Laporan itu ditulis oleh seorang wartawan investigatif yang pernah bekerja untuk Dinas Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA), Wayne Madsen, yang menelusuri dokumen-dokumen CIA. Madsen mengatakan,vbukan hanya Obama, tetapi ayahnya, Barack Obama Sr. dan ibunya, Stanley Ann Dunham, juga memiliki hubungan yang dalam dengan CIA.
Rakyat Merdeka Online menterjemahkan transkrip wawancara Press TV dengan Wayne Madsen yang diunduh di situs Press TV dengan judul “White House happy with CIA-trained Obama” atau “Gedung Putih Gembira dengan Obama yang Dilatih CIA”.
Bagaimanapun juga, Rakyat Merdeka Online mencatat sejumlah kekeliruan atau kejanggalan dalam pernyataan Madens.
Misalnya, Madens mengatakan bahwa hampir semua dari jutaan orang yang terbunuh dalam kurun 1965-1966 menyusul peristiwa dinihari 1 Oktober 1965 (Madens menyebutnya "kudeta") adalah etnis Tionghoa. Benar bahwa etnis Tionghoa ikut menjadi korban dalam peristiwa itu dan mereka dicap sebagai kaki tangan Peking yang komunis.
Tetapi belum ada hasil peneltian adekuat mengenai berapa jumlah korban, termasuk orang Tionghoa, yang tewas dalam pembunuhan massal di antara 1995-1996 itu sehingga tidak pernah diketahui pasti jumlah korban. Catatan terakhir diperoleh dari artikel yang ditulis Ben Anderson dua tahun lalu yang menyatakan bahwa mantan Komandan RPKAD ketika itu, Sarwo Edhie, mengaku bertanggung jawab terhadap pembunuhan tiga juta orang.
Walau tidak ada catatan pasti mengenai jumlah dan latar belakang etnik korban, namun Rakyat Merdeka Online berani memperkirakan bahwa korban pembunuhan terbesar bukanlah berasal dari etnik Tionghoa.
Madens juga keliru ketika mengatakan bahwa nenek Obama, Madelyn Dunham, meninggal di Los Angeles. Yang benar Madelyn meninggal dunia di Hawaii. Rakyat Merdeka Online mengetahui hal ini karena saat itu sedang berada di Hawaii dan mengikuti prosesi mengenang Madelyn di Taman Makam Pahlawan Punchbowl, Honolulu.
Selebihnya, Rakyat Merdeka Online menyerahkan kepada sidang pembica.
Selamat menyimak.
Press TV: Wayne, bisakah Anda memberikan ringkasan hasil investigasi Anda?
Madens: Well, semua fokus selama ini pada sertifikat kelahiran Obama dan saya kira Gedung Putih sangat gembira publik mengarah ke hal itu. Saya percaya bahwa Obama lahir di Hawaii. Saya kira tidak ada persoalan dengan sertifikat kelahiran Obama. Tetapi, ada persoalan dengan latar belakangnya yang memiliki banyak lubang.
Di dalam buku yang ditulisnya, dia mengatakan dia bekerja untuk sebuah perusahaan setelah lulus dari Columbia di tahun 1983. Well, diketahui bahwa perusahaan itu adalah Business International Corporation, perusahaan yang menggunakan jurnalis sebagai tameng (cover).
Kita juga menyaksikan bagaimana dia mengunjungi Pakistan dari Indonesia di masa ketika Amerika Serikat melawan Uni Soviet di era perang Mujahiddin di Afghanistan. (Ini merujuk pada Mujahiddin Afghan yang berperang melawan tentara Soviet dari tahun 1979 sampai 1989 ketika Soviet menarik diri dalam kekalahan. Soviet menduduki Afghanistan di bulan Desember 1979 untuk mendukung pemerintahan Perdana Menteri Babrak Karmal yang pro-Soviet.)
Ibunya juga berada di Pakistan setelah menetap di Indonesia dan bekerja untuk beberapa lembaga yang memiliki hubungan dengan CIA. Kita tahu bahwa dua tahun setelah kudeta berdarah (di Indonesia) ibunya, yang dimungkinkan dengan bantuan ayah tirinya Lolo Soetoro, dipanggil kembali untuk bertugas di Indonesia oleh Jenderal Soeharto (?).
Ibunya membawa Obama muda yang ketika itu berusia tujuh tahun ke sebuah negara yang baru saja menyaksikan pembunuhan massal sampai jutaan orang, kebanyakan orang China (?), dan merupakan anggota dan pendukung Partai Komunis Indonesia.
Ketika saya meneliti catatan tentang apa yang dilakukan CIA, saya mendapatkan laporan lain yang memperlihatkan bahwa kampusnya, Occidental College, tempat ia belajar antara 1979 sampai 1981 memiliki program rekruitmen CIA yang aktif ketika ia berada di sana.
Salah seorang perekrut di dalam sebuah dokumen mengatakan bahwa sebanyak 70 mahasiswa hadir dan mereka sangat antusias terhadap karier di CIA. Jadi kita memiliki semua link ini dan Obama tidak menyatakan hal ini bahkan di dalam autobiografinya.
Saya bukan seorang kiri atau kanan dalam argumen ini. Saya menelusuri dokumen CIA dan mereka (dokumen-dokumen itu) berbicara untuk diri mereka. Hanya karena seorang pernah bekerja untuk CIA itu bukan berarti mereka berada di sisi yang sama dengan Bill O'Reilly atau Sarah Palin.
Sebagai sebuah fakta, bukankah International Corporation eksis untuk menjangkau pemimpin Komunis di seluruh dunia termasuk Perdana Menteri Kosygin dari Uni Soviet, atau Presiden Shevchenko dari Romania, Samuel Mashael di Mozambique? Mereka juga menjangkau pemimpin sayap kanan Soeharto, tentu saja, dan Francisco Franco dari Spanyol. Dan ini hanya salah satu upaya, dari begitu banyak upaya lain yang kita tahu yang dilakukan CIA melalui National Student Association. Kita bicara tentang awal 1960an ketika terjadi konflik yang cukup besar antara Amerika Serikat dan Uni Soviet untuk mempengaruhi Afrika, dan ayah Obama, Barack Senior adalah bagian dari pengaruh itu.
Wayne, mengapa CIA mau merancang hal seperti itu, membuat dua agen CIA menikah, orangtua Obama, dan kemudian memantau anaknya sejak awal? Apakah CIA tidak bisa hanya melatih seseorang untuk melakukan hal ini, bila ini benar?
Well, ini terjadi berkali-kali di CIA. Anda dapat menyaksikan sebuah keluarga yang tumbuh bersama budaya CIA. Ini bukan sesuatu yang hanya terjadi pada Presiden Obama. Tetapi kita melihatnya di CIA sejak tahun 1947. Kita melihat generasi ketiga di CIA saat ini, generasi ketika dari beberapa keluarga. Jadi, ini bukan hal yang tidak biasa.
Dan ketika Obama meninggalkan Chicago menuju Pakistan, bukan hanya dia berada di Pakistan, tetapi dia dijamu oleh banyak keluarga kelas atas Pakistan termasuk keluarga Soomoro. Temannya Soomoro menggantikan Pervez Musharraf; ketika ia berhenti. Ia menggantikannya sebagai pejabat presiden. Dia disana bukan hanya berjalan kesana kemari. Dia disana dijamu oleh beberapa keluarga terpandang di Pakistan, dan hari itu (pemerintahan) Pakistan, tentu saja, merupakan kediktatoran yang didukung oleh CIA, seperti halnya Soeharto di Indonesia, ini juga merupakan pemerintahan diktatoriat yang didukung CIA.
Inilah lingkungan ketika dia tumbuh. Kita tahu bahwa CIA memiliki program yang aktif di Occidental College, dan kita telah diberi tahu dia juga mengambil kelas di Columbia yang merupakan bagian dari Brzezinski yang menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional bagi Presiden Carter. (Zbigniew Brzezinski adalah Penasihat Keamanan Nasional AS dari 1977 sampai 1981.)
Kita melihat banyak keterkaitan yang tidak dia akui. Ini belum semua hal yang orang banyak dapat katakan tentang Obama. Itu belum semua hal yang dapat dibicarakan banyak orang tentang Obama. Ibunya meninggal dunia di usia muda. Ayahnya meninggal dunia di Kenya tahun 1982 dalam sebuah kecelakaan mobil. Neneknya, Madelyn Dunham, meninggak dua hari sebelum dia terpilih sebagai presiden di Los Angeles (?). Kakeknya, Stanley Dunham, meninggal dunia sebelumnya di era 1990an. Tidak ada orang lain yang dapat kita tanyai selain Presiden Obama, untuk memintanya bicara lebih jelas dan lebih pasti tentang latarbelakangnya dan dia gagal melakukan itu bahkan di buuku yang ditulisnya sendiri.
Katakan pada saya tentang koneksi yang Anda miliki dan Anda tulis di dalam laporan kepada Menteri Keuangan Tim Geithner. Dapatkah Anda mengelaborasi itu?
Peter Geithner, ayah dari Menteri Keuangan Timothy Geithner, pada dasarnya bertanggung jawab terhadap program untuk Ford Foundation ketika Stanley Ann Dunham, ibunya, berada di Indonesia.
Menelusuri arsip CIA, saya menemukan bahwa orang yang bertanggung jawab terhadap pembayaran mikro untuk petani di Jawa adalah tempat ibu Obama bekerja. Pekerjaan “cover”-nya adalah pejabat ekonomi di Kedubes AS di Jakarta.
CIA memulai program itu sejak 1958, berdasarkan dokumen yang saya terima dari misi permanen PBB di Indonesia pada tahun yang sama. Jadi, ini adalah sebuah program yang kemudian dimasukinya. Bukan dia yang memulai program ini. Tetapi kita mendengar Presiden Obama sendiri (yang mengatakan?) bahwa ibunya yang memulai program ini. Program itu sudah ada dan digunakan untuk pembangunan internasional yang merupakan wilayah CIA di banyak negara dunia ketiga.
Apa yang akan Anda katakan kepada publik yang menganggap ini teori konspirasi?
Well, bukan kewajiban saya sebagai reporter investigatif untuk mendorong Presiden Obama. Saya menyelidiki Presiden Obama seperti saya menyelidiki Presiden Geroge W. Bush dan Bill Clinton. Amerika Serikat bukan monarki, dimana Anda tidak diperbolehkan menginvestigasi seseorang dan melaporkan hasil investigasi itu.
Saya mengetahui dengan baik bahwa Jurubicara Gedung Putih mengatakan kepada jurnalis di Gedung Putih agar mereka tidak menanyakan tentang latarbelakang Obama atau mereka akan mendapatkan diri mereka tidak memiliki kartu pers. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: