Kalau sebelumnya, Ova seperti berlepas tangan terhadap ijazah yang sudah berada di tangan lulusannya, kali ini ia akhiri bahwa diperlihatkan atau tidak ijazah itu. Tergantung dari pemilik ijazah itu dan ia tak bermaksud berpihak secara tak proporsional. Memang, terlihat lebih bagus dari video sebelumnya. Tapi tetap saja tak menjawab keraguan banyak orang.
Sembilan poin yang disampaikan Rektor UGM Ova Emilia dalam video monolog terbarunya, kembali menegaskan tahun masuk dan tahun keluar Jokowi berkuliah di UGM. Soal administrasi yang sempat meragukan di sidang sengketa informasi di Komisi Informasi Pusat (KIP), juga dinyatakan lengkap oleh Ova.
Soal Kasmudjo dan Ahmad Soemitro, bahkan penulisan namanya pun diperjelas. Soal sarjana muda dan sarjana penuh juga dijelaskan. Bahkan, nilai akhir IPK Jokowi juga disebutkan dengan kalimat di atas 2,5.
Memang agak lain, karena terlalu banyak yang harus diklarifikasi untuk seseorang yang pernah kuliah dan tamat di Universitas sekelas UGM. Tahun masuk tahun keluar, sarjana muda sarjana penuh, dosen pembimbing akademik dosen pembimbing skripsi, bahkan sembilan poin yang disampaikan Rektor UGM Ova Emilia itu belum semuanya juga terjawab.
Misalnya, IPK di atas 2,5. Dulu Jokowi mengatakan IPK-nya di bawah 2 dan belum lama ini dikatakan 3. Bahkan, setelah kasus ini dipergunjingkan berbulan-bulan pun, tak ada kejelasan.
Bukan sekadar boleh atau tidak berkaca dalam ijazah waktu itu, ada peraturan yang membolehkan, kecuali berkaca mata hitam, dan ada bukti ijazah lain yang juga pakai kaca mata.
Tapi anehnya orang juga meragukan apakah benar yang di ijazah Jokowi itu fotonya Jokowi atau bukan? Ini yang belum termasuk dalam sembilan poin yang disampaikan oleh Rektor UGM Ova Emilia itu.
Bayangkan, hampir semua hal dalam sisi ijazah Jokowi itu yang dipersoalkan dan hanya satu yang hampir pasti bahwa Jokowi memang pernah di UGM, dan tamat atau tidak,
Wallahu'alam. Ini mungkin satu-satunya di dunia.
Kertas, foto, jenis tulisan, lambang, stempel, nilai, dosen pembimbing, sebut saja semuanya, hampir tak ada satu pun, yang meyakinkan. Lalu dua orang sudah pernah dibui karena ijazah itu dan menyusul delapan orang lagi, tapi yang namanya ijazah itu tak pernah dibuka.
Diminta ke UGM, ke KPU, sulitnya minta ampun. Dijanjikan di pengadilan, entah berapa pengadilan yang dilewati, termasuk waktu memenjarakan dua orang di masa lalu itu, tapi tetap tak dibuka. Ijazah itu tak mau dibuka, tapi diletakkan dalam wadah politik-hukum, dan semua berdebat hingga kini.
Kemarin, salah seorang loyalis Jokowi, Andi Azwan, menampilkan scan ijazah Jokowi asli yang seolah diperoleh langsung dari Jokowi, bukan diambil dari yang pernah diposting Dian Sandi, kader PSI.
Hasilnya zonk. Roy Suryo cs memastikan itu palsu dan berakhir pula pada laporan polisi atas pengakuan Andi Azwan itu. Tapi, publik tak yakin Andi Azwan akan diperiksa polisi, karena pembelaannya pada Jokowi. Rekannya Silfester Matutina yang putusannya sudah berkekuatan hukum tetap saja, sampai kini masih aman dan bebas.
Berbeda dengan video monolog klarifikasi Rektor UGM Ova Emilia sebelumnya, video kali ini tak terlalu ramai mendapatkan respons, karena memang tak ada yang baru.
Polanya masih sama. Istilah Roy Suryo, masih tetap omon-omon. Entah untuk apa video yang hampir sama itu dibuat kembali? Terkait sidang sengketa di Komisi Informasi Pusat kah? Atau terkait penyidikan Roy Suryo cs setelah ditetapkan sebagai tersangka? Roy Suryo cs sedang mengajukan lagi gelar perkara khusus, tapi dipastikan ijazah Jokowi itu hanya akan dibuka di Pengadilan, menurut kuasa hukum Jokowi.
Memang Jokowi masih sangat beruntung karena hasil survei masih menunjukkan tinggi kepercayaan terhadap keaslian ijazahnya itu. Tapi hasil survei terkait ijazah Jokowi yang belum sama-sama dilihat, kiranya tidaklah pada tempatnya.
Sekelas Denny JA pun harus turun tangan menyakinkan lewat tulisannya yang panjang bahwa ijazah Jokowi itu tak bisa dikatakan palsu. Masalah kalah dan menang Pilpres masih jadi alasan pembenaran. Kebencian dan krisis kepercayaan juga jadi bagiannya. Tapi ijazah itu sendiri dibuat seolah-olah misteri sampai saat ini. Maka buka sajalah, wahai Pak Polisi!
Dan Rektor UGM Ova Emilia bisa jadi nanti akan lebih dikenal sebagai Rektor Ijazahnya Jokowi ketimbang Rektor UGM yang dalam arti yang sungguh-sungguh.
ErizalDirektur ABC Riset & Consulting
BERITA TERKAIT: