Raih Laba 7 Triliun, Target Kredit Bank Mandiri Kok Cuma Naik 1 Digit

Harapan Peningkatan Kinerja BUMN Di Tahun Kelinci

Jumat, 14 Januari 2011, 06:56 WIB
Raih Laba 7 Triliun, Target Kredit Bank Mandiri Kok Cuma Naik 1 Digit
ilustrasi, customer service bank mandiri
RMOL. Dengan tolok ukur capaian laba Rp 7,2 triliun, dan pertumbuhan kredit 20 persen, Bank Mandiri di tahun ini sepertinya ogah bermimpi setinggi langit.

Buktinya, untuk peningkatan per­tumbuhan ekonomi, target yang ingin dikejar hanya 21 per­sen atau naik 1 digit saja di­bandingkan tahun lalu.

“Pada tahun 2011 ini, Bank Man­diri menginginkan adanya ke­naikan pertumbuhan kredit, dari sebelumnya rata-rata 20 per­sen, menjadi sekitar 21 persen,” kata Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Riswandi  kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, Rabu lalu.

Dikatakan, selama 2010 Bank Mandiri berhasil mencapai semua target. Berdasarkan data per September, rata-rata kredit tumbuh sekitar 20 persen dengan nilai mencapai sekitar Rp 70 trili­un, dana masyarakat mencapai sekitar Rp 30 triliun, dan berhasil meraih laba sekitar Rp 7,2 triliun.

“Alhamdulillah laba Bank Mandiri sampai bulan Oktober 2010 sekitar Rp 7,2 triliun. Laba yang diperoleh selama 10 bulan kinerja tersebut, telah melampaui keuntungan kami tahun lalu,” ujarnya.

Menurutnya, pencapaian pres­tasi yang dicetak lembaganya pada tahun lalu itu tidak terlepas dari terkendalinya situasi pere­ko­nomian di Indonesia selama ta­hun 2010. Sedangkan tantangan yang paling dirasakan dampak da­ri krisis ekonomi global. “Untungnya Indonesia tidak tergantung terhadap ekspor, sehingga tingkat suku bunga, dan nilai tukar bisa stabil,” ucapnya.

Meski begitu, lanjutnya, Bank Mandiri tidak akan berpuas diri. Selain menargetkan kenaikan pertumbuhan kredit menjadi 21 persen, pada tahun ini, bank pelat merah ini berkeinginan mening­katkan pendapatan, dan mem­per­siapkan diri untuk menggarap sek­tor lain yang dianggap potensial.

“Kita akan mempertimbang­kan untuk terjun di sektor-sektor yang pertumbuhannya bagus, seperti food and beverage, in­dustri terkait pertambangan, infrastruktur, kelistrikan, dan kredit mikro,” ucapnya.

Saat ditanya soal kesiapan Bank Mandiri untuk go international, Riswandi menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan hal itu. Dikatakannya, saat ini Bank Mandiri sudah membuka cabang di Shanghai, China, dan akan mulai operasi pada semester I tahun 2011 ini. Selain itu, Bank Mandiri juga sedang memper­siap­kan untuk membuka kantor cabang di Malaysia.

“Kita menyambut baik keingi­nan Kementerian tersebut. Di Malaysia kita sudah dapat izin buat kantor, tapi hanya dalam ben­tuk anak perusahaan,” jelasnya.

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar mengapresiasi capaian yang berhasil diraih Bank Man­diri pada tahun lalu. “Kinerja Bank Man­diri sepanjang 2010 sa­ngat bagus. Saya sangat senang,” katanya.

Bekas Direktur Utama Bulog ini mengungkapkan, berdasarkan data yang dimiliki lembaganya, tingkat suku bunga Bank Mandiri ber­hasil tumbuh sekitar 10 persen, total dana untuk program Kredit Usaha Rakyat yang dige­lontorkan mencapai Rp 17 triliun, melebihi target yang hanya Rp 15,4 triliun.

“Indeks harga saham Bank Mandiri berhasil naik sekitar 40 per­sen dari angka 4.700 menjadi 6000 poin. Ini kan pertumbuhan yang sangat positif,” tuturnya.

Tapi untuk pertumbuhan kre­dit, Mustafa berharap Bank Man­diri bisa meningkatkan 3 digit alias 23 persen dari capaian se­belumnya yang hanya 20 persen.

Hal ini diperlukan guna memper­kuat daya tarik terhadap investor, terutama investor dari luar. “Selain itu saya juga berha­rap, right issue Bank Mandiri bisa lebih baik dibandingkan dengan BNI, sekitar Rp 12-15 triliun,” ujarnya.

Anggota Komisi VI DPR Erik Satriya Wardhana menilai Bank Mendiri belum mengemban misi pembangunan ekonomi sektor riil bagi masyarakat. Bank itu ter­kesan hanya mengejar keun­tungan finansial.

“Selama ini Bank Mandiri hanya mengejar keuntu­ngan keuangan. Mestinya sebagai BUMN, dia memiliki misi khusus mengem­bangkan perekonomian sektor riil, sehingga bisa menciptakan la­pangan pekerjaan bagi masyarakat,” katanya.

Politisi Partai Hanura itu mene­gaskan, setiap BUMN, seperti Bank Mandiri semestinya bisa mem­bawa visi nasionalisme bagi pembangunan masyarakat Indo­nesia secara riil.

“Jangan sampai Bank Mandiri hanya diperalat dan dimanfaatkan pemilik modal semata untuk mengeruk keutungan bagi dirinya sendiri,” tegasnya.

Oleh karena itu, Erik menya­ran­kan, manajemen dan regulasi Bank mandiri semestinya berpihak kepada kepentingan rakyat In­donesia secara maksimal.

Selain itu, anak buah Wiranto itu mendukung agar Bank Man­diri dapat go international seperti yang diharapkan Meneg BUMN Mustafa Abubakar.

Buah Dari Restrukturisasi  Empat Bank
Sekilas Bank Mandiri

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi per­bankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bu­lan Juli 1999, empat bank pe­merintah �" Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim and Bapindo�"dilebur menjadi Bank Mandiri.

Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi da­lam dunia perbankan dan per­ekonomian Indonesia.

Segera setelah merger, Bank Man­diri melaksanakan proses kon­solidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling ber­dekatan dan mengurang jumlah karyawan, dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620.

Brand Bank Mandiri diimple­mentasikan secara sekaligus ke semua jaringan dan pada seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya.

Satu dari sekian banyak keber­hasilan Bank Mandiri yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan imple­mentasi sistem teknologi baru. Se­belumnya Bank Mandiri me­warisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank.

Setelah melakukan investasi awal untuk segera mengkon­solidasikan ke dalam system yang terbaik, Bank Mandiri melak­sa­nakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta, untuk mengganti core banking system Bank Mandiri menjadi satu system yang mem­punyai kemam­puan untuk men­dukung kegiatan con­sumer banking kita yang sangat agresif. Hari ini, infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan laya­nan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah.

Nasabah korporat Bank Mandiri  sampai dengan saat ini masih mewakili kekuatan utama pereko­no­mian Indonesia. Menurut sektor usaha­nya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sector manufaktur Food & Be­verage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil. Persetujuan dan monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four eyes yang terstruktur, dimana ke­putusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit Bisnis kami.

www.bankmandiri.co.id

“Punya Peluang Bisa Salip BCA”
Andi Rahmat, Anggota Komisi XI DPR

Anggota Komisi XI DPR Andi Rahmat menilai, Bank Mandiri berpotensi menjadi bank terdepan di Indonesia, dan berpeluang bisa memimpin di tingkat regional ASEAN.

Menurutnya, perpindahan kepemimpinan dari Agus Martowardojo yang kini men­jabat Menkeu kepada Zulkifli Zaini  yang selama ini diragu­kan, ternyata keliru.

“Di bawah Zaini Bank Man­diri mengalami kenaikan laba yang cukup signifikan sebesar 4 triliun. Dari segi profit cukup memuaskan. Bahkan tahun ini me­reka mempunyai peluang bisa menyalip BCA,” katanya, kemarin.

Politisi PKS itu mengatakan, dari sisi aset, Bank Mandiri cu­kup sukses mempertahankan predikatnya sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.

Bahkan, sambungnya, untuk pertama kalinya aset Bank Mandiri menembus angka Rp 400 triliun. Hal ini diharapakan dapat terus terpelihara sehing­ga Bank Mandiri  dapat tumbuh de­ngan market yang besar. “Ha­rus terus dijaga, karena tahun 2010 kemarin, mereka sebagai bank terbesar baik dari segi aset ataupun profit,” ujarnya.

Ke depan, Bank Mandiri diharapkan dapat fokus kepada sektor riil yang  menjadi ke­unggulan dari produk mereka. “Karena dengan sektor riil bisa membantu perekonomian nega­ra,” saran Andi.

“Manajemen Resiko Untuk Antisipasi Krisis”
Deni Danuri, Director Center of Banking Crisis

Director Center of Ban­king Crisis Deni Danuri me­ngatakan, setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan Bank Mandiri untuk meningkatkan prestasinya.

Pertama, mengefisienkan biaya-biaya yang dikeluarkan, ter­masuk biaya operasional. Tujuannya, menimbulkan keefektifan di dalam meng­ambil se­gala kebijakan yang terkait keuangan.

“Kedua, memaksimalkan peran dan fungsi dari mana­jemen resiko untuk mengan­tisipasi dan menanggulangi ber­bagai macam krisis yang setiap saat bisa datang menerpa perekonomian Indonesia,” katanya, kemarin.

Ketiga, lanjutnya, diharap­kan tidak terjebak di dalam ke­pentingan politik, dan mam­pu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar sesuai misinya.

“Jika ketiga hal ini dilakukan Bank Mandiri, maka akan menciptakan kemampuan yang besar untuk jangka panjang dan bisa meningkatkan keuntu­ngan,” ujarnya.

Lebih lanjut Deny menilai, kinerja Bank Mandiri saat ini telah on the track dan sesuai dengan tujuan.

“Tinggal bagaimana ke depan harus lebih ditingkatkan lagi, guna bersaing dengan bank-bank BUMN milik pe­merintah yang lain,” tukasnya.   [RM]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA