Pengamat Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai kondisi ini sebagai sinyal peringatan bagi ekonomi nasional pada kuartal pertama 2025.
Untuk mengatasi dampak tersebut, Nailul menyarankan pemerintah memberikan insentif guna mendorong konsumsi masyarakat pasca-Lebaran.
"Program seperti diskon tiket transportasi atau stimulus belanja dapat menjadi solusi untuk menjaga daya beli masyarakat," kata Nailul dalam keterangannya, Selasa 1 April 2025.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, tetap optimis bahwa Lebaran secara historis menjadi faktor utama dalam meningkatkan konsumsi rumah tangga.
"Meskipun ada tantangan ekonomi, kita tetap melihat Lebaran sebagai pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menjadi motor utama ekonomi nasional," kata Airlangga.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, memperkirakan total perputaran uang selama Idulfitri 1446 H hanya mencapai Rp137,9 triliun, lebih rendah dibandingkan Rp157,3 triliun pada 2024.
Menurutnya, penurunan tersebut berkaitan dengan berkurangnya jumlah pemudik.
Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan hanya mencapai 146,48 juta orang, atau turun 24 persen dibandingkan 193,6 juta pemudik pada 2024.
BERITA TERKAIT: