Langkah ini disebut menjadi bagian dari restrukturisasi penyehatan perusahaan untuk menjaga keberlangsungan usaha sekaligus memperkuat likuiditas.
“Latar belakang pelaksanaan transaksi oleh perseroan adalah untuk memenuhi kebutuhan modal kerja guna menjaga keberlangsungan usaha perseroan,” tulis perusahaan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Rabu, 24 Desember 2025.
Total nilai transaksi itu terdiri atas pinjaman modal kerja senilai Rp4,18 triliun dengan tenor minimal lima tahun, serta Rp752,8 miliar untuk pendanaan Program Pengunduran Diri Sukarela (golden handshake) dan penyehatan Dana Pensiun Krakatau Steel melalui skema lump sum window dengan tenor minimal enam tahun.
Perseroan menjelaskan, dana modal kerja akan dialokasikan untuk pembelian bahan baku pabrik hot strip mill (HSM) dan cold rolled coil (CRM), serta mendukung pasokan bahan baku pabrik pipa. Operasional HSM dinilai krusial karena sangat menentukan kinerja produksi baja Krakatau Steel.
Dengan dukungan pembiayaan dari Danantara Asset Management, KRAS membidik penguatan likuiditas agar operasional perusahaan berjalan lebih optimal.
Manajemen juga berharap langkah ini mampu menekan biaya produksi, mendongkrak volume produksi dan penjualan, serta memperkuat daya saing baja nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada baja impor.
Manajemen menegaskan, transaksi tersebut tidak mengandung benturan kepentingan. Adapun hubungan afiliasi, kata manajemen terjadi karena Danantara merupakan pemegang saham mayoritas Krakatau Steel.
BERITA TERKAIT: