Menurut Muzani, hal ini perlu menjadi bahan evaluasi kebijakan pemerintah ke depan.
“Saya kira itu menjadi bahan evaluasi bagi kebijakan pemerintah untuk menata lingkungan agar bisa lebih baik lagi,” kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 1 Desember 2025.
Meski demikian, Muzani menekankan bahwa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk membahas masalah kebijakan lingkungan secara mendetail. Ia menilai dari foto dan laporan di lapangan, ada indikasi bahwa beberapa kebijakan yang merusak lingkungan berkontribusi terhadap besarnya dampak bencana.
“Saya harap bencana ini bisa menjadi pelajaran sangat penting bagi para pemangku dan pengambil kebijakan di bidang lingkungan agar ini segera ditangani, sehingga untuk jangka waktu ke depan ini bisa menjadi bahan evaluasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, bencana banjir bandang dan longsor yang melanda sebagian besar Pulau Sumatra semakin menunjukkan skala tragedi yang memilukan. Hingga Minggu malam, 30 November 2025, jumlah korban meninggal dunia terus bertambah, menjadikan peristiwa ini salah satu bencana alam terburuk di tahun 2025.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, melaporkan bahwa total warga yang meninggal dunia per Minggu 3 November 2025, telah mencapai 442 jiwa, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang di tiga provinsi terdampak; Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
BERITA TERKAIT: