Semula Puan menyampaikan soal pembangunan inklusif dan memberikan ruang kepada perempuan dalam pembangunan bangsa.
"Keikutsertaan perempuan bukanlah sebagai bentuk afirmatif, akan tetapi sebagai bentuk kesadaran kita bersama bahwa peran laki-laki dan perempuan setara kedudukannya dalam membangun bangsa dan negara," tegas Puan dalam pidatonya.
Puan lantas menyinggung soal cara berpikir masyarakat yang cenderung mengutamakan pria dibandingkan wanita.
"Saat ini, masih banyak ditemukan cara pikir yang seperti ini:
The happiness of man is: I will. The happiness of woman is: he wills. Sehingga seolah-olah hanya ada
His-story tidak ada
Her-story," selorohnya.
"Cara pikir dan cara sikap yang seperti inilah yang harus diubah," sambungnya.
Menurut Ketua DPP PDIP ini kesetaraan antara laki-laki dan perempuan bukan didasarkan karena kebencian pada kaum laki-laki.
"Akan tetapi atas kesadaran bahwa harkat dan martabat manusia sama, baik laki-laki maupun perempuan; baik kulit putih maupun kulit hitam; baik rambut lurus maupun rambut keriting; harkat dan martabat manusia adalah sama," ucapnya.
Ketua DPP PDIP itu menambahkan kesetaraan perempuan dan laki-laki tetap mengakui dan menghormati kodrat masing-masing.
"Tidak mungkin atas nama kesetaraan, perempuan menggunakan pakaian laki-laki; dan laki-laki menggunakan pakaian perempuan. Apa jadinya kalau laki-laki yang hadir di sini menggunakan pakaian perempuan? Demi kesetaraan," bebernya.
"Kesetaraan tetap mengakui kodrat yang berbeda antara perempuan dan laki-laki," imbuh dia.
Dia mengatakan perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama untuk maju, sejahtera, berkarya, berprestasi, dan hak yang sama dalam pekerjaan serta jabatan-jabatan publik.
"Ayo perempuan Indonesia, tunjukanlah bahwa kita adalah perempuan-perempuan hebat!" tegas Puan disambut
standing ovation para anggota dewan.
BERITA TERKAIT: