Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai kebijakan tersebut membuat produk-produk asal China sulit masuk ke pasar AS. Kondisi itu berpotensi mengalihkan banjir barang China ke negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia.
"Dengan kesulitannya China memasuki market Amerika Serikat kemudian itu berdampak kepada membagirnya juga. Barang-barang produk dari China kemudian masuk ke Indonesia salah satunya ke emerging market dan termasuk Indonesia," kata Andry dalam Economic Outlook Q3 2025 secara virtual pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Namun, di sisi lain, Andry menekankan bahwa Indonesia masih memiliki ruang untuk memperkuat ekspor komoditas non-batubara.
Menurutnya, permintaan global terhadap produk seperti kopi, kakao, dan kelapa terus meningkat dan bisa menopang kinerja perdagangan nasional.
"Ini akan bisa mendorong atau membantu neraca perdagangan kita terutama dari sisi ekspor karena ini demandnya cukup tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andry mengingatkan bahwa faktor eksternal seperti kebijakan tarif AS dan dinamika geopolitik global akan terus mempengaruhi perekonomian nasional, baik melalui jalur ekspor komoditas maupun volatilitas pasar keuangan, khususnya terhadap ekspor batubara dan CPO.
"Pada akhirnya ini akan berdampak juga kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia dan inflasi," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sendiri telah mengenakan tarif resiprokal ke lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia yang terkena tarif 19 persen.
BERITA TERKAIT: