Modus operandinya, ketika menjalankan kendaraan, dia secara tiba-tiba banting setir keluar jalan raya guna menabrak sang korban, saat terdengar bunyi hantaman, kemudian dia kembali ke jalan dengan kecepatan tinggi.
Suatu hari, kala menyetir sendirian, dia melihat seorang pendeta di pinggir jalan meminta tumpangan. Tidak tega melihat sang pendeta, dia berhenti dan menawarkan tumpangan.
Dia bertanya, "Anda berniat kemana, Bapa?" Dibalas oleh sang pendeta, "Saya ingin berkhotbah di gereja St. Joseph, sekitar dua mil dari sini."
"Tidak masalah Bapa, mari saya bantu, masuklah," lanjut sang fan Ipswich Town tersebut.
Tiba-tiba, sang pengemudi melihat seorang fan Norwich sedang berjalan, tanpa pikir panjang, dia menancap gas dan membelokkan kendaraan guna menabrak sang pejalan kaki.
Tapi, tepat ketika hidung mobil hendak mencium badan korban, saat itu juga, dia teringat pendeta yang duduk di sebelahnya, membuatnya kembali membanting setir mobil, mengelak menghindari sang fan Norwich tersebut.
Namun, meski dirinya sangat yakin tidak menabrak fans Norwich tersebut, dia heran, mengapa suara hantaman keras tetap terdengar.
Dalam kebingungannya, ia melirik sekejap ke kaca spion dan ketika tidak melihat apapun di belakang kendaraannya, ia berpaling pada pendeta seraya mengatakan, "Maafkan saya Bapa, saya hampir saja menabrak fan Norwich tersebut." Sang pendeta dengan santai menyahut, "tidak apa-apa. Saya berhasil mengenainya dengan pintu mobil."
[zul]
BERITA TERKAIT: