Country Manager RuÂmah123 Ignatius Untung mengatakan, generasi yang berusia 23-37 tahun memiliki gaya hidup tinggi. Dengan beÂgitu keinginan untuk membeli rumah disingkirkan.
"Generasi milenial yang memiliki pendapatan Rp 3 juta sampai Rp 5 juta prioritas 6 bulan ke depan adalah travelÂing, gadget, dan komputer, baru properti," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Untung menjelaskan, genÂerasi milenial dengan pendaÂpatan Rp 5-8 juta per bulan lebih memprioritaskan memÂbeli barang sekunder, sepÂerti gadget, mobil, dan pergi berlibur. Sedangkan yang berpendapatan Rp 8-15 juta mengejar gadget, komputer, baru kemudian properti.
"Kepemilikan rumah meÂmang berkorelasi dengan penghasilan. Penghasilan sanÂgat linier dengan kepemilikan properti," cetus Untung.
Terkait hal ini, Untung mengingatkan, generasi mileÂnial jangan menunda membeli properti. Sebab jika ditunda, mereka harus siap-siap keÂhilangan 4 sampai 8 persen ukuran properti yang bisa dibeli setiap tahunnya.
Menurutnya, tidak ada isÂtilah tidak sanggup memÂbeli properti selama masih memiliki gaji. Apalagi, ada asumsi gaji naik sekitar 10 persen tiap tahun dan setiap tiga tahun sekali ada promosi jabatan yang mendorong gaji naik pula.
Hasil survei lainnya, dalam tiga tahun ke depan, hanya 5 persen generasi milenial yang sanggup membeli rumah. Kenaikan harga rumah jauh lebih besar dibanding pendaÂpatan pertahunnya. Rata-rata kenaikan properti di Indonesia dalam setahun 17 persen, seÂmentara upah hanya 10 persen per tahun.
Saat ini harga rumah beruÂkuran 70 meter persegi di SuÂmarecon Bekasi mencapai Rp 1,2 miliar. Sedangkan ukuran yang sama di Tambun, Bekasi Rp 600 jutaan. Berdasarkan rasio harga rumah berbanding pendapatan per tahun, harga rumah yang sebaiknya dibeli maksimal tiga kali dari pengÂhasilan tahunan.
"Jika diambil contoh rumah seharga Rp 600 juta, maka generasi milenial harus memiÂliki penghasilan per tahun Rp 200 juta atau per bulannya Rp 16 jutaan," katanya. ***
BERITA TERKAIT: