Dalam perombakan direksi, empat nama baru masuk jajaran direksi pengembang perumahan pelat merah tersebut. Selain itu, nomenklatur Perumnas juga mengalami perubahan. Untuk jabatan Direktur Korporasi dan Pertanahan berubah menjadi Direktur Pertanahan dan Hukum. Sedangkan Direktur menjadi Direktur Korporasi dan PengemÂbangan Bisnis.
Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra mengatakan, berdasarÂkan Salinan Keputusan Menteri BUMN selaku wakil PemerÂintah Sebagai Pemilik Modal Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan NaÂsional dengan Nomor: SK-234/ MBU/10/2017 tentang PemberÂhentian, Perubahan NomenklaÂtur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan Pengangkatan Anggota- Anggota Direksi Perusahaan Umum (Perum) Pembangunan Perumahan Nasional.
Menteri BUMN Rini SoeÂmarno memberhentikan dengan hormat M Kamal Kusmantoro sebagai Direktur Produksi; Herry Irwanto sebagai Direktur KorpoÂrasi dan Pertanahan; Muhammad Nawir sebagai Direktur PemasaÂran; serta Hakiki Sudrajat sebagai Direktur Keuangan dan SDM.
"Kami ucapkan terima kasih atas segala sumbangan tenaga dan pikirannya selama meÂmangku jabatan di Perumnas," kata Hambra di Jakarta.
Hambra yang mewakili MenÂteri BUMN Rini Soemarno juga mengangkat Galih Prahananto sebagai Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis; Wahyu Abbas Sudrajat sebagai DirekÂtur Produksi; Eko Yuliantoro sebagai Direktur Keuangan dan SDM; Mukhlis Abbas sebagai Direktur Pertahanan dan HuÂkum; Serta Anna Kunti Pratiwi sebagai Direktur Pemasaran.
Direktur Utama Perumnas Bambang Triwibowo menÂgungkapkan, saat ini Perumnas terus meningkatkan pembanÂgunan hunian. Khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk mensukÂseskan program Sejuta Rumah yang digarap pemerintah.
"Kami juga sedang fokus membangun hunian terinteÂgrasi transportasi dengan konsep
Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Stasiun TanÂjung Barat, Jakarta Selatan dan di Stasiun Pondok Cina, DeÂpok," kata Bambang.
Bambang memastikan hunian terintegrasi tersebut bisa seÂmakin memberikan kemudaÂhan bagi masyarakat memiliki hunian sekaligus mengakses transportasi massal.
"Hunian TOD ini juga diperÂuntukkan bagi MBR dan ada unit yang disubsidi. Lokasinya yang dekat dengan stasiun diharapkan bisa berdampak pada pengurangan penggunaan kendaraan bermotor di Jabodetabek," tegas Bambang.
Biasanya Cari Untung Ketua Housing Urban DevelopÂment (HUD) Institute Zulfi Syarif Koto mengatakan, tugas berat menanti jajaran direksi baru PeÂrumnas. Pasalnya, saat ini program Sejuta Rumah yang digarap peÂmerintah masih jauh dari target.
"Dua bulan jelang pergantian tahun, program Sejuta Rumah baru terbangun 650 ribu unit dari target satu juta rumah terbangun tahun ini. Sebagai BUMN khusus pembangunan rumah bagi MBR, kinerja PeÂrumnas harus digenjot agar target tercapai sampai akhir taÂhun," kata Zulfi kepada Rakyat Merdeka.
Meski begitu, hal ini menurutÂnya tidaklah mudah. Dengan komÂposisi direksi yang baru, Perumnas harus bisa mensinergikan peran antar direktorat di perusahaan untuk meningkatkan percepatan pembangunan rumah MBR.
"Masalahnya, kalau direktur yang baru masuk ini kebanyakan dari BUMN perseroan terbatas (PT) yang biasanya mencari keuntungan. Pola pikirnya berseÂberangan dengan Perumnas yang berupa Perum, di mana bisnisnya menjalankan tugas pemerintah membangun rumah untuk MBR yang bisa dibilang tidak ada keÂuntungannya," kata Zulfi.
Untuk itu, direksi baru bisa menÂgubah mindset agar tak melulu mencari keuntungan dan mestinya menjadi kepanjangan tangan negÂara dalam penyediaan rumah bagi masyarakat kurang mampu. ***
BERITA TERKAIT: