Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, ketika ditanya awak media soal rencana Pemprov Jawa Barat memberikan pelatihan militer untuk siswa nakal.
Menhan mengatakan, di resimen induk daerah militer sudah ada kurikulum khusus dengan waktu 10 hari, dengan mayoritas materi kedisiplinan. Seperti bangun pagi, membersihkan tempat tidur, ibadah, dan lain sebagainya. Tidak ada latihan fisik seperti prajurit TNI.
“Kemudian sebelum itu biasanya ibadah bersama sesuai agama masing-masing, jadi dia memanfaatkan waktu dengan efektif efisien. Jam 7 mungkin sudah apel, dicek kerapihannya, sepatunya disemir enggak,” kata Sjafrie Sjamsoeddin di Gedung Nusantara II, Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu, 30 April 2025.
Ia tegas membantah anak-anak nakal yang akan dimasukkan ke barak TNI bakal dilatih secara militeristik.
“Jadi jangan terlalu berlebihan ya,” imbuhnya.
Menhan juga menegaskan TNI siap membantu mendisiplinkan anak-anak nakal memiliki sikap dan karakter yang lebih baik.
“Di negara yang maju itu semuanya warga negaranya itu wajib militer, berpikirnya seperti itu saja. Singapura, Korea, semua (ada wajib militer),” tutupnya.
BERITA TERKAIT: