Data dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum-PNS) pada 2016, terdapat 960 ribu orang dari 4,5 juta Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia masih belum memiliki hunian karena banyak faktor. Contohnya adalah kendala finansial dan lokasi hunian yang jauh dari kata strategis.
Alhasil, PT Taspen Persero seÂbagai salah satu tabungan pensiuÂnan menggandeng beberapa inÂstansi seperti PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) dan organisasi Real Estate IndoÂnesia (REI) dalam pembiayaan rumah bagi pensiunan.
Direktur Utama PT Taspen Persero Iqbal Latanro mengaÂtakan, tiap tahun, harga rumah selalu mengalami kenaikan, sementara penghasilan tidak banyak berubah. Untuk itu diperÂlukan skema yang tepat dalam memberikan pembiayaan KPR bagi para peserta pensiunan.
"Saat ini total peserta penÂsiunan Taspen mencapai 6,7 juta. Sekitar 4,2 juta peserta aktif dan sisanya 2,5 peserta pensiunan non aktif. Mereka ini perlu dibantu agar bisa punya rumah," kata Iqbal di acara penandatangan kerja sama penyediaan hunian bagi peserta Taspen di seluruh Indonesia di Jakarta, kemarin.
Iqbal mengatakan, dalam kesepakatan tersebut, peserta Taspen yang dapat mencicil hunian adalah Peserta Taspen yang masih aktif, peserta Taspen yang akan memasuki masa penÂsiun dan yang telah pensiun.
"Kabar bahagia untuk para peserta Taspen adalah, dengan adanya kerja sama ini cicilan dapat dilakukan hingga pada saat mereka telah memasuki masa pensiun, sehingga dapat meringankan beban cicilan peserta tiap bulannya," tutur Iqbal.
Menurut pria asal Makassar ini, perjanjian tersebut meruÂpakan langkah Taspen menduÂkung percepatan perkembangan ekonomi, melalui peningkatkan kesejahteraan peserta Taspen dalam penyediaan hunian.
Dalam perjanjian kerja sama ini, Taspen bertanggung jawab akan informasi dan data peserta yang membutuhkan hunian atau berminat memiliki hunian yang layak. Kemudian, Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) sebagai anak perusahaan Taspen serta BTN menyediakan fasilitas kredit atau pembiayaan kepada peserta untuk membeli hunian dari pihak pengembang anggota REI.
"Kita kasih dua pilihan. Kalau mau bayar uang muka dengan kredit yang panjang, fasilitasnya ada di BTN. Tapi kalau tidak ada uang muka tapi angsuran agak tinggi, itu tersedia di Bank Mantap. Pilihan ini bebas bagi para pensiunan," jelas Iqbal.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BTN Maryono berharap, dari jumlah 6,7 peserta pensiunan Taspen, dapat digarap semua dalam penyediaan KPR bagi pensiunan. Menurutnya, Taspen dan peserta Taspen merupakan mitra strategis bagi BTN untuk meningkatkan penyaluran KPR.
Apalagi dari 6,7 peserta Taspen, ada sebagian yang sudah masuk menjadi nasabah BTN.
"Tak hanya KPR saja, nanti pensiunan sudah sejahtera dan punya rumah, kita fasilitasi peraÂbotan dan lainnya, kita juga bisa berikan pinjaman lainnya. Jadi peserta Taspen tak ada hambatan miliki rumah. Mau umur 25-60 pun bisa beli rumah," tegasnya.
Maryono melanjutkan, melaÂlui kerja sama ini perseroan bisa menambah dana murah maupun fee based income. "Misalnya dengan nasabah 6,7 juta ini rata-rata nasabah menabung Rp 1 juta, kira-kira minimal Rp 670 miliar dengan sekitar dana itulah menambah dana murah dan fee based income," terangnya.
Kerja sama dengan Taspen, lanjut Maryono, membuka peÂluang yang lebih luas untuk produk dan layanan perbankan seperti deposito, cash manageÂment, payroll dan sebagainya.
Dalam PKS tersebut, BTN menyediakan fasiltas pembiÂayaan hunian atau rumah yang dibangun oleh pengembang yang menjadi anggota REI, dalam kondisi rumah jadi atau apartemen jadi, ataupun rumah indent serta apartement indent.
"Calon nasabah BTN yang akan menikmati fasilitas pembiayaan KPR dengan suku bunga kredit yang terjangkau, di antaranya suku bunga kredit 8 persen fixed selama 3 tahun dan suku bunga sebesar 9 persen berlaku fixed selama 5 tahun," tuturnya.
Ketua REI Sulaiman SuÂmawinata menambahkan, seÂbanyak 4 ribu anggota REI siap memberikan hunian bagi peserta pensiunan. REI bersedia menyeÂdiakan lokasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), mulai dari KPR dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahaan (FLPP) hingga ruÂmah seharga Rp 3 miliar.
"REI tersebar di seluruh inÂdonesia, di mana pun kami siap membangunan. Asal ada rekoÂmendasi dari Taspen, kami siap. Tahun ini kita menargetkan 250 ribu rumah bersubsidi dan 200 ribu rumah nonsubsidi bakal terÂbangun termasuk penyediaan bagi pensiunan," pungkasnya. ***
BERITA TERKAIT: