Menurutnya, keputusan tersebut merupakan respon strategis terhadap krisis kepercayaan publik terhadap lembaga kepolisian.
“Pertama yang saya baca, ini adalah respon strategis terhadap krisis kepercayaan publik terhadap lembaga kepolisian dan juga kepada kepala kepolisiannya,” ujar Ginting di kanal Youtube Anak Bangsa Channel, Kamis, 13 November 2025.
Di sisi lain langkah ini juga menjadi cara Prabowo memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin dengan agenda reformasi kelembagaan.
“Upaya kedua adalah memperkuat figur Prabowo sebagai pemimpin yang membawa agenda reformasi kelembagaan atau institusional,” jelasnya.
Lebih jauh, Ginting menilai pembentukan komite ini juga memiliki makna struktural, yaitu sebagai mekanisme kontrol pemerintah terhadap institusi kepolisian, sekaligus bukti keseriusan negara dalam menata kembali kepercayaan publik.
Namun, di balik itu, Ginting juga membaca adanya dimensi persiapan politis jangka panjang menjelang Pemilu 2029.
“Keempat, tentu saja persiapan politis, baik jangka pendek, menengah, atau panjang untuk memperkuat citra dirinya menjelang pemilihan umum nanti 2029. Itu kalau bicara politik, pasti ada citra politik yang tidak bisa dinafikan,” tuturnya.
Ia menilai, langkah Presiden Prabowo membentuk Komite Percepatan Reformasi Polri adalah manuver politik yang cerdas, karena selain menyentuh aspek reformasi kelembagaan, juga mengatur ulang posisi dan legitimasi kepolisian dalam sistem politik nasional.
Lebih jauh, Ginting juga menyinggung bahwa di balik langkah tersebut tersirat rencana besar Prabowo untuk menempatkan kepolisian di bawah lapisan kementerian.
“Ya, sebenarnya di sini Prabowo ada rencana bahwa polisi harus berada di bawah layer kementerian. Itu pesan yang saya tangkap,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: