Sebab, sejak tanggal 16 November 2010 lalu, alat musik tradisional asal Jawa Barat ini sudah diakui United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization sebagai
intengible world heritages. "Dunia sudah mengapresiasi angklung sebagai kebudayaan dunia tak benda. Maka kita harus lebih tinggi lagi apresiasinya untuk angklung ini," kata Wacik di kantornya, Gedung Sapta Pesona, Senin malam (22/11).
Sejak tanggal 16 November 2010, lanjut Wacik, bangsa Indonesia punya tanggung jawab besar untuk melestarikan angklung. Kita harus berusaha agar kesenian yang mencerminkan kebersamaan dan harmoni ini tetap lestari.
"Untuk sekolah-sekolah, harus mulai memasukkan angklung ini dalam kegiatan ekstrakulikuler. Syukur-syukur kalau bisa masuk kegiatan intrakulikuler. Sehingga tertanam rasa cinta pada angklung sejak dini," imbuhnya.
Wacik mengaku dirinya juga pernah meminta Himpunan Interior Desains Indonesia untuk selalu memasukkan unsur budaya Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini ada empat hasil kebudayaan Indonesia yang sudah diakui dunia yaitu keris, wayang, batik, dan angklung. "Kita harus bangga pada hasil budaya kita," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: