Direktur Eksekutif THC, Mohammad Hasan Ansori menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara untuk memperkuat tata kelola sampah laut di kawasan.
“Kerja sama multipihak, khususnya antara Indonesia dan Taiwan, menjadi kebutuhan mendesak untuk mengatasi permasalahan global ini,” kata Ansori.
Sementara itu, Direktur Departemen Pembangunan Internasional OAC Taiwan, Lee Shan Ying, menyoroti peran penting generasi muda dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Menurutnya, budaya memilah sampah sejak dini yang diterapkan di sekolah-sekolah Taiwan telah melahirkan inovasi berbasis komunitas yang berpengaruh besar terhadap kebersihan lingkungan. Ia menilai, kolaborasi antara inovasi komunitas di Taiwan dan semangat daur ulang di Indonesia dapat memperkuat upaya pengelolaan sampah laut di kawasan Indo-Pasifik.
Peneliti Ahli Utama BRIN sekaligus Konsultan THC, Prof. Muhammad Reza Cordova menilai bahwa pengurangan 41,68 persen sampah darat ke laut berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 belum cukup signifikan. Ia merekomendasikan perlunya perubahan sistemik yang menyeluruh, dari hulu hingga hilir, agar pengelolaan sampah laut menjadi lebih efektif.
Dua peneliti internasional, Michikazu Kojima (Jepang) dan Kim Cyrus M. Miranda (Filipina), juga menekankan pentingnya lokalisasi inovasi dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah agar kebijakan lebih sesuai dengan konteks wilayah.
Selain itu, Cheer Chen dan Yu Ting Tseng dari Azure Alliance Taiwan memperkenalkan kapal pemungut sampah tanpa awak yang dapat beroperasi otomatis di badan air, sebagai solusi teknologi dalam mitigasi sampah laut.
BERITA TERKAIT: