Kartu Nusuk adalah identitas digital yang harus digunakan jemaah haji selama berada di Arab Saudi.
Kartu itu menjadi semacam ‘paspor perhajian’ yang digunakan untuk mengakses lokasi dan layanan perhajian, termasuk di Masjidil Haram serta Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Selly Andriany Gantina merespons positif Kartu Nusuk Digital yang kini dapat diunduh melalui aplikasi Tawakkalna dan Apk Nusuk, baik di google playstore maupun Apple Store.
“Itu merupakan terobosan positif. Namun, perlu digarisbawahi bahwa persoalan terkait Kartu Nusuk masih menjadi perhatian khusus, karena pada kenyataannya tidak semua jemaah yang tiba di Arab Saudi langsung memperoleh kartu tersebut,” kata Selly kepada wartawan, Senin 26 Mei 2025.
Selly menekankan proses penerbitan Kartu Nusuk itu masih sangat bergantung pada responsivitas syarikat, dan tidak semua syarikat cepat dalam menindaklanjuti kebutuhan jemaah. Sehingga, hal ini juga mesti mendapat evaluasi bagi pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
“Kami juga terus mendorong para jemaah untuk bersabar serta aktif berkonsultasi dengan petugas haji, khususnya bidang akomodasi hotel, guna memastikan syarikat segera menyelesaikan proses tersebut,” kata Selly.
Terkait aplikasi Tawakkalna yang kini telah di-upgrade oleh pemerintah Arab Saudi, Selly mengatakan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memiliki peran penting dalam mendampingi jemaah, khususnya lansia, untuk memahami dan menggunakan aplikasi ini.
Oleh karena itu, Selly berharap pendampingan aktif dari petugas sangat diperlukan, terutama dalam menjelaskan fungsi dan cara penggunaan aplikasi ini kepada jemaah lansia yang mungkin memiliki keterbatasan dalam memahami teknologi digital.
“Semoga dengan upaya bersama, jemaah haji kita bisa menjalankan ibadah dengan lancar dan tenang,” tutup Selly.
BERITA TERKAIT: