Awalnya Basarah mengurai tentang kerjasama politik antara PKB dengan PDIP pada Juni 2024, untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur. Sebab diperlukan 20 persen untuk ambang batas pencalonan kepala daerah.
Kemudian PDIP mengusung calon sendiri lantaran PKB memilih mendukung paslon lain. Basarah pun menegaskan bahwa Anies Baswedan yang akan diusung PDIP.
Basarah mengatakan, sejumlah pimpinan DPP PDI Perjuangan pernah menyampaikan bahwa Anies dilirik untuk dicalonkan sebagai gubernur DKI Jakarta oleh partai moncong putih itu.
Ini antara lain ditegaskan oleh Ketua DPP PDI Puan Maharani, Sekjen PDIP Hasto Kristyanto, dan petinggi PDIP Eriko Sotarduga.
Bahkan Said Abdullah pernah menyebut PDIP telah mempertimbangkan mantan Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi, untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.
"Pertemuan pasca Putusan MK nomor 60, antara Anies Baswedan dengan saya dan Pak Said Abdullah bahkan telah membicarakan kerja sama ideologis," kata Basarah dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 17 November 2024.
Hal ini, kata Basarah, untuk mencari titik temu antara pandangan kelompok Islam dengan kaum nasionalis Soekarnois yang acapkali sering dibenturkan akibat dampak politik desoekarnoisasi di era Orde Baru.
Dalam pertemuan itu, Anies menyampaikan kesepakatannya untuk menjadi jembatan silaturahmi antara kelompok Islam dengan nasionalis.
“Khususnya para pendukung Anies agar tercipta persaudaraan kebangsaan yang kokoh antara kelompok Islam dan kalangan nasionalis Soekarnois, khususnya dengan PDI Perjuangan," demikian Basarah.
BERITA TERKAIT: