Dave menyebut perlunya kolaborasi antara DPR dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta industri pertahanan.
“Dukungan dari Komisi I adalah mendengar, melihat dan juga mempelajari apa yang menjadi kendala untuk mereka bisa memperbaiki ke depannya,” kata Dave dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu, 1 Desember 2024.
Dalam kunjungan itu, Dave menekankan pentingnya implementasi kebijakan pemerintah yang konsisten dalam mendukung industri strategis seperti PTDI.
“Komitmen pemerintah yang sudah disampaikan berkali-kali oleh Presiden, Menteri Pertahanan, Kepala Bappenas, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN adalah untuk terus bisa menyokong produksi dalam negeri. Ini kita yakini ke depan akan terus menjadi lebih baik,” tegas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.
Ia berharap sinergi yang solid antara berbagai kementerian, lembaga, dan mitra industri, termasuk PTDI, dapat menciptakan ekosistem industri pertahanan berdaya saing global.
PTDI sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) strategis memiliki peran penting dalam mendukung kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional. Perusahaan ini telah memproduksi berbagai produk unggulan, seperti pesawat terbang dan helikopter yang dirancang khusus untuk kebutuhan militer dan sipil.
Namun, PTDI masih menghadapi tantangan, termasuk dalam hal pendanaan, teknologi, dan sumber daya manusia. Komisi I berkomitmen untuk memastikan bahwa hambatan tersebut dapat diminimalisir melalui dukungan legislasi, kebijakan, dan alokasi anggaran yang memadai.
Dengan kunjungan ini, Komisi I DPR berharap PTDI dapat terus berkembang menjadi pemain utama dalam industri kedirgantaraan global. Dukungan penuh dari pemerintah, TNI, dan para pemangku kepentingan lainnya diharapkan mampu mendorong kemandirian industri pertahanan nasional.
“Kita optimistis, dengan sinergi yang kuat, masa depan industri dalam negeri, khususnya PTDI, akan semakin cerah,” tandas Dave.
BERITA TERKAIT: