 20 orang ABK.
Mahfudz selanjutnya mengaÂtakan, selain mempertimbangkan keselamatan sandera, pemerintah hendaknya bersikap tegas terhaÂdap perompak Somalia. Soalnya, upaya penyelamatan itu berkaitan erat dengan citra Indonesia di mata internasional.
“Jadi, operasi militer menjadi opsi utama. Nggak perlu ragu-ragu, lakukan saja operasi militer. Namun, operasi itu hendaknya diÂlakukan dengan pola baik, warga negara kita bisa diselaÂmatkan,†tegasnya.
Berikut kutipan selengkapnya: Kenapa Anda berpendapat opeÂrasi militer sebagai prioritas utama penyelamatan WNI di Somalia?Untuk menyelamatkan WNI yang disandera di Somalia meÂmang ada beberapa opsi. Mulai dari negoisasi sampai operasi. NaÂmun, di saat pemerintah SoÂmaÂlia sudah lepas tangan dan tiÂdak dapat berbuat apa-apa, opeÂrasi militer menjadi prioritas utama. Toh, mereka membuka ruang kepada berbagai pihak untuk melakukan hal tersebut.
Kita kan masih bisa bernegoÂsiasi?Target perompak Somalia adaÂlah negoisasi yang berujung pada penebusan. Kalau itu dilakukan, berarti mereka yang menang. BuÂkankah beberapa negara pernah mengambil opsi operasi militer dan berhasil.
Harga diri bangsa tidak dapat dipertaruhkan. Apalagi, IndoneÂsia pernah sukses membebaskan sandera Woyla di Bangkok, ThaiÂland, sehingga pasukan khusus TNI memperoleh nama harum di dunia internasional. Kini saatnya pasukan khusus kita kembali memperlihatkan kehebatan latiÂhan militer mereka.
Tapi, itu dilakukan secara ceÂpat dan posisinya masih di teÂngah laut?Benar. Saat di tengah laut proÂses penyelamatan dan evakuasi menjadi lebih mudah, karena kaÂpal masih terisolasi. Saya pun khaÂwatir dengan keselamatan 20 orang ABK yang kabarnya sudah berada di daratan.
Namun, hal itu tidak berarti operasi militer tak bisa dijalanÂkan. Pemerintah dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menjalankan operasi terÂsebut. Terutama negara-negara yang memiliki pengalaman.
Apakah DPR sudah berkoÂmuÂnikasi dengan pemerintah untuk menjalankan operasi terÂsebut?Secara informal kami sudah berkomunikasi dengan pemerinÂtah. Karena operasi militer ini harus dilaksanakan secara baik, dan tingkat kerahasiaannya sangat tinggi. Kami menyerahkan semuanya kepada pemerintah.
Apa yang harus dilakukan pemerintah agar permasalahan yang sama tidak kembali teruÂlang?Saat ini, beberapa negara suÂdah menempatkan armada miliÂter di jalur itu untuk mengaÂmanÂkan perÂdagangan mereka. Sebab, jalur tersebut juga jalur perÂdaÂgangan kita, pemerintah juga harus meÂnempatkan armada miÂliter di jalur tersebut. Dengan deÂmiÂkian, kita dapat bekerja sama dengan neÂgara-negara yang memiliki keÂpenÂtingan yang sama untuk mengamankan jalur tersebut.
[RM]
BERITA TERKAIT: